3. Tahapan Metode Adsorpsi
Tahapan metode adsorpsi ini dilakukan dengan memasukkan arang aktif dengan berbagai konsentrasi. Tahapan ini dilakukan dengan terlebih
dahulu melihat hasil pengukuran proses presi pitasi. pH yang diterapkan pada proses adsorpsi ini adalah pH 10. Hal tersebut karena dari hasil
presipitasi, pH terbaik didapat pada pH 10 yang didasarkan pada pengukuran warna dan kekeruhan optimum. Jenis arang aktif yang digunakan adalah
arang aktif tipe granule dan arang aktif tipe powder. Mula-mula sebanyak 100 mL sampel limbah pH 10 masing -masing
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke da lam sampel tersebut dimasukkan arang aktif tipe granule dan tipe powder dengan
masing-masing konsentrasi, yaitu 0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g100 ml sampel limbah. Sampel-sampel kemudian dilakukan pengadukan dengan alat
shaker selama 12 jam dengan kecepatan pengadukan 130 rpm. Hasil proses adsorpsi kemudian diukur warna, kekeruhan, COD dan logam berat Hg, Ag,
Cr. Adapun diagram alir proses adsorpsi yaitu sebagai berikut :
Penambahan arang aktif granule dan powder pada limbah dengan konsentrasi masing-masing yaitu :
0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g100 ml sampel limbah
Analisis hasil proses adsorpsi COD, warna dan kekeruhan, logam berat Hg, Ag dan Cr
Sampel air limbah laboratorium dengan pH 10
Pengadukan selama 12 jam dengan alat shaker. Kecepatan pengadukan yaitu 130 rpm
Penyaringan filtrat dengan kertas saring
Gambar 2. Diagram Alir Proses Adsorpsi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Limbah Laboratorium
Limbah laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sisa analisis COD Chemical Oxygen Demand . Limbah sisa analisis
COD merupakan limbah buangan laboratorium yang tidak bisa la ngsung dibuang ke lingkungan. Hal itu karena masih mengandung kadar logam yang
tinggi dan memiliki pH rendah. Limbah sisa analisis COD memiliki toksisitas yang tinggi. Hal
tersebut karena dalam metode analisis COD memerlukan beberapa bahan kimia seperti kalium dikromat K
2
Cr
2
O
7
, merkuri sulfat HgSO
4
untuk mengatasi gangguan klorida, dan katalis pereaksi oksidasi berupa perak sulfat AgSO
4
serta asam sulfat. Bahan – bahan tersebut sangat toksis dan bilamana limbah cair sisa analisis COD ini dibuang ke s aluran pembuangan yang ada di
laboratorium, maka akan mencemari perairan umum Ardeniswan,
2005. Limbah sisa analisis COD ini memiliki penampakan secara visual
yaitu wana bening kebiruan. Warna asalnya pada saat analisis COD pada umumnya berwarna merah kekuningan orange, tetapi oleh karena
penambahan ferroin yang ditambahkan untuk analis isnya, limbah analisa COD ini berubah menjadi kebiruan. Penampakan limbah sisa ana lisis COD disajikan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD