penelitian atau lebih, dan masing-masing orang menyumbangkan keahliannya dalam berbagai aspek penelitian.
3. Kolaborasi penyelia supervisor asisten. Kolaborasi jenis ini
merupakan karya sama antara peneliti dengan asistennya. Dalam penelitian yang dilakukan di laboratorium, adakalanya peneliti urtama
berkolaborasi dengan asisten laboratorium atau teknisi laboratorium.
4. Kolaborasi Peneliti-konsultan. Kolaborasi semacan ini biasanya
dilakukan dalam skala besar. Untuk penelitian perorangan atau oleh satu tim, peneliti dapat bekerjasama dengan konsultan atau lembaga
konsultan, khususnya dalam hal pengumpulan data serta pengolahan dan analisis data.
5. Kolaborasi antar lembaga. Ilmuwan dan teknisi dari lembaga yang
berbeda bekerjasama dalam melakukan penelitian yang berguna untuk masing-masing lembaga tersebut.
6. Kolaborasi Internasional. Kolaborasi yang menyangkut beberapa
negara atau kerjasama penelitian antar ilmuwanpeneliti dari beberapa negara. Kolaborasi internasional lebih cenderung mengacu tepat jika
dilihat pada lokasi penelitian, sehingga ada kolaborasi lokal, regional, nasional dan internasional. Elita,2008:3
Dari uraian diatas pada dasarnya kolaborasi dapat dilakukan dalam berbagai aspek, antar orang,lembaga,ataupun negara yang berbeda sesuai dengan
tujuannya masing-masing.
2.2.6 Masalah dalam Kolaborasi
Dalam setiap hal yang dikerjakan tidak semuanya berjalan dengan baik se suai dengan yang diharapkan, demikian pula dalam berkolaborasi akan muncul
permasalahan sebagai berikut:
1. Kehilangan kepercayaan diantara para ilmuwan dalam struktur kerjasama yang besar. Kepercayaan ilmiah didasarkan pada keyakinan dalam
kemampuan dan upaya kolaborator seperti halnya pada hubungan antar-pribadi diantara mereka.
2. Kurangnya motivasi untuk beberapa ilmuwan yang bekerja di struktur kolaboratif besar. Selain itu, biaya kolaborasi ilmiah meningkat karena sistem
penghargaan dalam karya ilmiah.
Selain itu dalam www.slideshare.net
dikemukakan bahwa tantangan dalam kolaborasi ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Jarak masih masalah walaupun teknologi canggih tersedia.
Lembaga yang terlibat kurang terkooordinasi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Sulit untuk membangun dan memelihara kepercayaan saat
kolaborator terpisah satu sama lain. 3.
Sistem insentif yang dirancang buruk dapat menghambat kolaborasi dan mencegah adopsi teknologi kolaborasi baru.
Jadi dapat disimpulkan dalam berkolaborasi diperlukan saling komunikasi dan pengertian diantara pihak-pihak yang terlibat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
Metode penelitian memegang peranan penting dalam rangka memberikan dasar pemikiran pengambilan keputusan dalam suatu penelitian. Menurut
Arikunto 2002:136 ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Azwar1998:7 ”penelitian deskriptif melakukan analisis
hanya sampai pada taraf deskripsi,yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Sedangkan menurut Suratmo 2002:16 ”metode dokumentasi adalah penelitian didasarkan pada data deskripsi dari suatu status,keadaan, sikap,
hubungan, atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian.”
3.2 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh artikel ilmiah yang dimuat dalam The International Journal of Geomechanics yang terbit dari tahun
2006-2010. Jurnal tersebut dapat diakses melalui situs www. asce.org Tabel 1 Unit Analisis untuk The International Journal Of Geomechanics
No Uraian
Jumlah artikel 1.
Tahun 2006, volume 6, Issue 1-6 50
2. Tahun 2007, volume 7, Issue 1-6
49 3.
Tahun 2008, volume 8, Issue 1-6 40
4 Tahun 2009, volume 9, Issue 1-6
31 5
Tahun 2010, volume 10, Issue 1-6 28
Total 198
Universitas Sumatera Utara