12
melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu
arti penting dari analisis laporan keuangan
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
.
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan
financial statement analysis adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data - data yang berkaitan
untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis Wild, 2005:3.
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba
rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya setahun. Wild, et al. 2005:16 mengatakan bahwa
analisis keuangan financial analysis merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan
untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
13
Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Dunia 2008:303 adalah sebagai berikut :
”Analisis Laporan Keuangan adalah meneliti hubungan yamg ada diantara unsur-unsur dalam laporan keuangan dan membandingkan
unsur-unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur- unsur sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta
menjelaskan sebab perubahannya. Analisis laporan keuangan financial statement analysis dilakukan agar informasi yang ada
dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih bermakna bagi keperluan dari pemakai laporan untuk membuat keputusan-
keputusan ekonomi”.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa hasil analisis laporan keuangan dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
serta memprediksi dan menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja perusahaan bagi para pengguna laporan keuangan.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 Revisi 2009 dijelaskan tujuan penulisan laporan keuangan sebagai berikut :
”Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut proses keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Tujuan Laporan Keuangan dikelompokkan menjadi tujuan
khusus,tujuan umum, serta tujuan kualitatif dan menempatkan dibawahnya sejumlah batasan-batasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diikhtisarkan
sebagai berikut :
14
1. Tujuan khusus Laporan Keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum,
posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
2. Tujuan umum Laporan Keuangan adalah : a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perusahaan agar dapat menilai kekuatan dan kelemahannya, dapat menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, serta
dapat meniali kemampuan memenuhi kewajiban. b. Memberikan informasi yang dapt dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto aktiva dikurangi kewajiban perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba.
3. Tujuan kualitatif Laporan Keuangan adalah : a. Dapat dimengerti understandability
Kualitas informasi yang menyebabkan para pemakai memahami artinya, sehingga dapat mengambil keputusan
yang relevan dari informasi yang diperolehnya. Bermanfaat atau tidaknya suatu informasi akuntansi tergantung pada
penilaian pemakainya. b. Dapat dipercaya reliable
Suatu kualitas informasi yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil membantu pemakai untuk membuat
15
prediksi mengenai hasil kejadian di masa yang lalu, kini, dan yang akan datang, atau yang mengkonfirmasikan atau
mengkoreksi pengharapan yang sebelumnya. c. Dapat diperbandingkan comparability
Informasi akkuntansi akan lebih bermanfaat bila dapat dibandingkan dengan informasi sejenis dari perusahaaan
lain, dan dapat juga lebih bermanfaat bila dapat dibandingkan dengan informasi yang serupa dalam
perusahaan yang sama tetapi pada periode yang berbeda. d. Dapat diuji kebenarannya veriviability
Kemampuan untuk menjamin bahwa suatu informasi yang dihasilkan mengandung kebenaran.
e. Netral neutrality Tidak adanya unsur bias dalam penyajian informasi
keuangan yang sengaja dihasilkan untuk mendapatkan suatu hasil yang telah diperhitungkan sebelumnya dan
harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi
16
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu.
2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan Terdapat tiga metode analisis pada pelaksanaan laporan keuangan,
sebagai berikut : a. Analisis Horizontal
Merupakan analisis persentase kenaikan atau penurunan dari pos-pos yang sama dalam laporan keuangan komparatif . Analisis
ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos laporan keuangan dengan pos yang sama dari laporan keuangan tahun
sebelumnya. b. Analisis Vertikal
Analisis vertikal ini, pos-pos dalam laporan keuangan dibandingkan dengan pos lainnya dari laporan keuangan tersebut.
Untuk pos neraca digunakan total aktiva atau total kewajiban, dan ekuitas sebagai angka perbandingannya. Sedangkan untuk pos-pos
laporan laba rugi digunakan sebagai angka dasar yaitu penjualan bersih.
c. Analisis Rasio Analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode
analisis rasio, dibagi atas empat kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas atau leverage, rasio profitabilitas.
17
Pada umumnya analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas
perusahaan. Penggolongan rasio keuangan berdasarkan tujuannya adalah : 1. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan yang ditunjukkan
oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebiajksanaan dan keputusan-keputusan yang diambil manajemen perusahaan, seperti profit margin, return on investment
ROI, return on total assets, return on equity ROE. 2. Rasio Aktivitas perputaran Activity Ratio
Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Rasio ini
membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran
piutang dan perputaran aktiva tetap, serta perputaran total aktiva. 3. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio
Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai
dengan hutang. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil pada saat
18
perekonomian sedang menurun, tetapi memiliki tingkat return yang rendah pada saat perekonomian tinggi. Sebaliknya, perusahaan
dengan rasio solvabilitas tinggi menghadapi risiko kerugian yang besar tetapi kesempatan mendapat keuntungan juga tinggi. Oleh
karena itu, kesimpulannya adalah bagaimana menyeimbangkan pengembalian yang diharapkan tinggi dengan meningkatnya risiko.
4. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar gaji, membayar
biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, membayar bahan baku dan lain sebagainya yang membutuhkan pembayaran
segera atau telah jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terbagi dalam dua bentuk rasio yang sangat
umum digunakan, yaitu rasio lancar current ratio yang menghitung berapa besar kemampuan perusahaan dalam
membayar hutnang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki, dan rasio sangat lancar quick ratio acid test ratio yang menghitung
berapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
19
2.3 Kinerja Keuangan
2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana
perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu. Menurut Rudianto 2006:311, definisi Penilaian Kinerja adalah :
”Pengukuran kinerja adalah penentuan atau penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian karyawan
dan organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang
penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan
aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam ukuran dan
didasarkan pada data laporan keuangan perusahaan. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat
untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. Jenis evaluasi bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisa.
Di dalam proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, salah satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk
dapat melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di bidang keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi
keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang dilakukan
20
perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam
perusahaan.
2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara
keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan. c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan
untuk masa yang akan datang. d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan
organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
21
2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir 2000:31 adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta
kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis
keuangan.
22
2.3.4 Alat Ukur Kinerja
Dalam menganalisis suatu laporan keuangan diperlukan penelaahan hubungan-hubungan dan trend dalam menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja keuangan
perusahaan terdapat beberapa alat ukur atau teknik yang biasa digunakan oleh perusahaan, berikut ini akan dibahas alat untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan, yaitu :
a. Analisis perbandingan laporan keuangan Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan suatu
metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan data
absolute, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam persentase, perbandingan yang dinyatakan
dalam rasio dan persentase total. Dengan analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan atau hubungan-hubungan yang
terjadi terhadap yang terjadi terhadap pos-pos transaksi pada laporan keuangan.
b. Analisis Trend Merupakan suatu teknik analisis yang melihat
kecenderungan perkembangan perusahaan selama periode tertentu yang sudah berlangsung maupun yang akan datang. Analisa trend
23
ini bermanfaat untuk menilai situasi perusahaan yang telah lalu serta dapat memprediksi trend perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan garis trend yang sudah terjadi. Dengan menunjukkan suatu pos dari laporan keuangan
mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat atau tetap. Jadi, trend yang dimaksud adalah menunjukkan
hubungan antara masing-masing pos dalam suatu tahun dengan tahun dasarnya.
c. Analisis Du Pont Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh
Donaldson Brown kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont memperkenlakan suatu metode analisis
keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama
analisis Du Pont. Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu
analisis rasio keuangan. Termasuk salah satu alat untuk mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan komposisi laporan
keuangan di mana pos-pos laporan keuangan diurai secara mendetail.
Menurut Sawir 2005:26, memberikan definisi mengenai Analisis Du Pont sebagai berikut :
24
“Analisis Du Pont adalah analisis yang menggabungkan rasio-rasio aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan
untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva
yang dimiliki perusahaan”.
Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott 2005:88 memberikan definisi sebagai berikut :
”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat
pengembalian ekuitas” Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba
penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva return on assets ROA atau sering disebut juga ingkat pengembalian
investasi return on investment ROI. Return on assets ROA merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Metode analisis Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian
terhadap tingkat pengembalian investasi ROI. Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang
ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan return on investment ROI.
25
Dengan menggunakan Metode Du Pont akan dapat dilihat return on investment ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara
keuntungan dari komponen-komponen penjualan serta efisiensi penggunaan total aktiva di dalam menghasilkan keuntungan tersebut.
Cara penghitungan tingkat pengembalian investasi atau ROI adalah: ROI = Persentasi Laba Bersih Net Profit Margin x Perputaran
Aktiva Total Assets Turnover Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont
terdapat beberapa komponen yang digunakan, antara lain : 1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin NPM
Adalah merupakan ukuran persentase antara laba bersih Net Profit yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh beban
expense termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Rasio ini
berguna untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih
setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan. NPM Net Profit Margin
= Laba Bersih Net Income
Penjualan Sales 2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover TATO
Adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam suatu periode tertentu. Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi
26
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Total Assets Turnover penting bagi para
kreditur dan pemilik perusahaan tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan seluruh aktiva di dalam perusahaan, karena
hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio Total Assets
Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan.
Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus : TATO Total Assets Turnover
= Penjualan Sales
Total Aktiva 3. Pengembalian terhadap Total Aktiva atau ROA Return on
Assets Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan
ke dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi Return On Assets perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola aktivanya dan mempunyai Assets Management yang baik. Return on
Assets dapat dihitung dengan rumus :
27
ROA Return on Assets = Net Profit Margin x Total Assets Turnover
Atau
Return On Assets =
Laba Bersih Total Aktiva
Rumus Dasar ROA Return on Assets tersebut, Pada dasarnya merupakan ringkasan dari rumusan yang lebih panjang, yaitu laba
usaha dibagi dengan penjualan, yang menghasilkan marjin laba, kemudian dikalikan dengan penjualan yang dibagi terlebih dahulu
dengan total aktiva yang menghasilkan perputaran total aktiva atau Total Assets Turnover. Itu berarti, ROA Return on Assets
merupakan perkalian antara marjin laba yang diperoleh sebuah perusahaan dengan perputaran total aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut. Dengan menggunakan sistem Du Pont dapat diketahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam meningkatkan pengembalian ekuitasnya. Hal-hal yang dapat
ditempuh antara lain : a. Meningkatkan penjualan tanpa menaikkan beban dan biaya
secara operasional. =
Laba Bersih x
Penjualan Penjualan
Total Aktiva
28
b. Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
c. Meningkatkan penjualan secara relatif dengan memaksimalkan penggunaan aktiva, dengan cara meningkatkan penjualan atau
mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan d. Meningkatkan penggunaan hutang relative terhadap ekuitas,
sampai titik yang tidak membahayakan keuangan perusahaan.
2.4 Manfaat dan Kerugian ROA
Return on Assets
Dalam penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan menggunakan ukuran tingkat pengembalian investasi, dengan menggunakan ROA Return on Assets
memiliki manfaat sekaligus kelemahan. Manfaat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan ROA Return
on Assets, antara lain sebagai berikut : a. Mendorong setiap manajer menaruh perhatian serius terhadap
hubungan antara pendapatan, biaya, dan investasi. b. Mendorong setiap manajer melakukan setiap efisiensi biaya.
c. Mencegah setiap manajer melakukan investasi yang berlebihan di dalam organisasi yang dipimpinnya.
Kelemahan melakukan penilaian kinerja dengan mempergunakan ROA Return on Assets antara lain sebagai berikut:
29
a. Tidak mendorong setiap manajer untuk melakukan investasi yang dapat mengakibatkan turunnya ROA Return on Assets daripusat laba
yang dipimpinnya. b. Setiap manajer pusat laba hanya akan memusatkan perhatian hanya
pada sasaran jangka pendek. c. Kinerja setiap pusat laba akan sangat dipengaruhi oleh metode
depresiasi aktiva tetap yang dipergunakan.
30
31
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah 2007 dalam skripsinya yang
berjudul “ Analisis Laporan Keuangan melalui Metode Rasio Keuangan Sistem
Du Pont pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan”.
Dari hasil penelitian tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2002-2006 berdasarkan analisis
sistem Du Pont yaitu: a. Penyebab utama terjadinya penurunan ROI PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Medan pada tahun 2003 disebabkan terjadinya penurunan pada NPM meskipun TATO meningkat. Penurunan pada NPM terjadi karena penurunan
perolehan laba bersih, sedangkan peningkatan pada TATO diakibatkan adanya peningkatan penjualan .
b. Penyebab utama terjadinya kenaikan pada ROI PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan pada tahun 2004 disebabkan karena terjadinya kenaikan pada
NPM dan TATO. Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena terjadi peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan .
c. Penyebab menurunnya ROI pada tahun 2005 dikarenakan adanya penurunan pada NPM dan TATO dan .Penurunan pada NPM disebabkan adanya penurunan
pada laba bersih, sedangkan penurunan pada TATO disebabkan menurunnya penjualan .
d. Penyebab menurunnya ROI PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan tahun 2006 disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO. NPM menurun
32
disebabkan menurunnya laba bersih sedangkan TATO menurun karena menurunnya nilai penjualan
Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan metode Du Pont System
dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber
data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peneliti sekarang pada
perusahaan makanan dan minuman. Sumber data pada peneliti terdahulu adalah langsung pada perusahaan sedangkan sumber data peneliti yang sekarang adalah
melalui Bursa Efek Indonesia.
2.6 Kerangka Konseptual
Kegiatan menganalisis laporan keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan. Analisis
laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dengan adanya analisis pada pos-
pos neraca akan dapat dilihat gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.