Tahapan Metode Adsorpsi METODE PENELITIAN 1. Karakterisasi Awal Limbah Laboratorium

3. Tahapan Metode Adsorpsi

Tahapan metode adsorpsi ini dilakukan dengan memasukkan arang aktif dengan berbagai konsentrasi. Tahapan ini dilakukan dengan terlebih dahulu melihat hasil pengukuran proses presi pitasi. pH yang diterapkan pada proses adsorpsi ini adalah pH 10. Hal tersebut karena dari hasil presipitasi, pH terbaik didapat pada pH 10 yang didasarkan pada pengukuran warna dan kekeruhan optimum. Jenis arang aktif yang digunakan adalah arang aktif tipe granule dan arang aktif tipe powder. Mula-mula sebanyak 100 mL sampel limbah pH 10 masing -masing dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke da lam sampel tersebut dimasukkan arang aktif tipe granule dan tipe powder dengan masing-masing konsentrasi, yaitu 0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g100 ml sampel limbah. Sampel-sampel kemudian dilakukan pengadukan dengan alat shaker selama 12 jam dengan kecepatan pengadukan 130 rpm. Hasil proses adsorpsi kemudian diukur warna, kekeruhan, COD dan logam berat Hg, Ag, Cr. Adapun diagram alir proses adsorpsi yaitu sebagai berikut : Penambahan arang aktif granule dan powder pada limbah dengan konsentrasi masing-masing yaitu : 0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g100 ml sampel limbah Analisis hasil proses adsorpsi COD, warna dan kekeruhan, logam berat Hg, Ag dan Cr Sampel air limbah laboratorium dengan pH 10 Pengadukan selama 12 jam dengan alat shaker. Kecepatan pengadukan yaitu 130 rpm Penyaringan filtrat dengan kertas saring Gambar 2. Diagram Alir Proses Adsorpsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Limbah Laboratorium

Limbah laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sisa analisis COD Chemical Oxygen Demand . Limbah sisa analisis COD merupakan limbah buangan laboratorium yang tidak bisa la ngsung dibuang ke lingkungan. Hal itu karena masih mengandung kadar logam yang tinggi dan memiliki pH rendah. Limbah sisa analisis COD memiliki toksisitas yang tinggi. Hal tersebut karena dalam metode analisis COD memerlukan beberapa bahan kimia seperti kalium dikromat K 2 Cr 2 O 7 , merkuri sulfat HgSO 4 untuk mengatasi gangguan klorida, dan katalis pereaksi oksidasi berupa perak sulfat AgSO 4 serta asam sulfat. Bahan – bahan tersebut sangat toksis dan bilamana limbah cair sisa analisis COD ini dibuang ke s aluran pembuangan yang ada di laboratorium, maka akan mencemari perairan umum Ardeniswan, 2005. Limbah sisa analisis COD ini memiliki penampakan secara visual yaitu wana bening kebiruan. Warna asalnya pada saat analisis COD pada umumnya berwarna merah kekuningan orange, tetapi oleh karena penambahan ferroin yang ditambahkan untuk analis isnya, limbah analisa COD ini berubah menjadi kebiruan. Penampakan limbah sisa ana lisis COD disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD