terlebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah
adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang bertanggungjawab sesuai bagiannya. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik. Dengan pengertian tersebut
dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil organisasi dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya meliputi penerimaan, pengalokasian, pengamanan dan pengembangannya.
2.3. Analisis Varians
Menurut Shim dan Siegel 2001 analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi,
departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau
setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak menegetahui angka aktual hingga akhir
periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode. Menurut Mahsun 2006 analisis selisih anggaran adalah teknik
pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran dengan realisasi tanpa melihat keberhasilan program. Pengukuran kinerja ditekankan
pada input, yaitu jika terjadinya overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang
direncanakan Hansen dan Mowen, 2006.
2.4. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Dedeh 2009 tentang analisis anggaran operasional sebagai alat pengendalian manajemen studi kasus PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor menunjukkan adanya beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Faktor tesebut adalah realisasi kegiatan usaha semester satu tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan,
rencana jangka panjang corporate plan, dan faktor penting lainnya yang tertera dalam program-program tahunan. Prosedur penyusunan anggaran
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan menggunakan metode bottom up. Penyusunan anggaran dimulai dengan pengarahan dari direksi tentang
penyusunan anggaran tahunan untuk periode tahun mendatang kepada kepala bagian serta pembentukan tim penyusunan anggaran. Setelah mendapatkan
pengarahan, maka tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya. Selanjut- nya konsep anggaran dibahas dalam rapat koordinasi.
Hasil penelitian Lastowo 2010 mengenai evaluasi anggaran belanja sebagai alat pengendali keuangan studi kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia. Tujuan penelitian tersebut adalah
untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang
menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada pusdiklat ANRI, mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada pusdiklat
ANRI, menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja pada pusdiklat ANRI, menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian
yang terjadi pada anggaran belanja pusdiklat ANRI. Hasil dari penelitian tersebut bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam
penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, standar
biaya umum, realisasi dan anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana pusdiklat ANRI.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan
pengelolaan keuangan yang dilaksanakan secara terbuka, bertanggung jawab serta akuntabel untuk mencapai suatu kinerja yang maksimal. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara penyusunan anggaran yang efektif dan efisien agar setiap dana yang dianggarkan dapat memberikan kontribusi yang
maksimal untuk setiap kegiatannya. Bank BNI sebagai badan usaha milik negara, maka perlu dilakukan
efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen yang ada didalam organisasinya. Untuk melakukan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen tersebut perlu
dilakukan penyusunan suatu anggaran. Salah satu anggaran yang disusun oleh bank BNI adalah anggaran operasional.
Penyusunan anggaran operasional memiliki prosedur serta beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan mengapa anggaran tersebut
disusun dan manfaat apa saja yang diperoleh dari anggaran yang ditetapkan. Setelah itu dilakukan proses penyusunan anggaran sesuai prosedur yang telah
ditentukan kemudian akan menghasilkan suatu anggaran. Dari hasil anggaran yang telah ditetapkan akan dilakukan suatu analisis varians ketika realisasinya
telah diketahui. Analisis varians dilakukan dengan cara membandingkan anggaran
yang telah dibuat dengan realisasi yang dihasilkan. Selanjutnya dilakukan uji t t-test untuk mengetahui apakah ketidaksesuaian atau selisih tersebut masih
dalam batas pengendalian. Sehingga ketika evaluasi telah dilakukan akan menghasilkan sebuah analisis anggaran yang dapat memberikan rekomendasi
bagi perusahaan dalam upaya perbaikan anggaran keuangan. Lebih lengkapnya dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini.