PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA T.P 2014/2015.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU
DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA T.P 2014/2015
Oleh : Afrini Hidayati NIM 4111121001
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
(2)
(3)
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU
DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA T.P 2014/2015
AFRINI HIDAYATI ( NIM : 4111121001 ) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P. 2014 / 2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-test, Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari tiga kelas yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 orang dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Instrumen berupa Essay test sebanyak 9 soal. Tes hasil belajar di validkan oleh validator dan juga telah di validitas ramalan pada siswa kelas XI Ipa di SMA Negeri 1 Binjai Kabupaten Langkat. Lembar penilaian observasi untuk mengukur sikap dan keterampilan. Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen diperoleh rata-rata sikap dan keterampilan masing-masing dalam kategori baik sedangkan di kelas kontrol rata-rata persentase perkembangan sikap termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P. 2014/2015.
(4)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Indentifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Hasil Belajar (Aspek pengetahuan, Sikap, Keterampilan 9 2.1.3 Model Problem based learning (PBL) 13 2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional (Pembelajaran Langsung) 20
2.1.5 Materi Pembelajaran 21
2.2 Kerangka Konseptual 35
2.3 Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 37 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 37
3.3 Variabel Penelitian 37
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 37
3.5 Prosedur Penelitian 38
3.6 Instrumen Penelitian 41
3.6.1 Wawancara Guru 41
3.6.2 Angket Siswa 41
3.6.3 Tes Hasil Belajar 41
3.6.4 Validitas Isi 42
3.6.5 Validitas Ramalan 42
3.7 Teknik Analisis Data 45
3.7.1 Uji Normalitas 45
(5)
vii
3.7.3 Uji Hipotesis 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 4.1 Uji Coba Instrumen Penelitian 50
4.1.1 Validitas Tes 50
4.1.2 Reliabilitas Tes 51
4.1.3 Taraf Kesukaran Tes 51
4.1.4 Daya Beda Tes 52
4.2 Hasil Penelitian 52
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian 52 4.2.1.1 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 4.2.2 Analisis Data Pretes dan Postes 55
4.2.2.1 Uji Normalitas 56
4.2.2.2 Uji Homogenitas 56
4.2.2.3 Uji Hipotesis Penelitian 57
4.2.3 Observasi 58
4.2.3.1 Penilaian Sikap 59
4.2.3.2 Penilaian Keterampilan 60
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 64
(6)
ix
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1. Dimensi Proses pengetahuan 10 Tabel 2.2. Aspek sikap dan indikator 13 Tabel 2.3. Aspek keterampilan dan indikator 13 Tabel 2.4. Sintaks Problem based learning (PBL) 16 Tabel 2.5. Beberapa hasil penelitian terdahulu 18 Tabel 2.6. Konversi Skala Termometer 22 Tabel 2.7. Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 23 Tabel 2.8. Sifat – Sifat Wujud Zat 30
Tabel 2.9. Perubahan Wujud Zat 31
Tabel 3.1. Two group pretest - postest design 38 Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 41 Tabel 3.3. Kategori Ketuntasan Penugasan Materi Pelajaran 42 Tabel 4.1.Tabel Kriteria Validitas Tes 51 Tabel 4.2. Kriteria Taraf Kesukaran Tes 51
Tabel 4.3. Daya Pembeda Tes 52
Tabel 4.4. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 56 Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 56 Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 57 Tabel 4.9. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 58 Tabel 4.10. Penilaian sikap Siswa Kelas Eksperimen 59 Tabel 4.11. Perkembangan Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 60
(7)
viii
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1. Skala Berbagai Termometer 21
Gambar 2.2. Pemuaian Panjang 22
Gambar 2.3. Pemuaian Luas 24
Gambar 2.4. Pemuaian Volume 25
Gambar 2.5. Grafik antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan 27 Gambar 2.6. Kalor Berbentuk energi yang berpindah 28 Gambar 2.7. Peristiwa Perubahan Wujud 31 Gambar 2.8. Perpindahan kalor secara konvensi 34 Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 40 Gambar 4.1.Diagram Batang data pretes kelas eksperimen dan kontrol 54 Gambar 4.2. Diagram Batang data Postes Kelas eksperimen dan kontrol 55 Gambar 4.3. Diagram Batang Rata-rata Persentase Penilaian Sikap 59 Gambar 4.4. Diagram Batang Rata-rata Persentase Penilaian Keterampilan 60
(8)
x
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Dan Kontrol 68 Lampiran 2 Lembar Kerja siswa (LKS) 124 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 136
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 144
Lampiran 5 Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 147
Lampiran 6 Tabel Validitas Tes 154
Lampiran 7 Perhitungan Validitas Tes 157 Lampiran 8 Tabel Reliabilitas Tes 159 Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Tes 162 Lampiran 10 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 164 Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 165
Lampiran 12 Daya Beda Tes 167
Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Tes 168 Lampiran 14 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 170 Lampiran 15 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 171 Lampiran 16 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 172 Lampiran 17 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 173 Lampiran 18 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 174 Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas 176 Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas 180 Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis 183 Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian 189 Lampiran 23 Lembar Penilaian Sikap Siswa 194 Lampiran 24 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 202 Lampiran 25 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 218 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 219 Lampiran 27 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 220 Lampiran 28 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 222 Lampiran 29 Daftar Nilai r Product Moment 223
(9)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan adalah satu – satunya aset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas lewat pendidikan yang bermutu, bangsa dan negara akan terjunjung tinggi martabat dimata dunia. Diperlukan model pendidikan yang tidak hanya mampu menjadikan peserta didik cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga cerdas practical science (praktik ilmu). Oleh karenanya diperlukan strategi bagaimana pendidikan bisa menjadi sarana untuk membuka pola pikir peserta didik bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup sehingga ilmu tersebut mampu mengubah sikap, pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih baik (Shoimin, 2014:20-21).
Menurut Ki Hajar Dewantara seorang tokoh pendidikan indonesia, pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan bathin, karakter), pikiran (intelek), dan jasmani anak didik. Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya. Pemerintah menegaskan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah / sekolah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berkualitas (Mukhlis, 2010:1).
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu – satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan – perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukan
(10)
2
hasil yang memuaskan. Menurut pandangan Makagiansar, bahwa terdapat tujuh macam pergeseran paradigma dimasyarakat, antara lain : 1). Dari pola belajar secara terminal bergeser ke pola belajar sepanjang hayat (long life education); 2). Dari belajar berfokus hanya pada penguasaan pengetahuan saja menjadi berfokus pada sistem belajar secara holistik; 3). Dari hubungan antara guru pelajar yang senantiasa konfrontatif menjadi sebuah hubungan bersifat kemitraan; 4). Penekan skolastik bergeser menjadi penekanan berfokus pada nilai: 5). Dari hanya buta aksara, maka di era globalisasi bertambah dengan adanya buta teknologi, budaya dan komputer; 6). Dari sistem kerja terisolasi (sendiri-sendiri), bergeser menjadi sistem kerja melalui tim (team work); dan 7). Dari konsentrasi eksklusif kompetitif menjadi sistem kerja sama.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvesional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga kini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher Centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep – konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain (Trianto, 2009:4-5).
Kenyataan ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Tanjung Pura pada desember 2014 dengan memberikan daftar pertanyaan kepada 36 siswa bahwa 50% (18 orang) menganggap fisika itu sulit dan 50% (18 0rang) menganggap fisika itu kurang menarik dengan alasan terlalu banyak penggunaan rumus yang bingung untuk diselesaikan, 47% (17 orang)
(11)
3
mengatakan jarang membaca buku panduan fisika disebabkan kurangnya buku siswa yang ada di sekolah sehingga tiap meja cuma di beri pinjaman satu buku (satu buku untuk dua orang), 22% (8 orang) mengulang pelajaran Fisika yang telah diajarkan, 33% (12 orang) mengatakan tidak mengulang pelajaran Fisika yang telah diajarkan dengan alasan bahwa pelajaran fisika itu banyak rumus jadi bingung untuk mengulangnya kembali, 61% (22 orang) mengatakan guru melakukan praktikum fisika pada materi tertentu. Praktikum hanya bisa dilakukan pada materi tertentu dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana laboraturium di sekolah tersebut. 53% (19 orang) mengatakan guru jarang memberikan tugas dalam bentuk makalah atau karya ilmiah (portopolio) siswa hanya di beri tugas berupa soal – soal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di sekolah tersebut respon/minat siswa terhadap mata pelajaran fisika sangat rendah terlihat dari kurang memuaskannya hasil belajar yang diperoleh siswa, hanya sebagian kecil siswa yang lulus Ujian Tengah Semester T.A. 2014/2015 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 atau 2,66 (B-) dalam kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama praktek kerja lapangan di SMA Negeri 1 Tanjung Pura guru fisika di sekolah tersebut menggunakan model pembelajaran yang tidak bervariasi selama proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional (pembelajaran langsung) dalam menyampaikan materi dan penugasan yang mana membuat guru aktif dan siswa menjadi pasif, meskipun sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik namun guru selalu memakai pola pengajaran yang sama yaitu guru sebagai pusat segalanya (teacher centered learning) sehingga timbul rasa malas dan jenuh pada diri siswa. Selain itu juga disebabkan oleh faktor dimana siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sulit karena banyak akan rumus-rumus yang membingungkan untuk di selesaikan dan guru juga tidak pernah bercerita bagaimana hubungan fisika dalam kehidupan sehari – hari sehingga siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Selain itu, selama melakukan proses pembelajaran guru tidak pernah menuntut siswa agar dapat mengerti materi yang telah disampaikan dan lanjut ke materi berikutnya.
(12)
4
Guru fisika di sekolah tersebut pernah mencoba menggunakan model pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, tetapi guru hanya menginstruksikan siswa untuk mendiskusikan materi dan tugas - tugas yang ada pada buku yang di pakai oleh siswa sampai waktu pelajaran fisika berakhir tanpa memperhatikan siswa memahami materi yang di tuntut guru. Namun nilai pelajaran fisika tetap rendah karena guru hanya menginstruksikan siswa untuk berdiskusi tanpa memberikan masalah – masalah atau peristiwa fisika dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan uraian diatas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir kritis (Trianto, 2009). Model pembelajaran PBL ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi (Shoimin, 2013 : 129-130).
Menurut Arends (2008:41), model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Selain itu Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2014:130), menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan pengembangan kurikulum dan system pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Model pembelajaran berbasis masalah juga merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah melalui tahap – tahap metode ilmiah.
(13)
5
Model PBL ini memiliki kelebihan untuk mendorong siswa agar memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata dimana masalah – masalah pada PBL berhubungan dengan kehidupan sehari – hari dan dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam pemecahan masalah , yaitu mengarahkan dan menolong siswa dalam menanamkan pengetahuan baru melalui penyajian masalah yang memerlukan berpikir tingkat tinggi. Melalui masalah-masalah yang disajikan, model PBL juga dapat membantu siswa mengingat dan menghubungkan pengetahuan lama dengan materi yang baru dipelajari sehingga dapat ditemukan konsep yang sebenarnya.
Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Khairuddin dkk (2014) dengan judul “Pengaruh model problem-based learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa sma n 1 ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis” dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh penerapan model PBL terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Ngaglik pada materi listrik dinamis. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model PBL lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dengan nilai thitung 3,597> ttabel 1,6676. Penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.2 Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional yang mana pembelajarannya berpusat pada guru (teacher center).
2. Kurangnya sarana dan prasarana laboraturium dan kelas. 3. Masih rendahnya keaktifan siswa.
4. Kurangnya minat siswa dalam pelajaran fisika 5. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.
(14)
6
1.3 Batasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning (PBL).
2. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Suhu dan Kalor.
3. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah.
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015 ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015.
(15)
7
3. Untuk mengetahui pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015
1.6 Manfaat Penelitian.
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model Problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian
lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar. 1.7 Definisi Operasional.
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce et all, 2011).
2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan system pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (Finkle dan Torp, 1995).
3. Hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus – stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori – kategori (Purwanto, 2008).
(16)
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P 2014/2015 termasuk kategori baik karena diatas nilai KKM yaitu sebesar 73,13.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P 2014/2015 termasuk kategori cukup tetapi tidak mencapai nilai KKM yaitu sebesar 69.
3.
Ada Pengaruh akibat perbedaan model problem based learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P2014/2015 dengan thitung >ttabel yaitu 2,01 > 1,67 pada taraf siginifikan α = 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.
(17)
65
2. Pada proses pembelajaran berlangsung di sarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.
3. Pada proses pembelajaran yaitu pada saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan praktikum sebaiknya peneliti selanjutnya lebih meratakan berdasarkan nilai siswa, sehingga tidak ada kelompok yang pandai semua dan kurang pandai semua.
(18)
66
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, F. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P 2012/2013. Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning Theaching and assesing, A revision of bloom’s, Taxonomy of education objective, Addition Wesly, New York.
Arends, R.I. 2008. Learning to teach. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Arsyad, A. 1995. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Elviarni, Harzaini, O. 2011. Pengaruh penggunaan metode PBL secara koperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan, Jurnal pendidikan, Medan.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Gultom, S. 2014. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Media persada, Medan.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2011. Models Of Teaching. Percetakan Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Khairuddin, Kuswanto, Supriyadi, H. 2012. Pengaruh model problem-based learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa sma n 1 ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, UNY, Fmipa.
(19)
67
Pohan, A.F. 2012. P en gar uh Mod el P emb e l aj ar an B er bas i s M as al ah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok L i s t r i k Di nami s K el as IX SM P N 5 Pemat angs i ant ar T.P 2012/2013. Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Surakarta.
Rusman. 2012. Model – model pembelajaran mengembangkan profesional guru edisi kedua. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.
Shoimin, A. 2014. 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. AR-RUZZ Media, Yogyakarta.
Siregar, E., Nara, H. 2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Sudjana, N. 2005. Metoda statistika. PT Tarsito Bandung, Bandung. Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta. Surya, Y. 1996. Olimpiade Fisika SMU Kelas 2. Primatika, Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. 2012. Pelajaran fisika dengan model problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal inkuiri, volume 1 no 2, Universitas sebelas maret.
(1)
1.3 Batasan Masalah.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based
learning (PBL).
2. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Suhu dan Kalor.
3. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah.
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based
learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015 ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas
X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015.
(2)
7
3. Untuk mengetahui pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung pura T.P 2014/2015
1.6 Manfaat Penelitian.
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang model
Problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar.
2. Bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.
1.7 Definisi Operasional.
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce et all, 2011).
2. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan system pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (Finkle dan Torp, 1995).
3. Hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus – stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori – kategori (Purwanto, 2008).
(3)
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P 2014/2015 termasuk kategori baik karena diatas nilai KKM yaitu sebesar 73,13.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P 2014/2015 termasuk kategori cukup tetapi tidak mencapai nilai KKM yaitu sebesar 69.
3.
Ada Pengaruh akibat perbedaan model problem based learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura T.P2014/2015 dengan thitung >ttabel yaitu 2,01 > 1,67 pada taraf siginifikan
α = 0,05. 5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.
(4)
65
2. Pada proses pembelajaran berlangsung di sarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.
3. Pada proses pembelajaran yaitu pada saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan praktikum sebaiknya peneliti selanjutnya lebih meratakan berdasarkan nilai siswa, sehingga tidak ada kelompok yang pandai semua dan kurang pandai semua.
(5)
66 Medan.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for learning Theaching and
assesing, A revision of bloom’s, Taxonomy of education objective,
Addition Wesly, New York.
Arends, R.I. 2008. Learning to teach. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Arsyad, A. 1995. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Elviarni, Harzaini, O. 2011. Pengaruh penggunaan metode PBL secara koperatif
terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan, Jurnal
pendidikan, Medan.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Gultom, S. 2014. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Media persada, Medan.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. 2011. Models Of Teaching. Percetakan Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Khairuddin, Kuswanto, Supriyadi, H. 2012. Pengaruh model problem-based learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa sma n 1 ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, UNY, Fmipa.
(6)
67
Pohan, A.F. 2012. P en gar uh Mod el P emb e l aj ar an B er bas i s M as al ah
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok L i s t r i k Di nami s K el as IX SM P N 5 Pemat angs i ant ar T.P 2012/2013. Skripsi,
FMIPA, UNIMED, Medan.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Surakarta.
Rusman. 2012. Model – model pembelajaran mengembangkan profesional guru edisi kedua. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung.
Shoimin, A. 2014. 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. AR-RUZZ Media, Yogyakarta.
Siregar, E., Nara, H. 2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.
Sudjana, N. 2005. Metoda statistika. PT Tarsito Bandung, Bandung. Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta. Surya, Y. 1996. Olimpiade Fisika SMU Kelas 2. Primatika, Jakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. 2012. Pelajaran fisika dengan model
problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal