xiv Penelitian ini menggunakan aspal penetrasi 6070, karena bila digunakan aspal
dengan penetrasi yang lebih rendah aspal keras dengan campuran residu oli pada suhu pencampuran hangat, akan mengakibatkan aspal tidak dapat menyelimuti
agregat dengan sempurna. Sebaliknya jika digunakan aspal dengan penetrasi yang lebih tinggi aspal lembek dengan campuran residu oli, maka akan terjadi binder
drainage, karena aspal terlalu encer. Kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan salah satunya disebabkan oleh
peningkatan beban dan repetisi beban. Asphalt concrete yang bergradasi menerus mempunyai ketahanan yang baik terhadap deformasi permanen, tetapi kurang
tahan terhadap retak akibat kelelahan. Retak akibat kelelahan ini sering disebabkan oleh beban berulang repetisi beban.
Suatu lapisan perkerasan jalan akan mengalami dua pembebanan yaitu beban tekan dan beban tarik. Berbeda dengan beban tekan yang secara empirik dapat
diperoleh dengan pengujian Marshall secara langsung, besarnya beban tarik tidak dapat dilakukan pengujian secara langsung dengan Marshall karena terdapat ring
cincin penahan. Padahal pada kondisi lapangan beban tarik yang sering menyebabkan retak, diawali dengan adanya retak awal crack initation pada
bagian bawah lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar ke permukaan. Namun sulit untuk mendapatkan pembebanan gaya tarik yang terjadi di lapangan,
sehingga untuk mengetahui gaya tarik dari asphalt concrete dengan menggunakan metode Indirect Tensile Strength Test.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola hubungan antara kadar residu oli dan suhu pada campuran
hangat? 2.
Bagaimana pola hubungan antara kadar aspal dengan kuat tarik tidak langsung dan berapa kadar aspal optimum untuk mendapatkan kuat tarik maksimum?
3. Bagaimana pola hubungan antara kadar residu oli dengan kuat tarik tidak
langsung?
xv 4.
Bagaimana pengaruh penggunaan residu oli terhadap kebutuhan aspal?
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini mengambil batasan masalah sebagai berikut: 1.
Material RAP yang digunakan berasal dari pengerukan lapis perkerasan jalan Asphalt Concrete-Wearing Course AC-WC pada ruas jalan Yogyakarta-
Prambanan oleh kontraktor PT. Perwita Karya dengan Cold Milling. 2.
Residu oli yang digunakan berasal dari sisa proses pemurnian minyak pelumas bekas MPB yang diperoleh dari PT. Wiraswasta Gemilang
Indonesia WGI Cibitung, Bekasi. 3.
Aspal yang digunakan adalah aspal keras penetrasi 6070 yang diperoleh dari Laboratorium Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. 4.
Agregat yang digunakan diperoleh dari Laboratorium Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Perubahan kimiawi yang terjadi tidak ditinjau.
6. Tinjauan terhadap karakteristik campuran terbatas pada pengamatan terhadap
hasil pengujian kuat tarik. 7.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. 8.
Penelitian ini hanya sebatas penerapan di laboratorium.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumuya, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pola hubungan antara kadar residu oli dan suhu pada campuran
hangat. 2.
Mengetahui pola hubungan antara kadar aspal dengan kuat tarik tidak langsung dan menghitung kadar aspal optimum untuk mendapatkan kuat tarik
maksimum.
xvi 3.
Mengetahui pola hubungan antara kadar residu oli dengan kuat tarik tidak langsung.
4. Mengetahui pengaruh penggunaan residu oli terhadap kebutuhan aspal.
1.5. Manfaat Penelitian