Pengujian  asam lemak jenuh miristat, palmitat, linoleat, stearat, oleat biasanya dilakukan dengan menggunakan gas chromatography GC.
Lemak adalah campuran trigliserida. Trigliserida terdiri atas satu molekul gliserol yang berikatan dengan tiga molekul asam lemak.
Asam lemak jenuh  yaitu apabila rantai hidrokarbon dijenuhi dengan hidrogen. Asam palmitat C
15
H
31
COOH, asam stearat C
17
H
35
Asam lemak tidak jenuh yaitu apabila rantai hidrokarbonnya tidak dijenuhi oleh hidrogen dan karena itu mempunyai satu ikatan  rangkap atau lebih. Asam oleat
C COOH adalah termasuk asam
lemak jenuh.
17
H
33
COOH, asam linoleat C
17
H
29
COOH adalah termasuk asam lemak tak jenuh.  Asam lemak tak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah daripada asam
lemak jenuh.   Asam lemak tak jenuh  apabila dibiarkan terlalu lama dalam udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak tengik, kelembaban udara,
cahaya, suhu yang tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan ketengikan minyak.
2.6  Metode  Evaluasi  Hasil Uji Profisiensi  dan Kemungkinan Penyebab Kinerja Laboratorium  Tidak Memuaskan
a.  Peserta uji profisiensi
Penentuan peserta uji profisiensi ini adalah berdasarkan teknik purposive sampling.  Thompson  et al.  2006 tidak mempersyaratkan jumlah minimum
atau  maksimum peserta uji profisiensi.  Food and Consumer Safety Authority 1995  merekomendasikan jumlah minimum laboratorium adalah delapan.
Edegard  et al.2000 merekomendasikan sedikitnya 8 –  15 laboratorium ikut serta dalam uji profisiensi.  Edegard et al. 2000 juga mengindikasikan bahwa
jumlah laboratorium peserta tidak perlu sama untuk seluruh level konsentrasi. b.  Uji Grubbs
Uji Grubbs adalah metode yang digunakan untuk menghilangkan data yang ekstrem.  Pemilihan rumus didasarkan pada posisi data dalam kumpulan data
keseluruhan IUPAC, 2006; Trevor J.F., 2006.
Pedro R et al. 2007 menyatakan bahwa uji seleksi Grubbs digunakan untuk menentukan apakah observasi data terbesar dan terkecil pada kumpulan data
adalah termasuk outlier.
c. Pendekatan nilai ketetapan konsensus dari laboratorium penguji yang
mengikuti  uji profisiensi Robust Z-score
Data duplo hasil analisis yang dikirimkan oleh setiap laboratorium dihitung secara  statistika  menggunakan metode perhitungan statistika  Robust  Z-score.
Parameter yang dihitung disini adalah Z between laboratories.  Untuk menghitung Z, mula-mula dihitung Si dengan rumus berikut ini:
S
i
=  A
i
+ B
i
A √2
i
dan B
i
Z adalah  kedua  data duplo hasil analisis.
=  S
i
- median IQR
Si Si
IQR x 0,7413 adalah IQR ternormalisasi n IQR yang merupakan ukuran dari variabilitas data, yang mirip dengan simpangan baku.
x 0,7413
n IQR ≈ SD
IQR yang  merupakan singkatan dari  interquartile range adalah selisih antara quartile atas dan bawah. Quartile bawah Q
1
adalah suatu harga dibawah dimana seperempat dari seluruh hasil beradaterletak sedangkan quartile atas
Q
3
IQR = Q adalah suatu harga diatas mana seperempat dari seluruh  hasil berada.
3
- Q n IQR  = IQR x 0,7413
1
Dimana: Z
= Z score antar laboratorium
Ai =
hasil uji sampel pertama dari laboratorium i Bi
= hasil uji sampel kedua dari laboratorium i
Median  = nilai tengah dari sekelompok data n hitung
0.7413  = standar distribusi normal
IQR =
interquartile range Nilai Z  dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori:
a Laboratorium yang termasuk dalam kategori  “tidak memuaskan”
outlier, apabila laboratorium tersebut memperoleh nilai Z
-3  Z yang
bukan terletak diantara -3 dan +3.
Besaran Z 3  atau  I ZI
≥3
b Laboratorium yang termasuk dalam kategori ”diperingatkan” questionable.
menggambarkan presisi antara laboratorium.
2  I Z I
c Laboratorium yang “memuaskan” kompeten.
3 : berarti hasil analisisnya belum termasuk tidak memuaskan, tetapi sudah dalam  batas diperingatkan.
I Z I
d. Pendekatan nilai ketetapan dari pengukuran sebuah laboratorium acuan