Keterangan: σ
2 g
= ragam genetik KTg
= kuadrat tengah genotipe KTe
= kuadrat tengah galat r
= ulangan 3.
Standar deviasi ragam genetik
σ
σ 2
g
= √[2n
2
][KT
g 2
db
g
+2 + KT
e 2
db
e
+2] Keterangan:
σ
σ 2
g
= standar deviasi ragam genetik KTg
= kuadrat tengah genotipe KTe
= kuadrat tengah galat n
= ulangan db
g
= derajat bebas genotipe db
e
= derajat bebas galat 4.
Heritabilitas arti luas h
2 bs
= σ
2 g
σ
2 f
x 100 5.
Analisis korelasi r menggunakan software Minitab versi 14. dengan koefisien korelasi Pearson
Percobaan 2 : Pengujian Ketahanan terhadap Antraknosa, Hawar Phytophthora dan Layu Bakteri
a. Pengujian Ketahanan terhadap Antraknosa Colletotrichum acutatum
Pengujian ketahanan 22 genotipe cabai terhadap penyakit antraknosa dilakukan di laboratorium Lampiran 2. Inokulum yang digunakan adalah C.
acutatum isolat PYK 04 yang merupakan koleksi Dr. Widodo di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman IPB Gambar 2. Percobaan
ini menggunakan buah hijau yang sudah tua. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak RKLT faktor tunggal dengan 3
ulangan, masing-masing satuan percobaan terdiri dari 20 buah cabai.
Gambar 2 Inokulum C.acutatum isolat PYK 04. a isolat tampak depan; b isolat tampak belakang; c konidia
Persiapan inokulum dan inkubasi setelah inokulasi mengikuti prosedur AVRDC. Isolat ditumbuhkan pada media PDA pada suhu 28
C di bawah lampu fluorescent selama 16 jam terang dan delapan jam gelap. Setelah tujuh hari, media
PDA disiram aquades dan konidia diambil dari cawan. Kepadatan inokulum diatur mencapai 5.0 x 10
5
konidiaml dengan haemocytometer AVRDC 2003. Sebelum diinokulasi, buah dicuci dengan aquades. Inokulasi dilakukan
dengan cara menyuntikkan 2 μl suspensi konidia sebanyak 2 suntikan pada daerah
yang berbeda untuk buah yang berukuran kecil dari 4 cm hanya 1 suntikan per buah. Buah ditempatkan di atas kawat dalam bak plastik. Kelembaban dijaga
dengan meletakkan tissue basah di dalam bak plastik. Lalu bak ditutup plastik hitam dan diinkubasi pada suhu 25
C selama 5 hari Gambar 3. Pengamatan kejadian penyakit dilakukan lima hari setelah inokulasi AVRDC 2003. Kejadian
penyakit KP dihitung dengan rumus sebagai berikut: KP =
N n
x 100 Ket:
KP = kejadian penyakit n = jumlah buah yang terserang, yaitu jika diameter serangan 4mm
N = jumlah buah total
Gambar 3 Tahapan pelaksanan inokulasi C. acutatum isolat PYK 04. a buah yang telah dicuci; b inokulasi; c inkubasi dalam bak plastik
a b
c
a b
c
a c
b
Kriteria ketahanan terhadap penyakit antraknosa berdasarkan kejadian penyakit menggunakan metode Yoon 2003 yang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kriteria ketahanan cabai terhadap penyakit antraknosa Kejadian penyakit
Kriteria 0 ≤ KP ≤ 10
Tahan 10 KP≤ 20
Moderat KP 20
Rentan
b. Pengujian Ketahanan terhadap Penyakit Hawar Phytophthora