29
3  METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari  -  Desember  2009  dengan tempat penelitian di Kota Makassar Sulawesi Selatan.  Khususnya pada kawasan
pelabuhan perikanan atau kawasan industri perikanan.  Adapun kegiatan penelitian meliputi:
1 Survei lokasi penelitian pada bulan April - Mei 2009 untuk merancang variabel dan melakukan wawancara untuk mendapatkan data-data awal dari industri
perikanan yang ada di Kota Makassar. 2 Pengambilan data dari industri perikanan yang berkaitan dengan data-data
SEM  yang dilakukan pada bulan Juni - November 2009 yang berlokasi di Kota Makassar Sulawesi Selatan.
3.2  Tahapan Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran dari rencana penelitian ini, maka tahapan penelitian akan difokuskan pada deskripsi existing condition industri perikanan
yang ada saat ini di Kota Makassar.  Selanjutnya menganalisis  tentang industri perikanan, pengaruh internal dan eksternal industri serta sumberdaya alam dan
lingkungan terhadap lingkungan industri perikanan, kebijakan pemerintah, peranan  pelabuhan  perikanan  yang ada di  Kota  Makassar sebagai basis
pengembangan industri perikanan dan daya saing industri perikanan. Pengembangan model teoritis dilakukan dengan menggunakan analisis
SEM  Structural equation modelling  yaitu meliputi perancangan awal path diagram,  persamaan  pengukuran measurement model  dan  persamaan  stuktur
structural model.  Kemudian dilakukan uji kesesuaian, jika diterima maka akan menghasilkan model industri perikanan yang berbasis pelabuhan perikanan,
kemudian akan dilihat prioritas strategi pengembangan industri perikanan yang akan menjadi perhatian untuk dikembangkan di Kota Makassar.  Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.
30
Mulai
Survei Lapang, Studi Pustaka, Diskusi Pakar Tentang Industri Perikanan
Pengembangan Konsep Model Berdasarkan Teori dan Existing Condition
Kondisi                          Kondisi                       Kondisi SD Alam  Lingk.
Internal Industri      Eksternal Industri Kebijakan
Pemerintah Analisis Kinerja           Analisis Daya                 Analisis
Industri Perikanan         Saing Industri
Pelayanan Pelabuhan
KONDISI AWAL ANALISIS SEM
Pengembangan                                 TEORI Konsep Model
Analisis SEM Path Diagram, Measurement Model, Structural Model
Tidak Uji Kesesuain
Ya Model Industri Perikanan
Berbasis Pelabuhan Perikanan
Prioritas Strategi Pengembangan Industri Perikanan
SELESAI
Gambar 3 Tahapan penelitian yang diawali penentuan kondisi awal dan diikuti dengan analisis SEM
31
3.3  Jenis dan Jumlah Data yang Dibutuhkan
Pengambilan data dilakukan kepada responden yang ada kaitannya dengan industri perikanan yang memiliki karakteristik industri penangkapan ikan, industri
pengolahan dan pemasaran serta pengambil kebijakan.  Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan untuk dianalisis  dalam  penelitian  ini adalah faktor  konstruk
yang terkait dengan variabel yang diteliti pada industri perikanan yaitu:  internal industri, eksternal industri, sumberdaya alam dan lingkungan, lingkungan industri
perikanan, kinerja industri perikanan, kebijakan pemerintah, pelayanan pelabuhan perikanan  dan daya saing industri.  Penetapan faktor  konstruk  tersebut melalui
kajian pustaka dinyatakan sebagai bentukan variabel dari masing-masing faktor tersebut.
Ukuran sampel memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil analisis SEM Structural Equation Modelling.  Hair et al. 1998 yang diacu
dalam  Ferdinan 2002 mengatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200.  Bila ukuran sampel menjadi terlalu besar, misalnya lebih dari
400, maka metode menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran Goodness of Fit Index yang baik.
Jumlah data yang diambil mengacu pada teknik Maximum Likelihood Estimation  ML,  maka  jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penggunaan
analisis  SEM  berkisar antara 100  sampai  200  sampel.  Ukuran sampel ini ditetapkan dengan pertimbangan syarat keterwakilan aspek kajian dan kebutuhan
analisis, teknik pengambilan sampel adalah purposive, random sampling. Berdasarkan teknik ini, kemudian ditetapkan 150 orang responden yang diperoleh
dari jumlah total responden yang dianggap mewakili setiap  responden,  sebesar 10 dari setiap kelompok.  Rincian pengelompokan responden adalah:
1 Pengambil kebijakan  sebanyak  16  orang, yaitu:  pejabat dalam lingkungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi  Sulawesi  Selatan  sebanyak  5  orang,
pejabat dalam lingkungan  Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan  Kota Makassar sebanyak 5 orang, pengelola PPI Paotere sebanyak 2 orang Kepala
PPI dan KTU, Polairud,  kepala  pasar ikan Rajawali,  ketua HNSI  cabang Sulawesi Selatan dan ketua Ispikani cabang Sulawesi Selatan masing-masing 1
orang.
32
2 Pengusaha Perikanan sebanyak 19 orang, yaitu: Pengusaha ekspor sebanyak 7 orang yang mewakili setiap jenis produksi, pengusaha lokal sebanyak 6 orang
dan pemilik modal Juragan sebanyak 6 orang dimana setiap orang mewakili satu kecamatan yang wilayahnya berbatasan dengan pantai.
3 Pengusaha Pengumpul Ikan Fish CarrierJolloro sebanyak 20 orang, yaitu: -  Yang berdomisili di Makassar  dengan jumlah  sebanyak  97  orang  dipilih
sebanyak 10 orang responden -  Yang berdomisili di luar Kota Makassar dalam Wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan dipilih sebanyak 3 orang responden -  Yang berdomisili di luar Provinsi Sulawesi  Selatan  sebanyak 2 orang
responden yaitu dari Provinsi Kalimantan Timur dan dari Provinsi Sulawesi Tenggara, karena nelayan kedua provinsi tersebut banyak mendaratkan hasil
tangkapannya di pelabuhan perikanan yang ada di Kota Makassar -  Pengumpul ikan di darat sebanyak 57  orang, dipilih sebanyak 5 orang
responden 4 Nelayan berdasarkan kelompok alat tangkap yang digunakan sebanyak 105
orang  yang diperoleh dari jumlah total responden yang mewakili setiap kelompok alat tangkap minimal sebesar 10, yaitu:
-  Pukat Kantong payanglampara, dogol cantrang, pukat pantai  dengan jumlah 170 unit dipilih sebanyak 20 orang responden
-  Pukat cincin Purse Seine, Gae dengan jumlah 64 unit  dipilih sebanyak 10 orang responden yaitu:
a  Berdasarkan waktu operasi  penangkapan ikan  sebanyak 4 orang responden, masing-masing 2 orang responden waktu operasi pada siang
hari dan 2 orang responden waktu operasi pada malam hari b  Berdasarkan daerah penangkapan ikan yaitu sebanyak 6 orang
responden, masing-masing 2 orang responden yang melakukan operasi penangkapan ikan di wilayah perairan Kota Makassar, 2 orang
responden yang melakukan operasi penangkapan ikan di luar wilayah perairan Kota Makassar dan 2 orang responden yang melakukan operasi
penangkapan ikan di luar wilayah perairan provinsi Sulawesi Selatan -  Jaring insang jaring hanyut, jaring lingkar, jaring klitik, jaring tetaplanra,
jaring tiga lapistrammel net dengan jumlah 383 dipilih sebanyak 30 orang sebagai responden
33
-  Jaring angkat  bagan  rambo, bagan perahu, bagan tancap, serok  dengan jumlah 29 unit dipilih sebanyak 5 orang responden
-  Pancing rawai tuna, rawai hanyut, rawai tetap, rawai dasar dengan jumlah 225 unit dipilih sebanyak 15 orang responden
-  Pancing lainnya pancing tonda, pancing ulur, pancing tegak, pancing cumi- cumi dengan jumlah 332 unit dipilih sebanyak 15 orang responden
-  Perangkap sero, bubu, lainnya dengan jumlah 198 unit dipilih sebanyak 10 orang responden
3.4  Metode Pengumpulan Data 3.4.1  Pengumpulan data primer