1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah KUMKM merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran
pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, peningkatan devisa negara, dan pembangunan ekonomi daerah.
Selain itu pemberdayaan KUMKM merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur. Dalam pembangunan bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan pasal 33 ayat 1 dan
penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi pasal 33 ayat 4. Herawati 2011 dalam penelitian sebelumnya menjelaskan,
kemitraan yang dilakukan oleh UMKM dengan PT ISM Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills, merupakan suatu investasi
– bukan cost – dan dapat menghasilkan win-win solution atau sinergi yang menghasilkan keadilan bagi masyarakat dan
keamanan berusaha serta keserasian dengan lingkungan. Kemitraan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip komitmen, transparan, kejujuran, dan
ketulusan, antara pihak-pihak yang bermitra dan dikembangkan secara rasional. Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan azas kekeluargaan sebagaimana amanah
dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1, yaitu Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
Dalam Rencana Strategis Kementrian Koperasi dan UMKM periode 2010- 2014 dinyatakan bahwa pembangunan yang ditujukan kepada Koperasi dan
UMKM diharapkan mampu menghantarkan penataan struktur pelaku ekonomi nasional lebih padu dan seimbang, baik dalam skala usaha, strata dan sektoral,
sehingga berkembang struktur pelaku ekonomi nasional yang kokoh dan mandiri.
Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam perekonomian nasional, keberadaan Koperasi dan UMKM terbukti merupakan pelaku usaha
yang mandiri, kukuh dan fleksibel, dalam kondisi normal maupun krisis sekalipun ukm-indonesia.net, 2013. Pemerintah juga telah menetapkan arah kebijakan dan
strategi Kementrian Koperasi dan UKM dalam rencana strategis periode 2010- 2014, yakni:
1.
Strategi peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi usaha koperasi dan UMKM.
2. Strategi peningkatan akses kepada sumberdaya produktif.
3. Strategi pengembangan produk dan pemasaran.
4. Strategi peningkatan daya saing SDM koperasi dan UMKM.
5. Strategi penguatan kelembagaan koperasi.
6. Strategi umum.
a. Strategi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.
b. Strategi peningkatan sarana dan prasarana aparatur kementerian.
Perkembangan UMKM pada tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Besar
Tahun 2011-2012
No Indikator
Satuan Tahun 2011
Tahun 2012 Perkembangan
tahun 2011-2012 Jumlah
Pangsa Jumlah
Pangsa Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
Unit Usaha A+B A.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
- Usaha Mikro - Usaha Kecil
- Usaha Menengah B.
Usaha Besar Unit
Unit Unit
Unit Unit
Unit 55.211.396
55.206.444 54.559.969
602.195 44.280
4.952 99.99
98.82 1.09
0.08 0.01
56.539.560 56.534.592
55.856.176 629.418
48.997 4.968
99.99 98.79
1.11 0.09
0.01 1.328.163
1.328.147 1.296.207
27.223 4.717
16 2.41
2.41 2.38
4.52 10.65
0.32 2
Tenaga kerja Unit Usaha A+B A.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
- Usaha Mikro - Usaha Kecil
- Usaha Menengah B.
Usaha Besar Orang
Orang Orang
Orang Orang
Orang 104.613.681
101.722.458 94.957.797
3.919.992 2.844.669
2.891.224 97.24
90.77 3.75
2.72 2.76
110.808.154 107.657.509
99.859.517 4.535.970
3.262.023 3.150.645
97.16 90.12
4.09 2.94
2.84 6.194.473
5.935.051 4.901.720
615.977 417.354
259.422 5.92
5.83 5.16
15.71 14.67
8.97 Keterangan:
Angka Sementara Angka Sangat Sementara
Sumber data : Kementrian Koperasi dan UKM diolah
Dari Tabel 1 dapat dilihat dua hal perkembangan UMKM saat ini yakni jumlah unit usaha mengalami peningkatan 1.328.147 unit dari tahun sebelumnya,
dengan pangsa rata-rata 99 artinya UMKM merupakan pelaku ekonomi yang dominan dan peningkatan jumlah tenaga kerja 5.935.051 orang dari tahun
sebelumnya dengan pangsa rata-rata 97 yang menunjukkan UMKM mampu menyerap jumlah tenaga kerja, disadari bahwa dengan tingkat penyerapan tenaga
kerja yang tinggi, sektor ini telah menjamin stabilitas pasar tenaga kerja, penekanan pengangguran dan menjadi wahana bangkitnya wirausaha baru, serta
tumbuhnya wirausaha nasional yang tangguh dan mandiri.
Perkembangan yang cukup menggembirakan dari tabel di atas, menjadi potensi yang terus dapat dikembangkan karena ditopang dengan tersedianya
jumlah penduduk sebagai tenaga kerja yang potensial. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah telah menetapkan arah pembangunan dengan
penekanan pada pendidikan yang diharapkan semakin link and match dengan tantangan persaingan tenaga kerja dan penciptaan wirausaha baru. Selebihnya
pengembangan usaha Koperasi dan UMKM dapat terus dilakukan karena pada alam Indonesia terkandung kekayaan yang tiada tara dan tersedianya keragaman
bahan
baku bagi
produk inovatif
Koperasi dan
UMKM. Di sisi lain, UMKM juga memiliki keterbatasan dalam berusaha seperti
ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan sumber daya, ketidaktegasan keberpihakan negara pada implementasi pengembangan ekonomi
rakyat dalam kebijakan dan pengembangan strategi industrialisasi, struktur pasar yang bersifat oligopolis, kinerja yang relatif terbatas pada hal yang klasikal
sumber daya manusiaSDM, permodalan dan akses terhadap kelembagaan keuangan, manajemen, pemasaran dan informasi, terjadinya distorsi dan
inkonsistensi kebijakan yang menyangkut upaya pengembangan. Salah satu solusi dari keterbatasan UMKM dalam berusaha yakni perlu ada pengembangan
berbagai bentuk kerjasama dengan pihak-pihak perusahaan, diantaranya
pengembangan kemitraan dan jaringan pasar bersama Koperasi dan UMKM, tempat magang, alih teknologi, pendampingan dan advokasi serta CSR
Corporate Social Responsibility dengan menekankan pada bentuk kerjasama yang saling membutuhkan, menguntungkan dan membesarkan Hubeis, 2009.
Sesuai dengan Undang-undang PT No. 40 tahun 2007, pasal 74 yang menegaskan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang
danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Kepedulian perusahaan migas minyak dan gas
bumi terhadap masyarakat sekitar terutama di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dapat diwujudkan melalui program CSR perusahaan.
Irwanto dan Prabowo 2009 mengatakan untuk setiap program CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, terdapat beberapa hal yang terlebih dahulu
disepakati: a siapa kelompok penerima, b apa indikator keberhasilannya, dan c bagaimana tindaklanjutnya. Program CSR harus efisien,efektif, bermutu, dan
bisa diandalkan sehinggaharus dilakukan secara ekonomis dan rasional untuk dapat meningkatkan laba perusahaan.Agar dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, program CSR membutuhkan suatu alat atau teknik yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi CSR tersebut.
Pengembangan pelaksanaan program CSR saat inipun mengalami perkembangan yang signifikan utamanya dalam pola-pola pemberian bantuan
dengan mengacu pada prinsip kemandirian. Salah satu program CSR yang sedang dikembangkan adalah kewirausahaan atau entrepreneurship, dalam hal ini artinya
perusahaan memberikan akses kepada masyarakat sekitar untuk berperan aktif dalam berusaha dan berkontribusi nyata dalam mengembangkan perkembangan
industri kecil menengah di Indonesia.
Komunitas usaha kecil dan ramah lingkungan di wilayah Kotamadya Balikpapan yang tergabung dalam Rumah Kreatif Balikpapan RKB merupakan
sebuah bentuk industri kecil yang terbentuk melalui program CSR dari salah satu perusahaan migas yang beroperasi di Kalimantan. Anggota RKB merupakan
penyandang cacat dan ibu-ibu PKK di wilayah operasi perusahaan migas tersebut. RKB hadir sejak awal tahun 2012, dengan kegiatan bisnis berupa industri batik
tulis dan kerajinan dari sampah rumah tangga. Untuk industri kecil batik tulis, RKB telah menghasilkan beragam produk seperti kain batik, sajadah, hiasan
dinding, sarung bantal, kain, baju, selendang dan tas. Motif batik yang telah diciptakan seperti daun ulin, rig anjungan minyak, pompa angguk, paduan pohon
mangrove, lekuk Dayak, beruang madu, pasak bumi, kantung semar dan anggrek hitam Kalimantan. Sedangkan untuk kerajinan dari sampah rumah tangga juga
telah menghasilkan beragam pernak-pernik aksesoris dan tas.
Anggota RKB telah mendapatkan hasil dari sebuah kegiatan industri yang dijalankan selama ini. Walaupun banyak hal yang perlu dikembangkan untuk
lebih baik lagi, baik dari kualitas produksi, manajemen keuangan dan juga strategi pengembangan usaha untuk menuju kemandirian. Kontribusi perusahaan dalam
pengembangan RKB sangat signifikan dimulai dari bentuk pelatihan, penyertaan modal, sewa tempat dan pemasaran. Bahkan saat ini biaya operasional tempat
RKB masih dalam tanggung jawab perusahaan. Sebagai sebuah industri kecil yang diharapkan mandiri seharusnya RKB sudah mampu melepaskan diri dari
bantuan pihak perusahaan. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat
mengidentifikasi permasalahan yang sedang dihadapi RKB dan solusi untuk pengembangan keberlangsungan usaha.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi usaha UKM Rumah Kreatif Balikpapan ?
2. Bagaimana kinerja usaha UKM Rumah Kreatif Balikpapan ?
3. Bagaimana strategi pengembangan usaha UKM Rumah Kreatif Balikpapan
dalam upaya meningkatkan kemandirian dan keberlangsungan usaha ? Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengkaji kondisi usaha saat ini di UKM Rumah Kreatif Balikpapan. 2.
Mengkaji kinerja UKM Rumah Kreatif Balikpapan. 3.
Menyusun strategi pengembangan usaha UKM Rumah Kreatif Balikpapan dalam upaya meningkatkan kemandirian dan keberlangsungan usaha.
2. TINJAUAN PUSTAKA Usaha Mikro, Kecil dan Menengah