BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Feses Babi
Dalam peternakan tradisional, binatang seperti babi hidup dalam kelompok yang kecil
disbanding saat mereka dalam industri peternakan memiliki ruang untuk bergerak kemana-mana, dan kotoran mereka tidak akan menjadi masalah lingkungan, sebaliknya
kotorannya dapat dipakai pupuk yang sangat berharga dan sumber bahan bakar.
Tetapi ketika hewan ternak dipelihara dalam jumlah yang besar, kotoran tersebut dapat menimbulkan masalah lingkungan dan sulit untuk dibuang dalam jumlah yang
sangat besar. Banyak unsur seperti nitrogen, fosfor dalam makanan hewan yang dikeluarkan dan menjadi polutan yang potensial.
Dalam industri peternakan babi, campuran air kencing dan kotorannya disimpan dalam tangki besar atau lagoon kolam penampungan dan dibuang kedaratan dimana hal
tersbut dapat menyebabkan polusi air dan tanah. Sebanyak 30 dari jumlah total nitrogen dalam campuran air kencing dan kotoran lepas ke lingkungan sebagai gas amonia.
Tingkat amonia yang tinggi dalam air dekat tempat makan hewan berkaitan dengan resiko keguguran kandungan pada wanita.
Salah satu efek campuran kencing dan kotran hewan pada lingkungan adalah Eutrofikasi perkembangbiakan alga karena terlalu banyak zat makanan yang dapat
mempengaruhi sungai dan saluran lainnya. Kadangkala menyebabkan pertumbuhan alga beracun dan kematian ikan. Banyak sekali kolam penampungan kotoran babi yang
dibanjiri saat badai Floyd melanda Carolina Utara tahun 1999 yang menyebabkan kematian ikan dalam jumlah yang besar dengan biaya pembersihan jutaan dollar.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas air dekat industri peternakan atau tempat makan ternak menjadi persoalan dari penduduk setempat, pekerja peternakan meliputi bau tidak sedap sampai emisi yang
berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa penduduk dekat peternakan babi melaporkan lebih banyak mengalami ketegangan, kelelahan, kebingungan dan gejala fisik seperti
mual dan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Embankment, Albert. 1989
2.2 Amonia
Amonia merupakan hasil tambahan penguraian pembusukan protein tanaman atau hewan atau kotorannya. Jadi jika ada ammonia dalam air, ada kemungkinan kotoran
hewan masuk. Juga dapat terbentuk jika urea dan asam uric dalam air urin mengurai. Pupuk buatan juga mengandung amonia dan senyawanya. Sastrawijaya, A. T. 2002
Amonia merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih -33,5 C.
cairannya mempunyai panas penguapan sebesar 1,37 kJ g
-1
pada titik didihnya. Secara fisik cairan NH
3
Bila dirasakan, rasa NH mirip dengan air dimana bergabung sangat kuat melalui ikatan hidrogen.
Cotton, 1989
3
kurang enak sehingga kadar NH
3
harus rendah. Pada air minum kadarnya harus nol, dan pada air sungai kadarnya harus dibawah 0,5 mgL syarat
mutu air di Indonesia. Amonia tersebut dapat dihilangkan sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam hipoklorik atau kaporit, hingga menjadi kloramin yang tidak
berbahaya atau sampai menjadi N
2
. Alaerts, G. 1984
2.2.1 Metode Penentuan Amonia
Nitrogen amonia dapat ditentukan dengan atau tanpa didahului oleh suatu pengolahan pendahuluan destilasi. Bila destilasi tidak dilakukan maka amonia langsung
ditentukan dengan analisis Nesller atau melalui titrasi. Destilasi tidak dilakukan bila sampel cukup jernih yaitu tidak melebihi batas kadar kekeruhan 10 NTU dan batas kadar
warna 5 mg Pt-CoL. Keadaan ini terdapat pada air PDAM, air sungai jernih, air sumur jernih dan effluent sistem pengolahan air buangan yang jernih. Destilasi perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pada sampel air buangan penduduk, air buangan industri, air sungai yang keruh dan air yang mengadung warna.
Pada proses destilasi, hasil yang mengandung amonia ditampung dalam larutan absorben asam borat. Kadar nitrogen kemudian ditentukan dengan metode Nessler atau
melalui titrasi dengan standar asam sulfat dan penambahan indikator campuran. Pemilihan metode berdasarkan perkiraan amonia dalam sampel. Bila perkiraan kadar
amonia dalam sampel antara 1 sampai 25 mgL maka digunakan titrasi dengan standar asam sulfat, bila kadar amonia antara 0,05 sampai 5 mgL dapat ditentukan dengan
menggunakan metode Nessler. Kadar amonia 5mgL dapat juga ditentukan dengan metode Nessler dengan pengenceran.
Metode Nessler terdiri dari suatu analisa kimiawi dengan menggunakan alat spektrofotometer. Reagen Nessler [K
2
HgI
4
] akan bereaksi dengan NH
3
Reaksi yang menghasilkan larutan berwarna kuning-cokelat yang mengikuti hukum Beer-Lambert. Intensitas warna yang terjadi berbanding lurus dengan konsentrasi
NH dalam larutan
yang bersifat basa.
3
Endapan cokelat yang dihasilkan atau pewarnaan cokelat atau kuning dihasilkan sesuai dengan jumlah ammonia atau ion ammonia yang terdapat. Endapan tersebut
adalah merkurium amidoiodida basa: yang terdang pat dalam sampel, yang kemudian ditentukan secara spektrofotometri.
Alaerts. G. 1984
NH
4 +
+ 2[HgI4]
2-
+ 4OH
-
→ HgO.HgNH
2
I ↓ + 7I
-
+ 3H
2
Rumus endapan cokelat ditulis sebagai 3HgO.HgNH O
3 2
I
2
oleh Britton dan Wilson tahun 1933 dan sebagai NH
2
.Hg
2
I
3
oleh Nicholas dan Willits tahun 1934. Bassett, J. 1994
2.2.2 Gangguan dalam analisis Nessler
Gangguan dalam analisis amonia secara Nessler adalah kekeruhan dan warna. Pada analisis Nessler tanpa destilasi sampel jernih harus ditambahkan larutan basa dan
ZnSO
4
untuk mencegah gangguan ion Ca, Mg, Fe, dan Sn yang dapat menimbulkan kekeruhan. Dengan penambahan larutan basa dan ZnSO
4
, ion-ion tersebut akan mengendap. Larutan sampel akan bebas gangguan setelah pengendapan 15 sampai 30
Universitas Sumatera Utara
menit. Kemudian penambahan EDTA membantu agar sisa ion-ion Ca, Mg dan Fe dalam larutan tidak ikut mengendap. Dengan destilasi sampel gangguan warna dan kekeruhan
akan hilang, sedang kation yang dapat menimbulkan kekeruhan diendapkan dengan pH
tinggi. Alaerts, G. 1984
2.3 Nitrat
Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrogen sangat mudah larut dalam air dan
bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat
adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi anaerob. Oksidasi amonia menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi
nitrit menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemoterafik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari proses kimiawi.
Nitrat dan amonium adalah sumber utama nitrogen di perairan. Kadar nitrat–nitrogen pada perairan alami hamper tidak pernah lebih dari 0,1 mgL. Kadar nitrat lebih dari 5
mgL menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Kadar nitrat-nitrogen yang lebih dari 0,2 mgL dapat
menyebabkan terjadinya eutrofikasi pengayaan perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Kadar nitrat dalam air tanah dapat
mencapai 100 mgL. Air hujan memiliki kadar nitrat sekitar 0,2 mgL. Kadar nitrat untuk keperluan air minum sebaiknya tidak melebihi 10 mgL. Effendi, H. , 2003
2.3.1 Metode Penentuan Nitrat
Analisa nitrat cukup sulit karena rumit dan peka terhadap berbagai jenis gangguan.
Namun ada beberapa cara analisa yang tersedia antara lain:
- Analisa spektrofotometris pada panjang gelombang 230 nm sinar ultra ungu yang
cocok sebagai analisa penduga bagi air tanpa zat organis dengan kadar NO
3
-N antara 0,1 sampai 11 mgL.
Universitas Sumatera Utara
- Analisa dengan elektroda khusus dan pH meter yang cocok sebagai analisa
penduga baik air berisi maupun air buangan dengan skala kadar NO
3
- Analisa dengan brusin sulfat untuk air dengan kadar 0,1 sampai 2 mg NO
-N antara 0,2 sampai 1400 mgL.
3
- Analisa dengan asam kromotropik untuk air dengan kadar 0,1 sampai 5 mg NO
-N
3
- Analisa dengan reduksi menurut devarda untuk air dengan kadar NO
- N.
3
2.4 TSS Total Suspended Solid
-N lebih dari
2 mgL. Alaert, G. T ,1984
Total suspended atau padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi
terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat dan lain lain. Misalnya air permukaan
mengandung tanah liat dalam bentuk tersuspensi. Air buangan selain mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah yang
bervariasi, juga sering mengandung bahan-bahan yang bersifat koloid, seperti protein. Air buangan industri makanan mengandung padatan tersuspensi yang relatif tinggi. Padatan
terendap dan padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga dapat mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis.
Pengukuran langsung padatan tersuspensi TSS sering memakan waktu cukup lama. TSS adalah jumlah bobot bahan yang tersuspensi dalam volume air tertentu, yang biasanya
dinyatakan dalam mgL atau ppm. Partikel tersuspensi akan menyebarkan cahaya yang dating, sehingga menurunkan
intensitas cahaya yang disebarkan. Padatan tersuspensi dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton, zooplankton, sisa tanaman dan limbah industri. Sunu, P., 2001
2.5 TDS Total Dissolved Solid