PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE
THINK-PAIR-SHARE ( TPS ) DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Oleh :
Daratul Abidah
NIM 409131014
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) dengan Menggunakan Media Handout Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak
Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Dra. Ani Sutiani, M.Si, Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan
Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saransaran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Wesley Hutabarat, M.Sc, selaku
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Setia Budi Abadi

perbaungan yang telah memberikan izin penelitian, serta Bapak dan Ibu Guru di
SMA Setia Budi Abadi Perbaungan yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayah, Ibu, dan adik-adik
tercinta (M. Hasan Ridha, M. Teguh, Raisa Garbi, dan Ahmad Iqbal) serta sanak
keluarga yang sudah berdoa dan memberi dorongan dan dana kepada saya dalam
menyelesaikan studi di Unimed. Dan juga kepada segenap keluarga besar
mahasiswa jurusan kimia.
Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
para sahabat yang selalu mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini

v

kepada anggota genk Madagaskar (Dinda, Parni, Ana, Sari, Fitri, dan Lya ) terima
kasih untuk dukungan dan motivasinya, dan seluruh sahabat Pendidikan Kimia B
2009, Dik A ‟09, ekstensi „09 serta semua teman-teman yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dan bantuan serta menjadi
keluarga selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Pebruari 2014

Penulis,

Daratul Abidah
NIM. 409131014

iii

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Daratul Abidah (409131014)


ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model konvensional pada pokok bahasan sistem periodik unsur. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Setia Budi Abadi Perbaungan
Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel secara random sampling maka
diperoleh dua kelas yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas
eksperimen 1 diberi pengajaran model TPS dan kelas eksperimen 2 diberi
pengajaran konvensional. Sebelum dilakukan perlakuan yang berbeda kepada
kedua kelas sampel diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
1 adalah 38,4 + 7,01 dan setelah diberikan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share diperoleh hasil belajar siswa
sebesar 87,17 + 6,32. Sedangkan untuk siswa kelas eksperimen 2 sebelum
dilakukan perlakuan diperoleh hasil belajar siswa sebesar 43,90 + 7,68 dan setelah
diberikan pembelajaran konvensional (ceramah) diperoleh rata-rata hasil belajar
kimia siswa sebesar 82,33 + 6,87. Hasil pengujian hipotesis diperoleh harga t hitung
> ttabel yaitu 3,14 > 1,697 dengan taraf signifikasi 5% (α = 0,05) atau dengan taraf
kepercayaan 95% sehingga Ha diterima yang berarti hasil belajar kimia siswa

antara yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada
materi pokok Sistem Periodik Unsur. Dari hasil perhitungan gain antara post-tes
dan pre-tes kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh besarnya gain
pada kelas eksperimen 1 adalah 86% dan pada kelas eksperimen 2 adalah 75%.

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii

iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Identifikasi Masalah
1.3.Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian
1.6.Manfaat Penelitian
1.7.Definisi Operasional

1
6
6
6
7

7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1.Pengertian Belajar
2.1.2.Hasil Belajar
2.1.3.Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.2.Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.3.Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
2.1.3.5. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
2.1.4.Pembelajaran Konvensional
2.1.4.1. Kelebihan Model Pembelajaran Konvensional
2.1.4.2. Keterbatasan Model Pembelajaran Konvensional
2.1.5.Media Pendidikan
2.1.5.1. Pengertian Media
2.1.5.2.Media Handout
2.1.6.Sistem Periodik Unsur

2.1.6.1 Perkembangan Sistem Periodik Unsur
2.1.6.2. Periode dan Golongan
2.1.6.3. Hubungan Konfigurasi Elektron terhadap Sistem Periodik
2.1.6.4.Sifat Periodik Unsur
2.2. Kerangka Konseptual

10
10
11
12
14
14
15
16
18
21
21
23
25
25

26
29
30
35
36
37
40

vi

vii

2.3.Hipotesis Penelitian

42

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.Variabel Penelitian

3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7.Teknik Analisis Data
3.7.1.Uji Normalitas Data
3.7.2.Uji Homogenitas
3.7.3.Uji Hipotesis
3.7.4.Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar

43
43
43
43
46
48
50
50
51
52
52


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Validitas Tes
4.1.2. Reliabilitas Tes
4.1.3. Tingkat Kesukaran
4.1.4. Daya Beda Tes
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pretes dan Postes
4.2.2. Uji Normalitas Data
4.2.3. Uji Homogenitas
4.2.4.Uji Hipotesis
4.2.5.Peningkatan Hasil Belajar (gain)
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

53
53
53
53
53
54
54
54
55
56
57
58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

60
60

DAFTAR PUSTAKA

61

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

16

Tabel 2.2.

Perbandingan Sifat Unsur Logam dan Nonlogam

30

Tabel 2.3.

Contoh Pengelompokan Unsur Menurut Dobereiner

31

Tabel 2.4.

Daftar Oktaf Newlands

32

Tabel 2.5.

Tabel Periodik Unsur Modern

35

Tabel 2.6.

Contoh Konfigurasi Elektron Satu Periode

37

Tabel 3.1.

Rancangan Penelitian

47

Tabel 4.1.

Rata-rata dan Standar Deviasi pada Kelas Eksperimen I
dan Kelas Eksperimen II

54

Tabel 4.2.

Uji Normalitas Data Pretes dan Postes

55

Tabel 4.3.

Uji Homogenitas Data

56

Tabel 4.5.

Peningkatan Hasil Belajar

57

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.

Diagram Alir

48

Gambar 4.1.

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kimia

57

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Silabus Kimia SPU

64

Lampiran 2

RPP

67

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

78

Lampiran 4

Instrumen Penelitian

83

Lampiran 5

Kunci dan Pembahasan Instrumen Tes

91

Lampiran 6

Kisi-kisi Soal Setelah Validasi

96

Lampiran 7

Soal Yang Telah Divalidasi

98

Lampiran 8

Tabel Validitas Instrumen Tes

102

Lampiran 9

Tabel Reliabilitas Instrumen Tes

103

Lampiran 10 Tabel Tingkat Kesukaran Butir Tes

104

Lampiran 11 Tabel Daya Pembeda Butir Tes

105

Lampiran 12 Perhitungan Validitas Tes

106

Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Tes

108

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

109

Lampiran 15 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes

110

Lampiran 16 Tabulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen I
dan Kelas Eksperimen II

111

Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Penelitian Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

113

Lampiran 18 Uji Normalitas Data

115

Lampiran 19 Uji Homogenitas Data

119

Lampiran 20 Perhitungan Uji Hipotesis

121

Lampiran 21 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar

122

x

xi

Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data
Gain (G) Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

126

Lampiran 23 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment

127

Lampiran 24 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

128

Lampiran 25 Tabel Nilai Distribusi-t

129

Lampiran 26 Tabel Distribusi F

130

Lampiran 27 Media Handout Sistem periodik Unsur

131

Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian

136

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
memegang

peranan

penting

serta

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

perkembangan dan kemajuan teknologi. Namun disisi lain pembelajaran kimia
termasuk salah satu bidang yang dianggap kurang menarik dan sukar untuk
dipahami siswa dan mahasiswa demikian menurut (Wismen, 1981). Hal ini
berkaitan dengan karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang sarat dengan konsep,
dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak
(Rumansyah,

2003

dikutip

dari

http://

www.depdiknas.go.id/jurnal/42/

rumansyah, html )
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
membangun pendidikan nasional. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola
baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal itu bisa tercapai bila manusia dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk
meningkatkan pendidikannya, sehingga dapat mengikuti perubahan dalam
perkembangan IPTEK.
Perkembangan

IPTEK

menghasilkan

kemajuan

teknologi

yang

mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan bangsa
Indonesia. Namun sistem pendidikan yang dimiliki belum mampu mengikuti dan
mengendalikan kemajuan teknologi tersebut sehingga dunia pendidikan masih
jarang menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan aktif.
Kualitas sumber daya manusia yang rendah tidak lepas dari rendahnya
kualitas pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia dianggap belum mampu
menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dan mampu mengimbangi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dituturkan oleh
(Buchari, 2000) bahwa: “Secara umum dunia pendidikan saat ini cukup
memprihatinkan sekalipun sudah banyak sekali kemajuan yang telah kita capai,

1

2

tetapi dalam pandangan dunia bagi sistem pendidikan kita kurang mampu
mengikuti tuntutan yang muncul dari proses modernisasi.
Rendahnya kualitas pendidikan dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa. Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kemampuan, kesiapan, sikap, minat,
dan intelegensi. Faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah guru, prasarana,
dan lingkungan.
Rendahnya hasil belajar juga diakibatkan oleh strategi pembelajaran yang
kurang menarik dan terkesan sulit, sehingga siswa sudah merasa jenuh sebelum
mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan masalah kualitas dan kemampuan guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya ilmu pengetahuan alam. Siswa
merasa bahwa pelajaran ilmu pengetahuan alam sangat membosankan dan sangat
sulit, walaupun pada dasarnya ilmu pengetahuan alam sangat menarik. Dimana di
dalamnya dipelajari gejala atau fenomena-fenomena alam yang terjadi dan
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Namun kenyataan yang banyak ditemui di lapangan bahwa banyak siswa
tidak menyukai mata pelajaran kimia di SMA/MA. Mereka menganggap kimia
sulit dipahami dan sering menjadi momok tersendiri bagi pelajar. Ketidaktahuan
peserta didik mengenai kegunaan kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan
penyebab kebosanan dan ketidaktertarikan mereka. Hal ini karena pelajaran kimia
kaya akan konsep dan bersifat abstrak. Untuk mengaplikasikan teori dalam
perhitungan juga sering ditemukan adanya kelemahan siswa dalam hal
perhitungan.
Dalam proses pembelajaran juga sering ditemui adanya dominasi guru
yang

menyebabkan

siswa

lebih

pasif,

sedangkan

untuk

mempelajari

meningkatkan prestasi belajar kimia siswa tidak hanya cukup dengan
pembelajaran melalui hapalan, latihan soal yang bersifat mekanistik, rutin rutin
serta pelajaran yang hanya berpusat pada guru saja, tetapi tingkat kognitif siswa
yang berbeda-beda juga merupakan suatu kendala guru mengoptimalkan
pembelajaran di dalam kelas (Dimyati, 2002).

3

Menurut observasi dan pengamatan peneliti pada saat PPL (Program
Pengalaman Lapangan) di SMA Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan, siswa
cenderung kurang bersemangat pada saat guru memberikan pelajaran kimia. Hal
ini terlihat dari sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan
soal-soal kimia. Banyak siswa menyatakan bahwa pelajaran kimia merupakan
pelajaran yang sulit karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan
mengarah kepada rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan matematika,
ditambah kurangnya kerjasama di antara siswa untuk mempelajari kimia sehingga
mengakibatkan menurunnya gairah belajar siswa.
SMA Setia Budi Abadi Perbaungan merupakan salah satu sekolah yang
dalam proses pembelajarannya masih menerapkan model pembelajaran yang
kurang bervariasi sehingga siswa kurang berkreasi mengungkapkan ide atau
gagasannya saat belajar. Itu dapat terlihat dari kegiatan siswa sewaktu belajar
mengajar berlangsung kebanyakan dimanfaatkan untuk mendengar, melihat,
mencatat dan mengerjakan tugas sehingga siswa kurang berminat dan hasil
belajarpun tidak optimal.
Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru juga ikut memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar dan guru juga
harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan
proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa, agar siswa berminat dan
semangat belajar serta mau terlibat dalam proses belajar mengajar, sehingga
pengajaran tersebut menjadi efektif (Slameto, 2003).
Sistem periodik unsur merupakan salah satu pokok bahasan mata
pelajaran kimia di kelas X, yang sangat menarik untuk dipelajari. Metode yang
sering digunakan guru dalam pengajaran materi ini adalah metode ceramahtanpa
menggunakan alat bantu pengajaran. Akibatnya, guru sulit mempertahankan
konsentrasi siswa, dan siswa menjadi pasif serta proses pembelajaran terkesan
monoton dan tidak menarik. Sebagai konsekuensinya, siswa cenderung
menghapal pelajaran daripada secara aktif mencari untuk membangun
pemahaman mereka sendiri, hal ini menyebabkan materi pelajaran sistem periodik
unsur sulit dipertahankan dalam ingatan siswa. (Sunarno,2008)

4

Peneliti dapat mengambil suatu pemikiran bahwa, salah satu kelemahan
proses pembelajaran guru adalah kurang adanya variasi model pembelajaran yang
melibatkan siswa. Perlu digunakan suatu upaya yang harus dilakukan guru untuk
menggunakan model pembelajaran yang menarik, agar siswa tidak menganggap
pelajaran kimia hanya terfokus pada penyelesaian soal dan dengan menggunakan
rumus.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses
belajar mengajar kimia adalah model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Thinkpair-Share) karena model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran
secara kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama. Suasana belajar dengan
bekerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah pelajaran yang ada untuk
menuntaskan materi belajar dan hasil belajarnya diharapkan akan lebih baik.
Menurut hasil penelitian Wisnu Sunarto, dkk., (2008) hasil belajar siswa
yang diberi pembelajaran dengan metode Think-Pair-Share secara signifikan
lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan metode ekspositori.
Aulia (2010) menyatakan bahwa pembelajaran model TPS lebih dapat diterima
siswa dengan baik dibandingkan pembelajaran STAD. Swideri (2011)
menemukan bahwa, rata-rata nilai hasil belajar siswa yang belajar dengan strategi
TPS lebih tinggi 29,03% dibanding dengan siswa yang belajar dengan strategi
STAD, dan lebih tinggi 67,41% dibanding konvensional. Selanjutnya Evi
Christina Sinaga (2012) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media peta pikiran
pada pembelajara kooperatif tipe think-pair-share dibandingkan dengan hasil
belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan media peta pikiran pada
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
Penelitian mengenai model pembelajaran tipe Think-Pair-Share ini juga
sudah pernah dilakukan oleh Simanjuntak (2008) hasil penelitiannya menyatakan
bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tetapi masih mengalami
kelemahan-kelamahan seperti sulitnya mengorganisasi kelompok karena siswa
belum terbiasa dengan kerja kelompok, keterbatasan waktu dalam pelaksanaan

5

penelitian, dan kurangnya kerjasama antara peneliti dengan guru mata pelajaran
kimia.
Selain menggunakan metode TPS seperti yang telah dipaparkan di atas,
diperlukan tugas guru untuk mengemas pelajaran menjadi lebih menarik dan
mudah dimengerti. Termasuk dalam pelajaran kimia, yaitu menggunakan media
berupa media cetak yaitu media handout. Media handout adalah bahan tertulis
yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat
lembaran. Media handout termasuk media cetakan yang meliputi bahan-bahan
yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya di
ambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan / kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Dimana media handout tersebut dapat digunakan sebagai pengganti catatan
siswa sehingga dapat menghemat waktu siswa dalam mencatat. (http://chaichairil.blogspot.com/)
Penelitian dengan menggunakan media handout telah dilakukan oleh
beberapa peneliti seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Gultom (2006)
yang menggunakan media handout pada pokok bahasan sistem koloid. Dimana
pemanfaatan media ini sangat positif terhadap hasil belajar siswa sebesar 71,06 %.
Penelitian ini dilakukan oleh Ronal (2003), yang menggunakan media handout
mengalami peningkatan sebesar 38,62 %. Selain itu penelitian dengan
menggunakan media handout juga dilakukan oleh Suparyadi (2003), mengalami
peningkatan hasil belajar sebesar 53,24 %.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penelitian
ini adalah dengan cara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok diskusi dan untuk
membimbing siswa, sehingga pengawasan terhadap siswa lebih terarah sewaktu
bekerja dalam kelompok, serta memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

6

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Model
Kooperatif Tipe Think - Pair - Share (TPS) dengan Menggunakan Media
Handout terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang diidentifikasi adalah:
1. Kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar kimia.
2. Kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia.
3. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi / monoton
4. Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar

1.3. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta Setia
Budi Abadi Perbaungan
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair-Share yang diterapkan di kelas eksperimen
1 dan model pembelajaran konvensional pada kelas eksperimen 2.
3. Hasil belajar siswa diperoleh secara individu di mulai dari nilai pretes
dan postest.
4. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Sistem periodik unsur di SMA
Swasta Setia Budi Abadi Perbaungan.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:

7

Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah : Mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi guru kimia tentang keefektifan model pembelajaran
Think-Pair-Share pada sub materi pokok Sistem Periodik Unsur
2. Sebagai masukan bagi calon guru dan guru-guru kimia dalam usaha
pengelolaan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar kimia.
3. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar dan mutu pendidikan.
4. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar lebih termotivasi untuk
meningkatkan kemampuan secara kreatif.
5. Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon
guru agar dapat diterapkan nantinya.

1.7. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share adalah suatu
strategi pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu orang satu sama
lain. Langkah-langkah dalam Think-Pair-share sebagai berikut:
Tahap-1: Thinking (berfikir)

8

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau
isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap-2: Pairing
Guru

meminta

siswa

berpasangan

dengan

siswa

lain

untuk

mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama.
Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah
diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus
telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk
berpasangan.
Tahap-3: Share
Pada tahap ini, guru meminta kepada beberapa pasangan untuk berbagi
dengan seluruh kelas tentang apa yang telah didiskusikan. Ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan
dilanjutkan sampai seperempat pasangan telah mendapat kesempatan
untuk melaporkan pekerjaannya (Ibrahim, 2006).
Pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk bekerja sama dalam
menemukan

penyelesaian

mengkoordinasikan

mereka

dari
agar

suatu
saling

masalah,

dan

berinteraksi.

guru
Dalam

pembelajaran siswa juga mempelajari keterampilan berkomunikasi agar
tidak mengalami kesulitan dalam memberikan gagasannya.
2. Media handout adalah materi ajar kimia yang bentuknya bahan tertulis
yang bentuknya seperti modul-modul mini, dan telah disiapkan oleh
seorang guru yang memuat uraian materi, dan soal-soal latihan berupa
pertanyaan dan uraian (mengisi tempat-tempat yang dikosongkan setiap
pernyataan yang belum lengkap dan dibuat dalam bentuk soal) yang

9

dibagikan kepada setiap siswa sebelum proses pembelajaran dimulai
(Soelistia, 2001)

3. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan
oleh

guru.

Pada

umumnya

pembelajaran

konvensional

adalah

pembelajaran yang lebih terpusat pada guru.
4. Hasil belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Tinggi rendahnya skor belajar menunjukkan
tinggi rendahnya hasil belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah
peningkatan nilai dari pretest ke postest.
5. Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur adalah salah satu materi pelajaran kimia yang
dipelajari di SMA kelas X semester I. Materi ini secara umum membahas
tentang

perkembangan

SPU,

periode

dan

golongan,

hubungan

konfigurasi elektron terhadap SPU, dan sifat-sifat SPU. Pokok bahasan
ini berisi pengetahuan yang mencakup konsep-konsep dan fakta. Pada
penelitian ini, akan dilihat ada tidaknya pengaruh model pembelajaran
TPS yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
SPU.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab ke-IV, maka
ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan menggunakan media
handout lebih tinggi 11% dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
2. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS
dengan media handout berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar
kimia siswa kelas X SMA Setia Budi Abadi Perbaungan.

5.2. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang mampu
melibatkan siswa secara aktif sehingga hasil belajar kimia dapat tercapai
secara optimal khususnya pada pokok bahasan sistem periodik unsur.

2. Bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share

hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur

waktu dengan baik supaya fase – fase dalam model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dapat berjalan dengan baik.

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Bumi
Aksara, Jakarta.
Arsyad, M. A., (2008), Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Aulia, F. Silvi., (2010), Perbandingan Model Pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dengan TPS (Think Pair Share) dalam
Materi Zat Adiktif, dan Psikotropika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
15 Malang
Semester
Genap Tahun
Ajaran 2009/2010.,
Skripsi,FMIPA,Universitas Negeri Malang, Malang.
Buchari, A., (2008), Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Alfabeta, Bandung
Dimyati & Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Bandung.
Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
-------., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed. FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, D., (2008), Kurikulum & Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Universitas Surabaya, Surabaya.
------., M., dkk, (2001), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya.
Isjoni, (2007), Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta,
Bandung.
Lie, A., (2003), Cooperatif Learning, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
-------., (2004), Cooperatif Learning, Mempraktikkan Cooperatif Learning Di
Ruang-ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Majid, Abdul., (2007), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung, Rosda.

61

62

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat
Remaja Rosdakarya, Bandung.

Satuan

Pendidikan.

PT

Mursini., (2007), Pengembangan Bahan Ajar Sastra, FBS Unimed, Medan.
Nur. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Unesa University Press: Surabaya
Nurhadi, dan Senduk, A. 2003. Pembelajaran (Contextual Teaching and
Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri
Malang, Malang.
-------., (2004), Kurikulum 2004, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Petrucci, R.H., (1985), Kimia Dasar Prinsip & Terapan Modern, Edisi keempat
Jilid 3, Erlangga : Jakarta.
Purba, Michael, (2006), Kimia SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Raymond, C., (2008), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Edisi 3, Erlangga:
Jakarta.
Roijakkers., (2003), Mengajar dengan Sukses Petunjuk untuk Merencanakan dan
Menyampaikan Pengajaran, PT Gramedia, Jakarta.
Ronal, Desputra., (2003), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan Menggunakan Media Handout pada Pokok Bahasan
Struktur Atom. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Rumansyah,
(2003),
Jurnal
Pendidikan
www.depdiknas.go.id/jurnal/42/rumansyah,html

http://

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses
Pendidik, Kencana, Jakarta.
Silitonga, PM., (2010), Statistik, FMIPA Unimed, Medan.
-------., (2012), Metode Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan,
Medan.
Sinaga, E. C. (2012), Pengaruh penggunaan Media Peta Pikiran Pada
Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Think Pair Share terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di Kelas X T.A
2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Soelistra, (2001), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

63

Sudjana, Nana., (2002), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
-------,. (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung
Sugiyono, (2006), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sunarno, (2008), Isu-isu Terkini Guru dalam pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, http://www.Sunarnonipstaff.ugm.ac.id (diakses Juli
2013)
Suparyadi, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Media Handout terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom di Kelas XI
Semester 1 SMAN 8 Medan, Skripsi. FMIPA, Unimed, Medan.
Syah, M., (2003), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Usman, Muhammad. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.
Winkel. 1994. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

Link terkait:
http://masimamgun.blogspot.com/2010/06/metode-kooperatif-model-thinkpair.html/2012/02/18)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif/2012/03/15
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-think-pair-andshare-frank-lyman-1985/ 2012/03/15)
http://www.ica-sae.org/trainer/Indonesia/p16
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/sifat-sifat-periodik-unsur.htm

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

3 15 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DIDUKUNG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 3 18

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA

0 0 12

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 8 Surakarta

0 0 57

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

0 0 17