Pengaruh Proses Pelunturan Terhadap Pengurangan Berat Contoh Uji

0.78 1.04 0.13 2.07 1.46 1.39 0.5 1 1.5 2 2.5 Pelunturan rata- rata P1 P2 P3 P4 P5 P6 Spesimen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Proses Pelunturan Terhadap Pengurangan Berat Contoh Uji

Pelunturan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah keluarnya zat dari contoh uji sebagai akibat dari perendaman dalam air yang bertujuan untuk mengetahui apakah ikatan polimer, coupling agent dan asetilasi dan Zinc borate dapat terurai oleh air sehingga menyebabkan kerentanan terhadap serangan rayap tanah. Grafik Persentase pelunturan rata-rata setiap contoh uji dapat dilihat pada Gambar 3. Keterangan: P0 = Kayu utuh P1 = HDPE + serbuk kayu P. ponderosa. P2 = HDPE + serbuk kayu P. ponderosa dengan perlakuan 3 caupling agent. P3 = HDPE + serbuk kayu P. ponderosa terasetilasi. P4 = HDPE + serbuk kayu P. ponderosa dengan penambahan 1 ZB serut permukaan, tanpa lapisan polimer dipermukaannya. P5 = HDPE + serbuk kayu P. ponderosa serut permukaan, tanpa lapisan polimer dipermukaannya. Gambar 3 Rata-rata persentase kehilangan berat setelah perendaman dalam air Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa perendaman dalam air menyebabkan semua contoh uji mengalami pelunturan, walaupun pengurangan beratnya tidak signifikan, artinya pengurangan berat yang terjadi relatif kecil. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang dilakukan, diperoleh bahwa pada selang kepercayaan 95 dan 99 perlakuan terhadap contoh uji berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat. Untuk melihat pengaruh perbedaan perlakuan tiap komposit kayu, maka dilakukan uji lanjut Duncan dan diperoleh bahwa contoh uji kontrol berbeda nyata dengan kelima contoh uji. P3 berbeda nyata dengan P0, P1, P2, P4 dan P5. Secara analisis keragaman kehilangan berat berat keenam contoh uji dapat dilihat pada Lampiran 1. Persen pelunturan yang terkecil terjadi pada contoh uji P3, yakni campuran HDPE dengan serbuk kayu terasetilasi sebesar 0,13, hal ini terjadi karena pengaruh asetilasi dimana perlakuan asetilasi akan meningkatkan persen penambahan berat dan menghasilkan kayu dengan hidrofobisitas yang lebih tinggi Hadi et al. 1993, sedangkan persen pelunturan yang terbesar terjadi pada contoh uji kontrol kayu utuh sebesar 2,07, hal ini diakibatkan oleh komponen kayu yang mudah larut dalam air seperti gula dan pati serta tidak dilakukannya proses asetilasi, penambahan coupling agent dan lain-lain. Pengurangan berat contoh uji pada P1 sebesar 0,78 , pengurangan berat yang kecil terjadi karena tidak ada perlakuan tambahan pada komposit serbuk kayu plastik jadi zat yang keluar dari contoh uji ini lebih kecil dibandingkan contoh uji P2, P4 dan P5, hal ini dapat dilihat pada Gambar 5. Pengurangan berat pada P2 diduga ada ikatan coupling agent yang lepas karena tercuci oleh air. Pada contoh uji P4 dan P5 pengurangan berat yang lebih besar terjadi pada P4 karena ada zinc borate yang larut dalam air pada saat pelunturan.

4.2 Penurunan Berat Contoh Uji Setelah Diumpan Terhadap Rayap Tanah C. gestroi.