PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS, DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS, DAN KERJASAMA SISWA
YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA
POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI

Oleh:
Mhd.Syahrianda
NIM 4103331032
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


i

ii

RIWAYAT HIDUP

Mhd.Syahrianda dilahirkan di Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten
Batubara pada tanggal 19 Oktober 1992. Ibu bernama Lilis Sri Dewi dan ayah
bernama Saipul Anwar, merupakan anak Kedua dari Dua bersaudara. Penulis
memulai pendidikannya pada tahun 1996 di TK Mitra Inalum Tanjung Gading
dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang SD di SD Negeri 016396 Tanjung Gading dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Sei Suka dan
lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melajutkan sekolah ke SMA
Swata Mitra Inalum Tanjung Gading dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur
SLMPTN. Penulis pernah menjadi asisten laboratorium praktikum kimia umum I
dan praktikum kimia umum II. Punulis juga pernah menjadi asisten laboratorium
untuk praktikum kimia lanjutan yaitu praktikum kimia organik II.


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah


1

1.2 Ruang Lingkup

4

1.3 Rumusan Masalah

4

1.4 Batasan Masalah

5

1.5 Tujuan Penelitian

6

1.6 Manfaat Penelitian


6

1.7 Definisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis

9

2.1.1 Hakikat Belajar

9

2.1.3 Hakikat Belajar Kimia

9


2.1.4 Hasil Belajar

10

2.1.5 Kemampuan Berpikir Kritis

12

2.1.6 Sikap Kerjasama

17

2.1.7 Model Pembelajaran

19

2.1.8 Model Pembelajaran Problem Based Learning

19


2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif

23

2.1.10 Deskripsi Tentang Materi Stoikiometri

27

vii

2.2 Kerangka Berpikir

42

2.3 Hipotesis Penelitian

44

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


47

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

47

3.3 Variabel Penelitian

47

3.4 Instrumen Penelitian

48

3.4.1 Instrumen Tes

48

3.4.2 Instrumen Non-tes


53

3.5 Rancangan Penelitian

55

3.6 Teknik Pengumpulan Data

55

3.7 Teknik Analisis Datta

59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian

63


4.1.1. Analisis data instrumen penelitian

63

4.1.2. Deskripsi data hasil penelitian

68

4.1.3. Analisis data hasil penelitian

76

4.1.3.2. uji normalitas

77

4.1.3.3. uji homogenitas

79


4.1.3.4. uji hipotesis

81

4.2. Pembahasan

83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

98

5.2. Saran

98

DAFTAR PUSTAKA

100

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Pengubahan Satuan Jumlah Mol

Halaman
39

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

58

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

69

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Berpikir Kritis Setiap Pertemuan

71

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis

72

Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kerjasama Setiap Pertemuan

74

Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama

75

Gambar 4.6 Deskriptif Nilai Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir ktis dan

90

Kerjasama Siswa

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus

Halaman
104

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran

107

Lampiran 3. Analisis Masalah Kelas Eksperimen I Pertemuan I

159

Lampiran 4. Analisis Masalah Kelas Eksperimen I Pertemuan II

164

Lampiran 5. Analisis Masalah Kelas Eksperimen I Pertemuan III

177

Lampiran 6. Analisis Masalah Kelas Eksperimen I Pertemuan IV

180

Lampiran 7. Tugas Diskusi Kelompok Kelas Eksperimen II

186

Lampiran 8. Kunci Jawaban Tugas Diskusi Kelompok Kelas Eksperimen II

192

Lampiran 9. Surat Keterangan Validitas Isi

199

Lampiran 10. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes

202

Lampiran 11. Lembar Penilaian Validitas Isi Instrumen Non-Tes

219

Lampiran 12. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kualitatif

221

Lampiran 13. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kualitatif

237

Lampiran 14. Instrumen Tes Sesudah Analisis Kualitatif

238

Lampiran 15. Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap

244

Lampiran 16. Lembar Observasi Penilaian Sikap

245

Lampiran 17. Perrhitungan Validitas Isi Instrumen Tes

246

Lampiran 18. Tabel Validitas Isi Instrumen Tes

248

Lampiran 19. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

249

Lampiran 20. Tabel Tingkat Kesukaran Tes

250

Lampiran 21. Perhitungan Daya Beda Tes

251

Lampiran 22. Tabel Daya Beda Tes

253

Lampiran 23. Perhitungan Distraktor

254

Lampiran 24. Tabel Distraktor

255

Lampiran 25. Perhitungan Reliabilitas

257

Lampiran 26. Tabel Reliabilitas

258

Lampiran 27. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Tes

259

Lampiran 28. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Non-Tes

260

xii

Lampiran 29. Tabel Validitas Isi Instrumen Non-tes

261

Lampiran 30. Kisi-Kisi Instrumen Tes Susah Analisis Kuantitatif

262

Lampiran 31. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif

274

Lampiran 32. Instrumen Tes Sesudah Analisis Kuantitatif

275

Lampiran 33. Tabulasi Data Nilai Pretes dan Postes Siswa

280

Lampiran 34. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

281

Lampiran 35. Uji Normalitas Data Hasil Belajar

283

Lampiran 36. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

287

Lampiran 37. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I

289

Lampiran 38. Data Nilai Observasi Sikap Siswa

291

Lampiran 39. Tabulasi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

299

Lampiran 40. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

300

Lampiran 41. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

301

Lampiran 42. Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis

303

Lampiran 43. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II

305

Lampiran 44. Tabulasi Nilai Sikap Kerjasama Siswa

307

Lampiran 45. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

308

Lampiran 46. Uji Normalitas Data Kerjasama Siswa

309

Lampiran 47. Uji Homogenitas Data Kerjasama Siswa

311

Lampiran 48. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah III

313

Lampiran 49. Rekapitulasi Deskriptif hasil Belajar, Berpikir Kritis,

315

dan Kerjasama Siswa
Lampiran 50. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment

319

Lampiran 51. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

320

Lampiran 52. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f

321

Lampiran 53. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)

322

Lampiran 54 Jadwal Penelitian

323

Lampiran 55. Dokumentasi Penelitian

324

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan khususnya dalam pembelajaran di
sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan
pengalaman peneliti pada saat PPLT tahun 2013 di SMA Negeri 1 Sei Suka,
masih banyak guru khususnya bidang studi kimia yang mengajar dengan metode
ceramah sehingga proses pembelajaran cenderung teacher centered. Pembelajaran
dikelas diarahkan kepada kemampuan anak menghafal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
memahami informasi yang diingatnya untuk dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini yang menyebabkan proses pembelajaran berlangsung secara
monoton karena guru dianggap sebagai titik sentral dari proses belajar mengajar.
Penelitian Siregar (2008) menemukan masih banyak guru kimia dalam
kegiatan pembelajaran hanya dengan memberikan uraian, latihan menjawab soal
dan dilanjutkan dengan pemberian pekerjaan rumah. Berdasarkan uraian tersebut,
proses pembelajaran belum mampu memunculkan kemampuan berpikir kritis dan
sikap kerjasama siswa.
Pada umumnya para guru masih belum bisa mengartikan makna kerjasama
yang sebenarnya, terutama bila dikaitkan dengan aplikasinya dalam pembelajaran.
Menurut Kartomo (2012) kebanyakan para guru merasa bahwa dengan telah
membentuk siswa dalam kelompok-kelompok belajar sudah melaksanakan
pembelajaran kerjasama. Kenyataannya kelompok kerjasama yang dibentuk oleh
guru masih belum

sesuai jika dibandingkan karakteristik suatu kelompok

kerjasama menurut Jhonson dan Jhonson dalam Slavin (2005) yaitu terlihat dari
adanya lima komponen yang melekat pada program kerjasama tersebut: (1)
adanya saling ketergantungan yang positif diantara individu-individu dalam
kelompok tersebut untuk mencapai tujuan, (2) adanya interaksi tatap muka yang
dapat meningkatkan sukses satu sama lain diantara anggota kelompok, (3) adanya
akuntabilitas dan tanggungjawab personal individu, (4) adanya keterampilan

1

2

komunikasi interpersonal dan kelompok kecil, dan (5) adanya keterampilan
bekerja dalam kelompok.
Persamaan reaksi kimia, hukum dasar kimia, massa atom relatif dan massa
molekul relatif serta konsep mol adalah materi yang paling mendasar dalam
pokok bahasan stoikiometri dan menjadi prasyarat untuk mempelajari materimateri kimia berikutnya, terutama materi kimia yang melibatkan perhitungan
kimia seperti konsep-konsep dalam kinetika reaksi kimia, reaksi kesetimbangan,
kimia larutan, termokimia dan lain-lain. Menurut Tiastara (2010), bahasan materi
kimia yang sarat dengan konsep dan perhitungan sering menjadi kendala siswa
malas untuk mengikuti pembelajaran kimia. Materi ini sebenarnya tidak akan
menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika model pembelajaran yang
digunakan oleh guru sesuai dengan karakteristik dari materi tersebut.
Hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan hasil yang belum maksimal
karena setiap selesai melaksanakan ujian masih ada siswa yang harus mengikuti
remedial. Gambaran ketidakberhasilan siswa tersebut dapat dilihat dari rata-rata
nilai ujian formatif siswa. Hasil observasi awal yang dilakukan wawancara kepada
guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 Sei Suka, pada tanggal 10 Februari
2014 diperoleh data hasil ujian formatif yang menunjukkan nilai siswa masih
dibawah dari KKM bidang studi kimia sekolah tersebut yakni 65,00 sehingga
siswa harus mengikuti remedial untuk memeperbaiki nilainya.
Pemerintah

telah

berusaha

memperbaiki

kurikulum

dengan

dikeluarkannya PP 32 Tahun 2013 berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan dalam penguatan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik jika dihubungkan dengan proses pembelajaran
mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki, kooperatif, kritis, terjadi
pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya, serta
menutun siswa untuk mencari tahu bukan diberitahu. Siswa berperan aktif tidak
hanya dari segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam
kegiatan mengamati,

menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran.

3

Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kurikulum 2013 sesuai
dengan pendekatan saitifik adalah: (1) discovery learning; (2) problem based
learning; dan (3) project based learning (Devisi PLPG-PSG Rayon 102 Unimed,
2013).
Sebagai upaya yang dapat dilakukan guru dalam rangka meningkatkan
hasil belajar siswa, kemampuan berpikir kritis, dan sikap kerjasama adalah perlu
dikembangkan suatu model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran problem based learning. Menurut Arends (1997), model
pembelajaran berbasis masalah sangat berguna untuk mengembangkan cara
berpikir seseorang ke tingkat yang lebih tinggi atau berpikir kritis dalam situasi
pembelajaran yang berorientasi pada masalah dan mengembangkan sikap
kerjasama siswa dalam situasi pemecahan masalah bersama kelompok belajar
secara kooperatif.
Belajar secara kooperatif juga diadopsi oleh model pembelajaran
kooperatif tipe student teams achievement division. Menurut Slavin (2005) model
pembelajaran kooperatif yang paling sedehana adalah model student teams
achivement divison. Gagasan utama student teams achievement division adalah
untuk memotivasi siswa supaya aktif, dapat saling mendukung dan saling
membantu diantara anggota-anggota kelompok untuk memahami konsep-konsep
kimia serta memecahkan masalah kimia dengan kelompok belajarnya. Untuk
menciptakan agar siswa berpikir kritis adalah dengan menyediakan kondisi
dimana siswa dapat berdiskusi untuk bersama-sama menggambarkan penyelesaian
dari

suatu

masalah.

Kondisi

tersebut

membuat

siswa

merasa

bebas

mengemukakan idenya, kemudian siswa juga harus mendengarkan ide-ide dari
siswa lain (Marcut, 2005).
Beberapa penelitian dengan menggunakan model problem based learning
telah dilakukan dan dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada
menggunakan cara konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrah
(2013) telah membuktikan pembelajaran berbasis masalah dengan media MS
Frontpage mendapatkan nilai rata-rata gain sebesar 0,75 sedangkan siswa yang

4

dibelajarkan dengan metode ceramah dengan media Charta mendapatkan nilai
rata-rata gain 0,63. Penelitian Saifudin (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model problem based learning pada materi kesetimbangan
kimia memiliki efektifitas belajar sebesar 86,49%. Hal ini sejalan dengan
penelitian Batubara (2013), rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas
eksperimen I sebesar 51,781% dan peningkatan hasil belajar siswa kelas
eksperimen II sebesar 39,966%. Dengan demikian, hasil belajar siswa yang
diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis masalah dengan media peta
konsep lebih besar dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis masalah
tanpa media peta konsep.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengajukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan Kerjasama Siswa yang
Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dan Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division pada Pokok
Bahasan Stoikiometri”.

1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar kimia siswa
aspek kognitif dan afektif yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning dan kooperatif tipe student teams achivement division
pada pokok bahasan stoikiometri.

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah
dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student teams achivement division pada pokok bahasan
stoikiometri?

5

2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning
dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe student teams achivement division
pada pokok bahasan stoikiometri?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan sikap
kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student teams achivement division pada pokok bahasan
stoikiometri?

1.4. Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini,
serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X peminatan bidang IPA semester
genap SMA Negeri 1 Sei Suka T.P 2013/2014.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran problem based learning untuk kelas eksperimen I dan model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achivement division untuk
kelas eksperimen II.
3. Materi pokok pada pokok bahasan stoikiometri yang dibahas dalam
penelitian ini dibatasi pada materi persamaan reaksi kimia, hukum-hukum
dasar ilmu kimia, massa atom relatif (Ar) dan massa molekul atom relatif
(Mr), dan konsep mol yaitu; massa molar, volume molar, rumus empiris,
rumus molekul dan kadar zat.
4. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu
kognitif dan afektif. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom
C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis) dan ranah
afektif dalam penelitian ini dilihat dari kemampuan berpikir kritis dan
sikap kerjasama siswa dalam kelompok belajarnya.

6

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student teams achivement division pada pokok bahasan
stoikiometri.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning
dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe student teams achivement division
pada pokok bahasan stoikiometri.
3. Untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning
dengan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achivement division pada
pokok bahasan stoikiometri.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti/ mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya
sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan model pembelajaran problem based learning dalam
mengajarkan pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan
persamaan reaksi kimia, hukum dasar kimia, dan konsep mol.
3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.

7

4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Sei Suka.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Benjamin, S.
Bloom dalam Tambunan, M.M (2010) mengklasifikasikan hasil belajar dalam
tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective
domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Ranah kognitif
meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge)
dengan tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1), Comprehension
(Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis (Analisis/C4), Syntesis
(Sintesis/C5), dan Evaluation (Evaluasi). Dalam penelitian ini hasil belajar
yang diamati mencakup dua aspek yaitu ranah kognitif yang terdiri dari C1
sampai dengan C4, dan ranah afektif mencakup aspek kemampuan berpikir
kritis dan sikap kerjasama siswa dalam kelompok belajar.
2. Menurut Surya (2013) berpikir krtis adalah sebuah proses aktif yang meliputi
cara berpikir teratur atau sistematis untuk memahami informasi lebih
mendalam, sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang
didapat atau pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukkan keinginan
atau motivasi untuk mpenemukan jawaban dan mencapai pemahaman. Dalam
penelitian ini kemampuan berpikir kritis siswa diukur melalui lembar observasi
penilaian sikap.

8

3. Anonim dalam Desputra (2013) mendefinisikan kerjasama adalah tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain. Dalam penelitian ini sikap kerjasama siswa diukur melalui lembar
observasi penilaian sikap.
4. Menurut Sudarman (2009) model pembelajaran problem based learning adalah
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah
dirancang untuk merangsang tingkat berpikir tinggi dalam situasi berorientasi
masalah. Pada intinya pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada siswa. Masalah
tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa. Dalam
menganalisis

dan

memecahkan

masalah

siswa

secara

berkelompok

mendiskusikan masalah, kemudian hasil diskusi tersebut dipresentasikan di
depan kelas.
5. Model pembelajaran kooperatif

tipe student teams achivement division

merupakan salah satu variasi model pembelajaran kooperatif yang sederhana.
Pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan
jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.. Tujuan
pembelajaran kooperatif tipe student teams achivement division adalah untuk
memotivasi siswa supaya aktif dan saling bekerjasama yaitu membantu satu
sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru (Trianto, 2011).
6. Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang berarti unsur
(element) dan metron yang berarti pengukuran (measure). Jadi stoikiometri
menunjuk pada hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk dalam reaksi.
Stoikiometri juga dapat dikatakan sebagai hitungan ilmu kimia (Chang, 2004).

98

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achivement Division pada pokok bahasan stoikiometri.
2. Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan
kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division pada
pokok bahasan stoikiometri.
3. Ada

perbedaan

sikap

kerjasama

siswa

yang

yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan sikap
kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achivement Division pada pokok bahasan
stoikiometri.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1.

Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kemampuan berpikir kritis
dan kerjasama, hendaknya para guru dapat menggunakan model
pembelajaran problem based learning sebagai model alternatif, karena
model pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa,

98

99

2.

Untuk mencapai kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa
secara mendalam pada pembelajaran kimia, implementasi model
pembelajaran problem based learning disarankan memilih masalahmasalah yang nyata, aktual dan bersifat ill-structured yang dikemas dalam
bentuk LKS. Selain itu juga dalam pembentukan kelompok diskusi
diusahakan agar anggota kelompok bervariasi sehingga interaksi sosial
yang terjadi antar siswa menjadi lebih baik,

3.

Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti
motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabelvariabel afektif lainnya.

4.

Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi
kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan
memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

100

DAFTAR PUSTAKA
Achmad,A.,(2007),
Memahami
Berpikir
Kritis.
http://researchengines.com/1007arief.html (diakses 28 Januari 2014)
Anwar, B., (2009), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Kimia Untuk
SMA/MA, Yrama Widya, Bandung
Ardana,I.KK, dkk., (2013), Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Model PEmbelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah Biologi SMA,
e-journal Volume 3., http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/543 (diakses
tanggal 10 Juni 2014)
Arends, R.I.,(1997), Classroom Instructional and Management, New York, Mc
Graw Hill Book companies, Inc.
Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta
Apriono, Djoko. (2011). “ Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif” Prospektus. XI, (2). 2012.
Batubara, R., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) dengan Media Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Laju
Reaksi, Skripsi, Unimed, Medan
Desputra, E.R., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Dan Sikap Kerjasamma Serta
Toleransi Pada Pembelajaran Kooperatif Dengan Menggunakan Media
dan Tanpa Media Di SMA., Tesis, Unimed, Medan
Devisi PLPG Rayon 102, (2013), Buku Kurikulum 2013, Medan, Unimed Press
Dahar, R.W., (1988), Teori-teori Belajar, Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK,
Jakarta.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga, Jakarta.
Fitrah, A., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Media MS Frontpage Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa
SMA Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit., tesis, Unimed,
Medan

101

Haryadi,A., (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan
Media Web Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan
Zat Aditif Pada Makanan Di SMP., tesis, Unimed
Isjoni., (2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani., (2011), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Isna., (2011), Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Melalui Bahan Ajar Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Man 2 Model Medan Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012,
http://digilib.unimed.ac.id/ -22486.html
Jahro, S.I., dan Gunawan, A., (2010), Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Metode Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) Dengan
Pendekatan Cooperative Learning Tipe STAD,Jurnal Pendidikan Kimia 2
Kartomo, Andhika.I., (2012), Upaya Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar
Matematika Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Berbantuan LKS Siswa kelas V Semester II Di SD Negeri
CondirotoTahun2011/2012,http://repository.library.uksw.edu/bitstream
(Diakses tanggal 09 Februari 2014).
Norman, (2005), Cooperative Learning, PT. Grafindo, Jakarta .
Marcut, I., (2005), Critical Thinking-applied to the methodology of teaching
mathematics.http://depmath.ulbsibiu.ro/educamath/em/vol1nr1/marcut/m
arcut.pdf. (diakses 07 maret 2014).
Petrucci, Ralph H., (1987), Kimia Dasar (Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat jilid 1, Erlangga, Jakarta
Purba, M. (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Rohmah, S., (2011), Penerapan Pendekatan Problem Solving Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Terhadap Konsop Mol dalam
Stoikiometri.,http://repository.library.uinsyah.edu/ (Diakses tanggal 09
Februari 2014).
Rosenberg, Jerome L., (1996), Teori dan Soal-soal Kimia Dasar Edisi Keenam,
Erlangga, Jakarta
Saifudin, A., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
(Penelitian
Tindakan
Kelas
di
MAN
12
Jakarta).,
,http://repository.library.uinsyah.edu/ (Diakses tanggal 09 Februari
2014).

102

Sanjaya, W., (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Simamora, E.Nora., (2011), Pembelajaran Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matetmatis Siswa Sekolah Menengah
Pertama, Tesis, Unimed
Siregar, S., (2011), Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa
Media, Bandung
Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan MEmecahkan
MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2
Sudarmo,U, ( 2013), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta, Erlangga
Sudjana., (2002), Metoda Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction ( TWSD)
Bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi, UPI, Bandung
Suminar, E.P.W., (2011), Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan
Problem Based Learning dan Cooperative Learning Tipe STAD Ditinjau
dari Gaya Belajar Siswa., http://eprints.uns.ac.id/8773(diakses tanggal
09 Juli 2014)
Suparno,

P.,

(2001),

Teori

Perkembangan

Kognitif

Jean

Piaget,

YogyakartKanisius.
Surya, H., (2013), Cara Belajar Orang Genius, PT Elex Medis Komputindo,
Jakarta
Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan.
Tiastra, I M, (2010), Pembelajaran Kontekstual Melalui Pembuatan Tahu sebagai
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di kelas XII IPA SMAN 1
Kubu Tahun Pelajaran 2007/2008. Jurnal Pendidikan Sastracarya. Vol.1
No.2 September 2010.

103

Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Utami, B., dkk., (2009), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wena, Meda., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi
Aksara, Jakarta.
WJ, Poerwadarminto, (1985), Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai
Pustaka, Jakarta
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, GP.Preaa
Group, Jakarta.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA MATERI STOIKIOMETRI.

0 2 25

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA NEGERI 1 DELITUA.

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT.

1 11 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI

0 5 20

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Teams Achivement Division (STAD) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA

0 4 218