. Hubungan Kuat Tarik Tidak Langsung dengan Kadar Residu Oli

lxxxv Penurunan kadar aspal optimum yang terjadi : 1. Pada campuran bitumen aspal dan residu oli Penurunan kadar aspal optimum = 0607 . 0591 . 0607 . - × 100 = 2,64 dari kadar residu oli 0 sampai 20 2. Pada bitumen residu aspal murni Penurunan kadar aspal optimum = 0607 . 0473 . 0607 . - × 100 = 22,08 dari kadar residu oli 0 sampai 20

4.3.4 . Hubungan Kuat Tarik Tidak Langsung dengan Kadar Residu Oli

Berdasarkan hasil perhitungan kuat tarik tidak langsung pada kadar aspal optimum dengan variasi residu oli Tabel 4.8, maka dapat dibuat grafik hubungan kuat tarik tidak langsung dengan kadar residu oli seperti yang disajikan pada Gambar 4.11. Gambar 4.11. Hubungan kuat tarik tidak langsung dengan kadar residu oli y = -26.76x + 749.4 r² = 0.978 200 400 600 800 5 10 15 20 25 IT S K P a Kadar Residu Oli Indirect Tensile Strength ITS Linear Indirect Tensile Strength ITS lxxxvi Koefisien determinasi r 2 = 0,978, maka 97,8 kuat tarik tidak langsung yang diperoleh dapat dijelaskan oleh variasi kadar residu oli. Nilai koefisien korelasi r yang diperoleh, yaitu sebesar 0,989. Karena 0,9 ≤ 0,989 ≤ 1, maka korelasi yang dihasilkan sangat kuat. Pada grafik dapat dilihat terjadinya penurunan kuat tarik tidak langsung dengan adanya variasi residu oli. Kuat tarik yang paling besar terjadi pada residu oli 0 dengan kuat tarik tidak langsung rata-rata sebesar 726.58 Kpa. Penurunan ITS yang terjadi = 575179 . 726 339222 . 191 575179 . 726 - x 100 = 73,67 dari kadar residu oli 0 sampai 20 Berdasarkan grafik regresi linear telah dapat diketahui pola relasi atau hubungan antara kuat tarik tidak langsung dengan kadar residu oli. Residu oli yang ditambahkan dalam aspal menyebabkan nilai kuat tarik tidak langsung atau Indirect Tensile Strength ITS semakin turun. Penurunan nilai kuat tarik yang diperoleh disebabkan oleh tidak tercapainya homogenitas pada saat pencampuran, terutama pada campuran aspal dan residu oli 20 dengan suhu pencampuran 65°C. Pada suhu tersebut campuran aspal dan residu oli belum begitu encer, artinya ada bagian dari residu oli yang tidak menyatu dengan aspal. Residu oli yang lepas akan menutupi sebagian agregat yang tidak terselimuti aspal dan akibatnya agregat akan mudah lepas pada saat menerima beban karena agregat tidak mempunyai pengikat binder yang kuat. lxxxvii BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MARSHALL ASBUTON MODIFIKASI DENGAN ASPAL PENETRASI 60/70 PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE - WEARING COURSE (AC-WC)

2 20 65

Kajian kuat tekan terhadap karakteristik aspal beton pada campuran hangat dengan modifikasi agregat baru rap dan aspal residu oli

3 14 68

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL.

0 4 6

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH)CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN Analisis Its (Indirect Tensile Strength) Campuran Ac (Asphalt Concrete) Yang Dipadatkan Dengan Aprs (Alat Pemadat Roller Slab).

0 1 24

PENDAHULUAN Analisis Its (Indirect Tensile Strength) Campuran Ac (Asphalt Concrete) Yang Dipadatkan Dengan Aprs (Alat Pemadat Roller Slab).

0 2 5

ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH)CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN Analisis Its (Indirect Tensile Strength) Campuran Ac (Asphalt Concrete) Yang Dipadatkan Dengan Aprs (Alat Pemadat Roller Slab).

0 2 16

Perbandingan Indeks Perendaman Antara Campuran Beton Aspal Menggunakan Aspal Penetrasi 60 dan Aspal Penetrasi 80.

0 0 44

Perbandingan Kuat Tarik Tidak Langsung Campuran Beton Aspal Dengan Menggunakan Aspal Penetrasi 60 dan Aspal Penetrasi 80.

0 0 44

STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS AUS (AC-WC) MENGGUNAKAN ASPAL PENETRASI 60/70 DENGAN PENAMBAHAN LATEKS

1 2 14

1 BAB I PENDAHULUAN - Prediksi kinerja campuran asphalt concrete dengan aspal pen 60/70 dan aspal retona blend 55

1 2 95