Pengaruh pH Terhadap COD Chemical Oxygen Demand Pengaruh pH Terhadap Warna dan Kekeruhan

Semakin tinggi volume yang ditambahkan pada sampel limbah, maka pH akan meningkat. Hubungan antara volume NaOH dengan pH dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Pengaruh Volume NaOH Terhadap pH Saat melakukan proses netra lisasi dilakukan pengadukan agar larutan bisa terhomogenisasi sehingga pengukuran pH bisa diukur dengan baik. Menurut Andaka 2008 , apabila suatu presipitan kimia ditambahkan ke dalam limbah cair encer yang mengandung logam dan dilakukan pengadukan dalam suatu tangki reaksi berpengaduk, maka logam terlarut tersebut diubah menjadi suatu bentuk tak larut dengan reaksi kimia antar senyawa logam terlarut dan presipitan . Hasil padatan tersuspensi dipisahkan dengan pengendapan di dalam wadah pengendapan. Keseragaman pH yang diterapkan pada penelitian adalah pH 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14. Berdasarkan Gambar 4 di atas diperlukan NaOH sebanyak 70 ml untuk bisa mencapai pH 2, sekitar 85 mL untuk pH 4 dan kisaran 90 mL untuk pH 6 – 14. Data dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Pengaruh pH Terhadap COD Chemical Oxygen Demand

Kisaran konsentrasi COD pada limbah sisa analis is COD dari hasil pengukuran awal sebesar 320 – 360 mgL masih belum memenuhi baku mutu lingkungan berdasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 1995 yaitu sebesar 100 mgL. Penanganan dengan metode presipitasi yaitu dengan penambahan NaOH pada sampel li mbah mampu menurunkan kadar COD. Pengaruh berbagai pH terh adap COD disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa dengan semakin naiknya pH oleh penambahan NaOH, maka kadar COD semakin menurun baik pada saat sebelum dilakukan proses j artest maupun sesudah jartest. Penurunan paling rendah pada limbah sebelum dilakuk an jartest didapat COD sebesar 180 mgL pada pH 14. Proses setelah jartest, COD turun sebesar 140 mgL pada pH 10, 12 dan 14. Hal ini berarti bahwa dengan proses jartest, kadar COD bisa diturunkan dengan baik bila dibandingkan tanpa proses jartest. Pengadukan cepat dan lambat pada proses jartest mempercepat pembentukan flok-flok pada limbah dan mengikat bahan -bahan organik dan anorganik yang kemudian terendapkan bersama endapan logam berat. Hal tersebut yang membuat kandungan COD bisa berkurang tingkat konsentrasinya. Metode presipitasi mampu menurunkan COD antara 30 – 60 persen Metcalf dan Edy, 1999. Gambar 5. Pengaruh pH Terhadap COD Kadar COD terendah yang terukur dari hasil proses presipitasi yaitu sebesar 140 mgL masih belum memenuhi baku mutu air limbah. Data hasil pengukuran COD ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pengaruh pH Terhadap Warna dan Kekeruhan

Pengamatan terhadap pengukuran warna dan kekeruhan dibagi dua, yaitu pengamatan pada pengendapan selama 30 menit dan pengamatan pada pengendapan selama satu hari. Hal tersebut dilakukan karena logam berat memiliki kelarutan yang tinggi sehingga membutuhkan waktu untuk mengendap secara maksimal. Hubungan antara pH dengan warna dan kekeruhan pada pengendapan selama 30 m enit dapat dilihat pada Gambar 6, sedangkan hubungan pH dengan warna dan kekeruhan pada pengendapan selama 1 hari dapat dilihat pada Gambar 7 . Gambar 6 menunjukkan pengaruh pH dengan warna dan kekeruhan pada pengendapan selama 30 menit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan pH oleh penambahan NaOH akan semakin meningkatkan kekeruhan. Pengendapan selama 30 menit belum mampu mengendapkan logam berat yang tereduksi secara maksimal. Hal ini disebabkan karena padatan tersuspensi logam berat yang tereduksi sangat sulit u ntuk diendapkan dengan waktu yang singkat. Gambar 6. Pengaruh pH Terhadap Warna dan Kekeruhan pada Pengendapan Selama 30 menit Gambar 7 menunjukkan bahwa dengan pengendapan satu hari mampu menurunkan warna dan kekeruhan dalam jumlah yang minimum. Warna dan kekeruhan optimum pada proses presipitasi dengan pengendapan satu hari didapatkan pada pH 10 dengan warna sebesar 14.5 PtCo dan kekeruhan sebesar 2.09 NTU. pH dengan hasil pengukuran warna dan kekeruhan optimal ini yaitu pH 10 kemudian akan d iterapkan pada tahapan adsorpsi. Data hasil pengukuran warna dan kekeruhan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Gambar 7. Pengaruh pH Terhadap Warna dan Kekeruhan pada Pengendapan Selama 1 Hari Hasil pengamatan terhadap inisiasi pH 2 , 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 juga menghasilkan warna yang berbeda-beda. Gambar 8 menunjukkan tahapan inisiasi pH dengan warna yang ditimbulkannya. Gambar 8. Pembentukan Warna pada Berbagai pH Dari kiri ke kanan : pH 1.4, 2, 4, 6, 8, 10,12 da n 14 Warna yang ditimbulkan pada tahapan presipitasi ini timbul oleh logam berat yang tereduksi pada berbagai pH. Menurut Keenan 1991 tiap- tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi sendiri dan menimbulkan warna. Warna hijau kekuningan pad a pH 2 dan pH 4 menunjukkan adanya logam krom Cr yang melarut. Warna larutan menjadi kuning cerah pH 2 dan pH 4 artinya pada larutan terdapat ion CrO 4 2- dalam jumlah besar. Warna hijau kekuningan ini juga terjadi pada pH 12 dan 14 yang artinya logam berat krom akan cenderung melarut kembali. Warna yang terbentuk pada pH 6 adalah warna coklat y ang berasal dari endapan FeOH. Endapan yang terbentuk pada pH 10, 12 dan 14 berwarna hitam. Warna hitam tersebut berasal dari endapan FeS Keen an, 1991; Underwood, 1991; Wilford, 1987.

4. Pengaruh pH Terhadap Penyisihan Hg, Ag dan Cr