Adsorpsi Teknologi Pengolahan Limbah Cair 1. Presipitasi

Proses presipitasi kimia tidak hanya terjadi pada fenomena kimia semata, namun juga terdapat fenomena fisik di dalamnya. Fenomena fisik yang ada antara lain adalah perubahan bentuk padatan terlarut yang relatif berukuran kecil menjadi padatan tersuspensi yang relatif berukuran besar sehingga mudah diendapkan. Faktor fisik lainnya adalah pengadukan yang mempercepat proses presipitasi kimia Metcalf Eddy, 1991.

2. Adsorpsi

Salah satu metode yang digunakan untuk menghilangkan zat pencemar dari limbah adalah adsorpsi Rios et al., 1999. Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak dengan zat lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas paras, interface cairan dengan cairan, caira n dengan gas atau cairan dengan padatan dalam waktu tertentu. Contohnya antara lain dehumidifikasi, yaitu pengeringan udara dengan desiccant penyerap, pemisahan zat y ang tidak diinginkan dari udara atau air menggunakan karbon aktif, ion exchanger untuk zat terlarut di dalam larutan dengan ion dari media exchanger. Artinya, pengolahan air minum dengan karbon aktif hanyalah salah satu dari terapan adsorpsi Anonim, 2008. Adsorpsi adalah proses terjadinya perpindahan masa adsorbat dari fase gerak fluida pembawa a dsorbat ke permukaan adsorben. Dalam prosesnya terjadi tarik menarik antar molekul adsorbat zat teradsorpsi serta antara molekul-molekul adsorbat dan tapak-tapak aktif pada permukaan adsorben pengadsorpsi. Perpindahan massa terjadi jika gaya tarik adsorben lebih kuat Setyaningsih, 1995. Berdasarkan jenis gaya tari k ini, dikenal adsorpsi fisik fisisorpsi yang melibatkan gaya van der waals, dan adsorpsi kimia kimisorpsi yang melibatkan reaksi kimia Bird, 1985. Proses adsorpsi secara umum dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut Anonim, 2009 : 1. Luas permukaan Semakin luas permukaan adsorben, maka makin banyak zat yang teradsorpsi. Luas permukaan adsorben ditentukan oleh ukuran partikel dan jumlah dari adsorben. 2. Jenis adsorbat a. Peningkatan polarisabilitas adsorbat akan meningkatkan kemampuan adsorpsi molekul yang mempunyai polarisabilitas yang tinggi polar memiliki kemampuan tarik-menarik terhadap molekul lain dibandingkan molekul yang tidak da pat membentuk dipol non polar. b. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi. c. Adsorbat dengan rantai yang bercabang biasanya lebih mudah diadsorb dibandingkan rantai yang lurus. 3. Struktur molekul adsorbat. Hidroksil dan amino berakibat mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen meningkatkan kemampuan penyisihan . 4. Konsentrasi Adsorbat Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben . 5. Temperatur a. Pemanasan atau pengaktifan adsorben akan meningkatkan daya serap adsorben terhadap adsorbat menyebabkan pori -pori adsorben lebih terbuka. b. Pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben , sehingga kemampuan penyerapannya menurun . 6. pH pH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada biosorben dan kompetisi ion logam dalam proses a dsorpsi. 7. Kecepatan pengadukan Kecepatan pengadukan menentukan kecepatan waktu kontak adsorben dan adsorbat. Bila pengadukan terlalu lambat , maka proses adsorpsi berlangsung lambat pula ; tetapi bila pengadukan terlalu cepat , kemungkinan struktur adsorben ce pat rusak, sehingga proses adsorpsi kurang optimal. 8. Waktu Kontak Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kesetimbangan. 9. Waktu kesetimbangan Waktu kesetimbangan dipengaruhi oleh tipe biomasa jumlah dan jenis ruang pengikatan, ukuran dan fisiologi biomasa aktif atau tidak aktif, ion yang terlibat dalam sistem biosorpsi , dan konsentrasi ion logam. Mekanisme peristiwa adsorpsi dapat diterangkan sebagai berikut. Molukel adsorpbat berdifusi melalui suatu lapis an batas ke permukaan luar adsopben, disebut difusi eksternal. Sebagian ada yang teradsorpsi di permukaan luar, tapi sebagian besar berdifusi lanjut ke dalam pori-pori adsorben difusi internal. Bila kapasitas adsorpsi masih sangat besar, sebagian besar adsorbat akan teradsorpsi dan terikat di permukaan. Namun, bila permukaan sudah jenuh atau mendekati jenuh oleh adsorbat, dapat terjadi dua hal : 1 Terbentuk lapisan adsorpsi kedua dan seterusnya di atas adsorbat yang telah terikat di permukaan. Gejala in i disebut adsorpsi multilapisan, atau sebaliknya 2 Tidak terbentuk lapisan kedua sehingga adsorbat yang belum teradsorpsi berdifusi keluar pori dan kembali ke arus fluida Rahmawati, 2006. Proses adsorpsi pada karbon aktif terjadi mel alui tiga tahap dasar. Zat terjerap pada karbon aktif bagian luar, lalu bergerak menuju pori -pori karbon aktif, selanjutnya terjerap ke dinding bagian dalam dari karbon aktif Rahmawati, 2006.

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT