Warna yang ditimbulkan pada tahapan presipitasi ini timbul oleh logam berat yang tereduksi pada berbagai pH. Menurut Keenan 1991 tiap-
tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi sendiri dan menimbulkan warna. Warna hijau kekuningan pad a pH 2 dan pH 4
menunjukkan adanya logam krom Cr yang melarut. Warna larutan menjadi kuning cerah pH 2 dan pH 4 artinya pada larutan terdapat ion CrO
4 2-
dalam jumlah besar. Warna hijau kekuningan ini juga terjadi pada pH 12 dan 14 yang artinya logam berat krom akan cenderung melarut kembali.
Warna yang terbentuk pada pH 6 adalah warna coklat y ang berasal dari endapan FeOH. Endapan yang terbentuk pada pH 10, 12 dan 14 berwarna
hitam. Warna hitam tersebut berasal dari endapan FeS Keen an, 1991; Underwood, 1991; Wilford, 1987.
4. Pengaruh pH Terhadap Penyisihan Hg, Ag dan Cr
pH memiliki pengaruh yang besar terhadap pengendapan logam. Tiap logam memiliki pH spesifik saat kelarutannya minimum, sehingga
dapat mengendap secara maksimal. Gambar 9 menunjukkan bahwa Hg memiliki persentase penyisihan
tertinggi yaitu sebesar 97 pada pH 11.63 pH 11±0.37 dan cenderung melarut kembali dibawah pH 11.63. Perak Ag memiliki persen penyisihan
maksimum sebesar 98.95 pada pH 11.63, sedangkan Cr memiliki persen penyisihan maksimum sebesar 96.85 yaitu pada pH 9.77 pH 10±0.23.
Gambar 9. Pengaruh pH Terhadap Penyisihan Hg, Ag, dan Cr
Logam berat yang mengandung krom akan membentuk CrOH
3
yaitu pada pH 7 – 8, sedangkan di atas pH 8 akan terbentuk CrO
4 2-
atau Cr
2
O7
2-
. Logam yang tereduksi setelah mencapai pH pada kelarutan minimum cenderung melarut kembali. Hal tersebut karena sifat amfoterik
yaitu sifat dari logam berat yang melarut kembali setelah mencapai pH pada kelarutan minimum Soemantojo et al., 2009
. Hasil lengkap penyisihan Hg, Ag, dan Cr bisa dilihat pada Lampiran 6 .
Hasil penyisihan logam berat Hg, Ag, dan Cr selain dilihat dari persen penyisihan juga bisa dijelaskan dengan hubungan pH terhadap
konsentrasi dari Hg, Ag, dan Cr yang tersisihkan. Berdasarkan Gambar 10, Hg yang tereduksi terbesar terjadi pada
pH 11.63 pH 12±0.37. Konsentrasi minimum yang bisa diturunkan pada pH tersebut mencapai 11.74 mgL. Angka tersebut jauh melewati kadar
maksimum yang diperbolehkan pada baku mutu limbah cair yang dikeluarkan pemerintah sebesar 0.05 mgL Kepmen LH No. 51 Tahun
1995. Hasil pengukuran lengkap konsentrasi Hg dapat dilihat pada Lampiran 7.
Gambar 10. Pengaruh pH Terhadap Konsentrasi Hg Gambar 11 menunjukkan bahwa untuk Ag konsentrasi minimum
yang bisa diturunkan sebesar 0.096 mgL pada pH kelarutan minimum 11.63 pH 12±0.37, sedangkan untuk Cr konsentrasi minimum yang dicapai
sebesar 0.358 mgL pada pH 9.77 pH 10±0.23. Kadar Cr sudah memenuhi
baku mutu yang ditetapkan pemerintah yaitu 0.5 mgL Kepmen LH No. 51 tahun 1995. Baku mutu Ag dalam Kepmen LH tahun 1995 tidak
distandarkan. Hasil lengkap pengukuran pada pengaruh pH terhadap penyisihan konsentrasi Ag dan Cr dapat dilihat di Lamp iran 7.
Gambar 11. Pengaruh pH Terhadap Konsentrasi Ag dan Cr
C. Karakteristik Limbah Hasil Adsorpsi 1. Pengaruh Arang Aktif terhadap COD