PENDAHULUAN Analisis Kadar Amoniak, Nitrat, Tds Dan Tss Dari Limbah Cair Peternakan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Beternak babi merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh sebagian penduduk di Indonesia. Hal ini dikarenakan dapat memberikan keuntungan yang besar jika dikelolah dengan baik termasuk kotorannya yang dapat dijadikan sebagai pupuk dan sumber bahan bakar yang menjanjikan. Limbah cair kotoran babi dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan pencemaran. Hal ini disebabkan adanya senyawa amonia, nitrat dan Total Dissolved solid TDS dan Total Suspended Solid TSS. . Munculnya amonia dalam kotoran merupakan hasil dari sisa proses pencernaan protein yang tidak sempurna. Sisa protein yang banyak tersebut akan menyebabkan banyak unsur Nitrogen N di dalam kotoran yang selanjutnya sisa protein itu akan diubah menjadi amonia NH 3 atau amonium NH 4 + . Amonia dalam konsentrasi yang kecil akan menimbulkan bau yang tidak sedap, namun dalam konsentrasi yang besar dapat berdampak pada masalah pernapasan, iritasi, serta dapat menyebabkan kematian. Adanya Siklus Nitrogen nitrifikasi akan menyebabkan amonia teroksidasi menjadi nitrit oleh Bakteri Nitrosomonas yang kemudian teroksidasi menjadi nitrat oleh Bakteri Nitrobacter yang berlangsung secara anaerob. Nitrat yang terbentuk ini merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman alga di perairan sehingga dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang selanjutnya dapat memacu pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Hal ini dapat mengurangi dan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam perairan. Nitrat yang terdapat dalam perairan dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk di dalamnya. Kandungan nitrat yang banyak juga dapat menyebabkan depresi, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kematian. Universitas Sumatera Utara TDS dan TSS dalam campuran kotoran dan air seni babi tersebut disebabkan adanya kandungan bahan organik beserta hasil penguraiannya, mineral, dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Dalam konsentrasi yang tinggi, keadaan ini dapat menyebabkan kekeruhan pada warna air serta mengeluarkan bau amis dan bau busuk. Tentu saja hal ini dapat mengganggu makhluk hidup disekitarnya. Minimnya pengetahuan dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan membuat para peternak langsung membuang kotorannya ke parit atau ke sungai. Namun tanpa disadari hal ini dapat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap makhluk hidup yang berada disekitarnya.. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menganalisa kadar amonia, nitrat, TDS, dan TSS pada sampel kotoran babi.

1.2 Permasalahan

Kandungan amonia, nitrat, TDS dan TSS dalam konsentrasi besar yang terdapat dalam limbah cair kotoran Babi akan menyebabkan pencemaran jika dibuang menuju badan- badan air.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada analisa kadar Amoniak, Nitrat, TDS, TSS dari limbah cair kotoran Babi dalam selang waktu pengambilan selama 5 hari berturut-turut.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kadar Amoniak, Nitrat, TDS dan TSS yang terkandung dalam limbah cair kotoran Babi sebelum dan sesudah kolam Universitas Sumatera Utara pengendapan dan untuk mengetahui berapa kadar ammonia, nitrat, TDS dan TSS yang dikeluarkan oleh ternak babi per ekor pada setiap harinya

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi yang berguna sehingga dapat diketahui seberapa besar luas kolam penampungan limbah cair yang akan dibuat sesuai dengan jumlah ternak sehingga zat-zat pencemar masih berada di bawah baku standar yang ditetapkan.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-USU Medan.

1.7 Metodologi Percobaan

1. Penelitian ini merupakan eksperimen Laboratorium 2. Sampel limbah cair kotoran Babi diambil dengan variasi waktu pengambilan selama 5 hari berturut-turut 3. Sampel diambil di kawasan perumahan Pasar Merah 4. Penentuan nilai TDS dan TSS dilakukan dengan metode Gravimetri 5. Penentuan kadar Amoniak dilakukan dengan metode Nessler 6. Penentuan kadar Nitrat dilakukan secara Spektrofotometri secara Brusin sulfat Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA