Jenis variabel yang digunakan untuk mengukur kebijakan pemerintah adalah pembangunan pelabuhan perikanan X
61
dengan nilai probabilitas 0.001, artinya berpengaruh secara signifikan, hal ini perlu diantisipasi dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dengan paket teknologi yang mampu mengefektifkan waktu bongkar muat hasil tangkapan di pelabuhan, agar
tidak terjadi antrian kapal ikan. Disamping itu variabel pembentukan badan usaha milik negara X
62
Pembangunan PPN Untia Makassar merupakan salah satu bentuk kontribusi pemerintah dalam upaya mendukung industri perikanan dalam
memasuki persaingan industri hasil perikanan. Memasuki era globalisasi diramalkan akan terjadi persaingan perdagangan yang semakin tajam, sehingga
akan mendorong setiap negara untuk menciptakan suatu keunggulan Kotler 1997. Menghadapi tantangan di atas industri perikanan akan dihadapkan pada
kemampuan memanfaatkan peluang dan potensi sumberdaya alam perikanan yang dimiliki sebagai penyedia bahan baku industri. Disamping itu industri perikanan
harus mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga memiliki nilai tambah, memiliki produk bernilai dan bermutu tinggi, sehingga produk bisa
bersaing Gardjito 1996. dengan nilai probabilitas sama dengan 0.004, berpengaruh
secara signifikan, hal ini perlu diantisipasi dengan membentuk badan usaha milik negara yang menyediakan sarana dan prasaran yang sangat menunjang aktivitas
industri perikanan pada area pelabuhan perikanan.
Hasil penelitian Madecor Group 2001 untuk pengembangan industri perikanan seperti pengembangan industri pengolahan ikan dan industri
pengalengan selain diperlukan infrastruktur berupa kawasan industri perikanan yang berbasis pelabuhan perikanan juga sangat dibutuhkan modal usaha maupun
modal investasi. Untuk mengatasi kendala ini sangat diperlukan kebijakan pemerintah, yakni kebijakan pemerintah dalam pemberian kemudahan kepada
investor untuk mendapatkan modal usaha melalui pengaturan pemanfaatan tanah industri untuk dijadikan sebagai agunan dalam mendapatkan modal usaha.
4.4.4.3 Pengaruh faktor kinerja industri perikanan terhadap DIP
Daya saing industri perikanan dalam pemasaran hasil dipengaruhi oleh kinerja industri perikanan Gambar 11, jenis variabel yang digunakan untuk
mengukur kinerja industri perikanan adalah aspek keuangan berupa laba rugi perusahaan X
51
, volume penjualan X
52
, pertumbuhan penjualan X
53
, pertumbuhan pelanggan X
54
, kemampuan harga bersaing X
55
, mutu produk X
56
, tingkat penyerapan tenaga kerja X
57
dan jaringan pemasaran luas X
58
Apabila suatu industri memiliki kemampuan laba yang semakin meningkat berarti akan semakin kuat industri itu dalam meningkatkan kinerjanya, hal ini
merupakan tujuan dari perusahaan untuk mendapatkan laba, tingginya kemampuan suatu perusahaan mendapatkan laba akan mendorong nilai return of
investment dan return on equity pada suatu industri. Dilain pihak dalam menghadapi pemasaran hasil perikanan, suatu industri akan menghadapi suatu
tantangan dalam memilki daya saing industri perikanan.
.
Peningkatan kinerja industri perikanan di bidang pemasaran ternyata dalam menghadapi persaingan saat ini bukan hanya sekedar mendapatkan
besarnya margin usaha akan tetapi industri perikanan harus mampu menciptakan kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler 1997 yang
mengatakan bahwa, khusus bagi produk hasil perikanan yang memiliki daya tahan kesegaran yang sangat singkat, diperlukan penanganan yang lebih baik dan
optimal karena apabila penanganan kurang bagus maka nilai jual langsung menurun dan bahkan tidak ada nilainya sama sekali. Berdasarkan terori tersebut,
maka apabila industri perikanan berada di dalam suatu kawasan pelabuhan perikanan akan mampu mempertahankan kualitas produk hasil perikanan karena
penanganan bisa lebih cepat dengan waktu yang dituhkan sangat singkat. Salah satu variabel daya saing industri perikanan dalam pemasaran hasil
perikanan adalah adanya jaminan mutu produk. Variabel ini mengantisipasi konsumen yang saat ini semakin memiliki tuntutan atas kualitas produk yang
lebih baik dan aman untuk dikonsumsi, disamping memiliki respon yang lebih cepat tepat waktu ternyata juga menuntut adanya nilai lebih yang diberikan oleh
perusahaan. Hal inilah yang harus dimiliki oleh industri perikanan di Kota Makassar yang untuk mampu memenuhi tuntutan kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan keinginan konsumen. Oleh karena itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan daya saing hasil perikanan dengan kemampuan teknologi informasi
dan komunikasi serta jaminan mutu produk serta harga produk yang kompetitif perlu ditingkatkan, agar mampu bersaing di pasaran umum.
Berdasarkan data BPS Kota Makassar 2009 serta Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan Kota Makassar 2009 hasil produksi industri perikanan
umumnya dipasarkan dalam bentuk segar yaitu sebesar 14 739.5 ton, dalam bentuk beku sebesar 1 463.6 ton dan dalam bentuk pengeringan atau penggaraman
sebesar 337.6 ton. Hal inilah yang merupakan keunggulan hasil produksi perikanan yang ada di Kota Makassar, karena hasil produksi perikanan umumnya
dipasarkan dalam bentuk segar. Hal ini sesuai dengan pendapat Putro 2002 yang mengatakan bahwa hasil produksi perikanan yang dipasarkan, yang paling
diminati oleh konsumen adalah ikan dalam bentuk segar.
4.5 Strategi Pengembangan Industri Perikanan
Strategi pengembangan industri perikanan ini dirumuskan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berinteraksi berdasarkan analisis model pada
bagian sebelumnya. Strategi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan interaksi dari faktor-faktor yang signifikan tersebut, sehingga pengembangan industri
perikanan menjadi lebih optimal. Interaksi antar variabelfaktor serta strategi yang digunakan dapat di lihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Interaksi antar variabelfaktor yang signifikan dengan strategi yang digunakan
No. Interaksi antar variabelfaktor Strategi
1 2
3
1.
2. Internal Industri II dengan
kemampuan SDM X
11
, inovasi penggunaan
teknologi X
12
Eksternal Industri EI dengan
perkembangan teknologi X
21
, ketersediaan jasa pelatihan X
22 ,
kondisi industri pemasok X
24
Peningkatan keterampilan SDM dengan pelatihan dan pengenalan paket-paket
teknologi baru yang dilaksanakan oleh perusahaan perikanan terhadap
anggotanya.
Pengembangan kemitraan industri dengan pihak pemasok teknologi, ketersediaan jasa
pelatihan dan ketersediaan infrastruktur. Faktor ini harus dilaksanakan oleh
perusahaan industri perikanan bekerjasama dengan pemerintah Dinas Perikanan dan
Kelautan, Dinas Tenaga Kerja serta pihak perguruan tinggi seperti Unhas, UMI dan
universitas lainnya yang ada di Makassar.