4.2 Gambaran Umum Bandar Udara Ngurah Rai
PT Persero Angkasa Pura I adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang Pengelolaan Jasa Kebandarudaraan. PT Persero Angkasa Pura I
mengelola 13 Bandar Udara yang tersebar di kawasan Tengah dan Timur Indonesia. Dan Bandara Ngurah Rai merupakan Bandara terbesar yang dikelola oleh PT
Persero Angkasa Pura I. Sebagai satu-satunya Bandar Udara di Pulau Bali, menjadikan Bandara Ngurah Rai sebagai Pintu Gerbang utama menuju Wilayah
Tengah dan Timur Indonesia. Dengan luas 295,6 Ha, Bandara Ngurah Rai menyediakan fasilitas penunjang yang dapat membantu aktivitas penerbangan dan
melayani kebutuhan penumpang pesawat. Saat ini Bandara Ngurah Rai mampu melayani ±10 juta penumpang per tahun dengan rataan pergerakan 5.000 pesawat per
bulan.
PT Persero Angkasa Pura I menyelenggarakan pengelolaan pengusahaan, pengembangan, dan pemanfaatan bandar udara dan sekitarnya secara baik dan
inovatif , sehingga tercapai pemanfaatan optimal dan memperoleh hasil yang dapat digunakan untuk menumbuhkembangkan perusahaan yang akhirnya memberi
konstribusi berupa keuntungan bagi Negara dan Pembangunan Nasional. Visi dan Misi dari Bandar udara internasional Ngurah Rai adalah
VISI
Menjadi perusahaan pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pengelola Bandar Udara kelas dunia yang memberikan nilai tambah kepada stakeholder
MISI
1. Memberikan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan pengalaman yang menyenangkan melalui jasa kebandarudaraan dan navigasi penerbangan.
2. Mendukung peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat Jumlah kedatangan turis mancanegara selalu menjadi hal menarik untuk diamati
dan dianalisis, karena hal ini dapat membuktikan langsung, apakah program pariwisata yang dilakukan pemerintah sudah cukup menarik dan membawanya untuk
mengunjungi Indonesia. Diantara kedua pintu gerbang utama yang digunakan dalam analisis peramalan ini diuji hubungan dan tingkat saling mempengaruhi diantara
kedua pintu gerbang tersebut. Sehingga dengan dihasilkan model maka dapat
digunakan untuk menentukan hubungan dan perbandingan jumlah kedatangan turis mancanegara diantara kedua pintu gerbang utama tersebut.
4.3 Uji Korelasi Kunjungan Turis Mancanegara di Bandar udara Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Ngurah Rai
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua 2 peubah atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Pada
penelitian kali ini uji korelasi dilakukan ada kedua Bandar Udara yang digunakan sebagai studi kasus. Analisis pola data diterapkan terlebih dahulu sebelum
memasuki uji keeratan hubungan diantara dua 2 Bandar udara tersebut.
4.3.1 Analisis Pola Data Bandar Udara Soekarno-Hatta
Kedatangan turis mancanegara ke Indonesia sudah banyak dilakukan bahkan di dekade-dekade sebelumnya. Tetapi dalam hal ini dilakukan plot data dari tahun
1997-2011. Gambar 3. Jumlah wisatawan mancanegara cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, meskipun sempat mengalami resesi kedatangan turis
mancanegara di awal tahun 2000 an. Berdasarkan gambar trend peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami kenaikan
tetapi fluktuatif dalam jumlah kenaikkannya. Fluktuatif dalam jumlah kenaikan maksudnya setiap tahun ke tahun jumlah wisatawan mancanegara mengalami
kenaikan maupun penurunan, tetapi secara umum jumlah kedatangan wisatawan mancanegara selalu menigkat. Peningkatan kedatangan turis mulai meningkat di
tahun 2008, dimana pada tahun itu pemerintah mengeluarkan kebijakan Visit Indonesia, yang bertujuan untuk mempromosikan negara Indonesia dan
meningkatkan jumlah wisatawan yang datang.
Ket: series 1: 1997 ; 2:1998 ; ………. 15: 2011
Gambar 3 Pola data kedatangan turis Mancanegara di Soekarno-Hatta sejak tahun 1997-2011
Pada bulan Juni 1997 sampai Januari 1998 terjadi banyak gejolak di negara Indonesia, hal ini tentu saja memengaruhi jumlah wisatawan yang
datang mengunjungi Indonesia. Penurunan junlah wisatawan ke Indonesia disebabkan oleh keadaan negara yang dianggap tidak aman, dan kondisi
perekonomian, sosial dan politik yang dinilai tidak stabil, sehingga menurunkan minat para wisatawan mancanegara untuk mengunjungi
Indonesia. Keadaan pada tahun ini dianggap sebagai mendug dalam dunia pariwisata Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu pada tahun 2000
suhu politik di Indonesia semakin stabil dan pergerakan arus wisatawan mancanegara mulai beranjak naik, namun pada tahun 2001 tragedi World
Trade Centre WTC kembali menurunkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung. Pada tahun 2004-2010 sektor pariwisata menjadi penghela
perekonomian Indonesia, karena sektor pertanian hanya menyumbangkan sedikit pemasukan ke devisa negara. Tahun 2011 kementrian parwisata dan
industri kreaatif mengusung tema Wonderful Indonesia dalam sektor pariwisata Indonesia. Tema pariwisata 2011 Eco, Culture, and Meeting,
Incentive, Convention, Exhibition MICE merupakan bentuk kepedulian pariwisata Indonesia terhadap lingkungan. Sementara itu kebudayaan
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 Series1
culture menjadi harta dan kekuatan Indonesia yang memiliki kekayaan seni budaya beraneka ragam dari Sabang hingga Merauke. Sementara MICE
meeting, incentive, convention, dan exhibition adalah dalam rangka tahun 2011 Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN, sehingga akan banyak
kegiatan pertemuan dan konvensi MICE diadakan di Indonesia. Tahun 2011 disiapkan 600 event MICE yang akan diselenggarakan di berbagai daerah di
tanah air. Tingginya kegiatan MICE meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2011.
4.3.2 Analisis Pola Data Bandar Udara Ngurah Rai
Jumlah kedatangan turis mancanegara ke Indonesia terhitung paling banyak di Bali. Bali merupakan daya tarik utama sektor pariwisata di
Indonesia. Jumlah kedatangan turis mancanegara ke Bali selalu lebih tinggi
dibandingkan kota-kota lainnya Gambar 4.
Gambar 4 Jumlah kedatangan turis mancanegara di Ngurah Rai bali tahun 1997- 2011
Kedatangan turis mancanegara di Bali juga fluktuatif. Meskipun pada umumnya kedatangan turis mancanegara tetap meningkat dari tahun ke
tahun. Kedatangan turis mancanegara di Bali mengalami penurunan maksimal pada tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh adanya peristiwa
terorisme di Legian pada tahun 2002 yang menewaskan banyak wisatawan. Tentunya peristiwa tersebut menimbulkan trauma tersendiri terutama bagi
500,000 1,000,000
1,500,000 2,000,000
2,500,000 3,000,000
Series1
para wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung pun mengalami penurunan drastis.
Setelah tahun terjadinya terorisme di Bali, pemerintah banyak melakukan upaya-upaya yang menjamin keamanan Indonesia. Sedikit demi
sedikit jumlah wisatawan yang mengunjungi Bali semakin banyak dan meningkat terus hingga pada tahun 2011 mencapai jumlah kunjungan
wisatawan terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. 4.3.3 Hubungan Kedatangan Turis Mancanegara di Bandar udara Soekarno-
Hatta dan Ngurah Rai
Jumlah kedatangan turis mancanegara di Bandar udara Soekarn Hatta dan Ngurah Rai merupakan acuan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan
mengenai perkembangan bisnis pariwisata dan membuat keputusan yang bertujuan untuk mengembangkan jumlah wisatawan mancanegara ke
depannya. Jumlah kedatangan turis mancanegara di kedua Bandar udara internasional ini dinilai mampu untuk menjadi indicator bagi fluktuasi
kedataangan turis mancanegara ke Indonesia. Mengacu pada tabel hasil olahan data menggunakan perangkat
lunak SPSS 16.0 terlihat bahwa kedatangan turis mancanegara di soekarno- hatta memiliki hubungan yang signifikan di taraf nyata 0.01 dan memiliki
hubungan positif satu sama lain sebesar 0,605. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jumlah kedatangan turis mancanegara di Bandar udara Soekarno-Hatta
maka akan semakin tinggi pula kedatangan turis mancanegara di Bali. Kedatangan turis mancanegara bukan hanya bergantung pada
bagaimana kedatangan turis mancanegara di Soekarno-Hatta dan Bandar udara Ngurah Rai tetapi juga saling mempengaruhi. Hal seperti ini dikaitkan
apabila keadaan politik tidak aman di Jakarta ataupun peristiwa terrorisme di Bali menyebabkan bukan hanya kedatangan di Jakarta atau Bali saja yang
akan mengalami penurunan. Dengan kata lain kedua Bandar udara tersebut secara otomatis akan mengalami penurunan, sehingga sangat baik untuk
melakukan upaya menjaga kestabilan negara baik dalam bidang politik, sosial, keuangan, maupun keamanan negara.
Tabel 3. Hasil analisis korelasi kedatangan turis mancanegara di kedua Bandar Udara
SH NR
SH Pearson Correlation
1 .605
Sig. 2-tailed .000
N 49
49 NR
Pearson Correlation .605
1 Sig. 2-tailed
.000 N
49 49
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
4.4 Metode Peramalan Time Series ARIMA pada Bandar Udara Soekarno-