Heritabilitas dalam arti luas adalah proporsi besaran ragam genetik terhadap besaran  ragam  fenotipe  suatu  karakter  tertentu  Makmur  2001.  Ragam  genetik
terdiri  dari  ragam  aditif  dan  ragam  non  aditif  dominan  dan  interaksi.  Ragam aditif  D  dan  ragam  dominan  H
1
berperan  dalam  menentukan  bobot  buah  per tanaman dan bobot  per  buah Tabel  21. Ragam genetik merupakan penjumlahan
kedua ragam  tersebut.  Besarnya ragam  aditif dan dominan ini menyebabkan nilai heritabilitas  arti  luas  kedua  karakter  tersebut  tinggi  yaitu  masing-masing  sebesar
0.83 dan 0.96. Pada karakter panjang buah, ragam genetik tidak hanya merupakan penjumlahan  ragam  aditif  dan  dominan  tapi  juga  ditambah  juga  dengan  adanya
interaksi non alelik b=0.94 sehingga ragam genetik menjadi lebih besar. Ragam genetik  yang  besar  ini  akan  mengakibatkan    heritabilitas  arti  luasnya  menjadi
besar, yaitu 0.98. Heritabilitas arti sempit narrow sense menggambarkan pengaruh aditif dari
alel  yang  diwariskan  dari  tetua  kepada  turunannya  Roy  2000.  Heritabilitas  arti sempit  tergolong  tinggi  pada  karakter  bobot  buah  per  tanaman  0.65,  bobot  per
buah 0.87, dan panjang buah 0.93 Tabel 21. Hal ini mengindikasikan bahwa karakter  yang  diamati  dipengaruhi  oleh  ragam  aditif  dan    dapat  diwariskan  pada
keturunannya. Heritabilitas  arti  sempit  dapat  digunakan  untuk  kemajuan  genetik  harapan
akibat  seleksi.  Semakin  besar  nilai  heritabilitas  suatu  sifat  maka  semakin  besar kemungkinan sifat   tersebut  diturunkan ke generasi  selanjutnya. Adanya interaksi
non  alelik  pada  karakter  panjang  buah  menyebabkan  nilai  heritabilitas  arti  luas menjadi besar dan arti sempit menjadi lebih kecil.
2.  Metode Griffing
Untuk  menganalisis  populasi  full  diallel  cabai  yang  telah  dibuat  maka digunakan  pendekatan  Griffing  Metode  I.  Populasi  yang  ada  terdiri  dari    enam
genotipe  tetua,  30  genotipe  F1  dan  F1R.  Dengan  pendekatan  ini  dapat  diperoleh informasi  tentang  daya  gabung  umum  DGU,  daya  gabung  khusus  DGK  serta
ada tidaknya efek maternal. Sujiprihati 1996 menyatakan bahwa informasi yang diperoleh  dari  pengujian  DGU,  DGK,  dan  resiprokalnya  akan  berguna  untuk
menentukan  tetua  dan  metode  pemuliaan  tanaman  yang  sesuai  dalam  rangka
perbaikan  sifat-sifat  tanaman.  Berikut  disajikan  analisis  ragam  DGU,  DGK  dan resiprokalnya pada karakter yang diamati Tabel 23.
Tabel 23  Analisis ragam DGU, DGK dan resiprokal pada karakter bobot buah per tanaman, bobot per buah, dan panjang buah
Keterangan: tn = tidak nyata; = nyata pada taraf 5; = nyata pada taraf 1
Ragam  DGU  dan  DGK  yang  sangat  berbeda  nyata  menunjukkan  bahwa paling sedikit terdapat satu tetua dan persilangan yang memiliki nilai tengah DGU
dan  DGK  yang  berbeda  diantara  genotipe  yang  diamati  Tabel  23.  Ragam  DGU merupakan  penduga  adanya  peran  ragam  aditif  yang  bekerja  dalam
mengekspresikan  suatu  karakter  dan  ragam  DGK  merupakan  penduga  dari  non aditif dominan dan interaksi Roy 2000.
Nilai  resiprokal  yang  tidak  nyata  pada  bobot  buah  per  tanaman menunjukkan  bahwa  tidak  ada  efek  maternal  dalam  persilangan  dan  ini
mengindikasikan bahwa bobot buah per tanaman dikendalikan oleh gen-gen yang berada  dalam  inti.  Sebaliknya,  nilai  resiprokal  sangat  nyata  pada  bobot  per  buah
dan  nyata  pada  panjang  buah  dan  ini  menjelaskan  bahwa  adanya  peran  gen  yang berada di luar inti dalam mengendalikan karakter tersebut.
Nilai  DGU,  DGK  dan  nilai  tengah  suatu  karakter  merupakan  dasar  dalam pemilihan  suatu  genotipe  untuk  dijadikan  tetua  persilangan.  Suatu  tetua  baik
dijadikan tetua dalam persilangan jika memiliki nilai DGU dan DGK  yang besar. Singh  dan  Chaudary  1979  menyatakan  bahwa  nilai  DGU  menunjukkan
kemampuan  suatu  genotipe  untuk  dapat  bergabung    dengan  genotipe  lainnya sedangkan  nilai  DGK  menjelaskan  kemampuan  bergabung  secara  spesifik  suatu
genotipe  untuk  membentuk  kombinasi  persilangan  yang  baik  dengan menghasilkan karakter unggul yang diinginkan.
Genotipe  IPBC2,  IPBC9,  IPBC14, dan  IPBC15  memiliki nilai  DGU  yang positif  pada  semua  karakter  yang  diamati,  artinya  genotipe-genotipe  tersebut
memiliki  kemampuan  yang  baik  bersilang  dengan  tetua  lainnya  untuk  karakter Sumber
Kuadrat tengah keragaman
db Bobot buah per tanaman  Bobot per buah
Panjang buah DGU
5 137845.03
29.16 61.73
DGK 15
10707.40 1.07
1.31 Resiprokal
15 1491.90tn
0.36 1.86
Galat 70
3347.68 0.15
0.15
bobot buah per tanaman, bobot per buah dan panjang buah. Nilai DGU bobot buah per tanaman tertinggi adalah IPBC15 82.68 dengan rata-rata bobot per  tanaman
sebesar  581.13  g.  Genotipe  IPBC14  juga  dapat  dipilih  sebagai  tetua  karena  rata- rata bobot per tanaman tidak berbeda nyata dengan IPBC15, yaitu sebesar 511.84
g Tabel 24. Tabel 24  Nilai rata-rata, DGU, dan DGK pada bobot buah per tanaman, bobot per
buah dan panjang buah
Genotipe Bobot buahtanaman
Bobot per buah Panjang buah
Rata-rata DGU
Rata-rata DGU
Rata-rata DGU
IPBC2 428.68bc
14.15 7.31a
1.56 13.66a