Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi Rakyat

5. Pengalaman Petani X 4 Pengalaman petani menunjukkan seberapa lama seorang petani telah berkebun kopi. Di bawah ini penulis sajikan distribusi data untuk pengalaman petani dalam berkebun kopi. Gambar 8. Distribusi Pengalaman Dari gambar di atas dapat diamati bahwa mayoritas petani telah berpengalaman sekitar 30 tahun. Dilihat dari rata-ratanya, petani secara umum memiliki pengalaman mencapai 22.853 tahun dengan standar deviasi 8.616 tahun. Rata-rata pengalaman bertani kopi ini dapat dikatakan relatif lama. Artinya, petani mengeluti bercocok tanam tanaman kopi ini sudah lama. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa tercatat ada petani dengan pengalaman dalam budidaya kopi ini selama 40 tahun, namun ada juga yang baru 5 tahun.

6.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi Rakyat

Fungsi produksi menggambarkan hubungan fisik antara input dan output melalui persamaan: Y= fx. Fungsi produksi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan input dan output dalam penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb- Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah fungsi persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel. Fungsi Cobb-Douglash digunakan dengan alasan bahwa penyelesaian fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer ke bentuk linier. Selain itu, hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus sebagai besaran elastisitas. Secara spesifik, model fungsi produksi Cobb-Douglash yang digunakan dalam penelitian dituliskan dalam persamaan 4.1 yang kemudian ditransformasikan ke dalam persamaan 4.2. Hasil pendugaan parameter dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 11. Pendugaan Parameter Model Regresi Cobb-Douglas Untuk Fungsi Produksi Kopi Variabel Parameter Koefisien Regresi Std, Error t-hitung p-value VIF Intersept ln α 5.112 0.397 12.864 0.000 ln X β 1 0.452 1 0.083 5.454 0.000 1.182 ln X β 2 0.231 2 0.133 1.741 0.087 1.155 ln X β 3 0.430 3 0.143 2.995 0.004 1.305 ln X β 4 0.006 4 0.086 0.073 0.942 1.291 D1 δ -0.138 1 0.076 -1.806 0.076 1.079 F-hitung = 11.861 p-valueF = 0.000 R 2 = 0.523 Durbin Watson = 2.094 Adj R 2 = 0.479 Keterangan : : signifikan pada taraf signifikansi 0.05 : signifikan pada taraf signifikansi 0.1 Berdasarkan hasil analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglash yang disajikan pada Tabel 11 dapat dikemukakan : Pertama, Nilai koefisien determinasi 2 R sebesar 0.523 atau 52.3 persen menunjukkan bahwa keragaman dari hasil produksi kopi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi jumlah tenaga kerja, luas lahan produktif, umur pohon kopi, dan pengalaman petani dalam bercocok tanam kopi, sehingga fungsi produksi cukup baik digunakan untuk meramalkan hubungan antara faktor produksi dan hasil produksi usahatani kopi rakyat di Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan sisanya sebesar 47.7 persen dijelaskan oleh variabel lain. Kedua, Jika diambil tingkat signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi adalah jumlah tenaga kerja, dan umur pohon sedangkan faktor produksi luas lahan, pengalaman petani bercocok tanam kopi dan variabel dummy kemiringan tidak berpengaruh signifikan, namun jika diambil tingkat signifikansi 10 persen dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi kopi dipengaruhi oleh faktor produksi jumlah tenaga kerja, luas lahan produktif, dan umur pohon kopi, semakin luas lahan produktif yang ditanami kopi, semakin tua umur tanaman kopi maka produksi kopi akan semakin meningkat. Ketiga, Nilai parameter dugaan yang bertanda positif terdapat pada variabel tenaga kerja, luas lahan, umur pohon, pengalaman petani berusahatani. Hal ini berarti bila masing-masing variabel tersebut meningkat maka hasil produksi usahatani kopi akan meningkat pula. Misalnya parameter dugaan tenaga kerja sebesar 0.452, berarti bila jumlah tenaga kerja meningkat sebesar 10 persen, maka hasil produksi usahatani kopi akan meningkat sebesar 4.52 persen ceteris paribus. Keempat, Nilai parameter dugaan yang bertanda negatif terdapat pada variabel dummy kemiringan lahan. Variabel dummy dengan koefisien negatif dan signifikan menunjukkan bahwa produksi kopi akan lebih baik di lahan miring dibandingkan di lahan datar. Hal ini sesuai dengan pengamatan kondisi di lapangan dimana perkebunan kopi milik rakyat berada di lereng-lereng bukit yang terjal, yang umumnya mempunyai sebaran hujan yang tidak merata, curah hujan yang tinggi terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, sehingga erosivitasnya sangat besar. Guna mengatasi degradasi lahan di perkebunan kopi ini maka dilakukan pengendalian erosi dengan tanaman pagar. Tanaman kopi ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lamtoro, jeruk dan alpukat sebagai tanaman peneduh dan pencegah erosi. Semakin berlereng, jarak tanaman lamtoro semakin rapat ditanam, selain untuk mencegah erosi akar tanaman lamtoro juga membantu kesuburan tanah, semakin rapat tanaman lamtoro maka tanah akan semakin subur, sehingga tanaman kopi yang ditanam pada lahan miring akan semakin produktif daripada tanaman kopi yang di tanam pada lahan datar. Kelima, Dari hasil analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglash dapat diketahui bahwa faktor produksi tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap hasil produksi usahatani kopi, artinya apabila tenaga kerja semakin banyak maka jumlah produksi kopi yang diperoleh akan semakin meningkat. Menurut pengamatan dilapangan hal ini bisa terjadi dikarenakan masyarakat lebih cenderung untuk bekerja pada areal perkebunan sendiri daripada bekerja pada petani pekebun lainnya, terutama pada musim panen. Keenam, Luas lahan kebun kopi berpengaruh nyata pada taraf 10 persen terhadap produksi usahatani kopi, artinya apabila semakin luas lahan kebun kopi maka jumlah produksi kopi yang diperoleh akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena rata-rata luasan usaha tani kopi yang dimiliki cukup luas yaitu 1.59 hektar. Pengaruh luas lahan kebun kopi ini sesuai dengan hasil penelitian Santoso 1987 dan Nurung 1997 yang menunjukkan bahwa luas kebun kopi sangat berpengaruh terhadap hasil produksi usahatani kopi rakyat. Ketujuh, Umur pohon kopi berpengaruh nyata terhadap hasil produksi usahatani kopi. Dari hasil pengamatan di lapangan hal ini disebabkan karena umur pohon kopi di daerah penelitian berkisar 10 tahun, bahkan banyak yang berusia lebih dari 30 tahun. Jumlah produksi kopi akan semakin meningkat dari tahun ke tahun dan puncaknya setelah tanaman kopi berumur 9 tahun. Kedelapan, Pengalaman petani berusahatani kopi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi usahatani kopi. Jika dilihat dari nilai parameter dugaan lama pengalaman petani berusaha tani kopi sebesar 0.006 yang berarti bahwa apabila lama pengalaman petani di tingkatkan 10 persen, akan memberikan peningkatan keuntungan sebesar 0.6 persen ceteris paribus memberikan indikasi bahwa petani kopi di daerah penelitian telah memiliki pengalaman dalam usahatani kopi yang cukup baik.

6.1.3 Pengujian Hipotesis