Tempat dan Waktu Penelitian 1 Tehnik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1

Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di desa sekitar Candi Menggung yang terletak di lingkungan Nglurah Kelurahan Tawangmangu Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. 2 Waktu Penelitian Pengalokasian waktu secara tepat merupakan langkah awal dalam penelitian agar berjalan secara teratur. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 10 bulan, yaitu dari bulan Januari 2009 sampai dengan Oktober 2009. Penelitian diawali dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Persiapan Penelitian, meliputi: pengajuan judul, , penyusunan proposal, permohonan perijinan penelitian, membut instrumen. 2 Pelaksanaan Penelitian, meliputi: memperbanyak instrumen, mengadakan try out atau uji coba, memperbaiki instrumen, menetapkan subyek penelitian, pengumpulan data, analisis data, uji hipotesis serta menarik kesimpulan. 3 Penyusunan laporan hasil penelitian, meliputi: penyelesaian laporan hasil penelitian dari bab I sampai bab V. Adapun perincian pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan jadwal sebagai berikut : No POKOK KEGIATAN PENELITIAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt 1 Pengajuan Judul √ 2 Proposal Penelitian √ 3 Pembuatan Instrumen √ 4 Perbaikan Instrumen √ 5 Pengumpulan Data √ √ 6 Analisis Data √ √ √ √ 7 Laporan Penelitian perbaikan √

B. Metode Penelitian

Sasaran dalam kegiatan penelitian dapat dicapai apabila penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat. Winarno Surakhmad 1994: 131 mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian”. Sedangkan Kartini Kartono 1990: 20 mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara-cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara berpikir dan berbuat yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Sehingga dalam penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan rancangan penelitian. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif sebab penelitian ini bermaksud mengungkap situasi atau Variabel sesuai dengan keadaan yang ada pada saat penelitian ini dilaksanakan, dimana Variabel penelitian tidak dimanipulasi atau dikenai perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana 1989: 64 yang menyatakan bahwa: “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta fenomena yang diselidiki. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian dekriptif menurut Moh. Ali 1985: 121 adalah sebagai berikut: 1 Memilih masalah yang diteliti; 2 Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun data sebagai dasar menyusun teori: 3 Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis; 4 Perumusan masalah; 5 Merumuskan dan memilih teknik pengumpuldata; 6 Menentukan kategori untuk mengadakan klasifikasi data; 7 Menetapkan teknik pengumpul data yang akan digunakan; 8 Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk menguji hipotesis; 9 Mengadakan analisis data menguji Hipotesis; 10 Menarik kesimpulan atau generalisasi; 11 Menyusun atau mempublikasikan laporan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional, sebab penelitian ini bertujuan menetapkan arah dan besarnya hubungan antar variabel-variabel yang diteliti. Hal ini didasarkan pada penjelasan Winarno Surakhmad 1 994: 140 bahwa “penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang ada”. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat ditegaskan bahwa penelitian ini disebut penelitian deskriptif korelasional.

1. Desain Penelitian

Menurut Moh. Naz ir 1988: 99, “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian ataupun hanya mengenai pengumpulan dan analisis data”. Penelitian ini melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat, maka penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Pengetahuan Kesejarahan dengan Pelestarian Candi Menggung, mengetahui seberapa besar hubungan antara Lingkungan Sosial dengan Pelestarian Candi Menggung dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Pengetahuan Kesejarahan dan Lingkungan Sosial secara bersama-sama dengan Pelestarian Candi Menggung pada masyarakat di sekitar Candi Menggung. Desain Penelitian secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2. Desain Penelitian

2. Variabel –Variabel Penelitian

Variabel-Variabel yang digunakan dalam suatu penelitian perlu diidentifikasikan dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dari luas serta sempitnya penelitian yang dilakukan. Variabel pertama dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Kesejarahan sebagai variabel bebas pertama atau X 1, dan variabel kedua yaitu Lingkungan Sosial sebagai variabel bebas kedua atau X 2. Sedang variabel ketiga yaitu Pelestarian Candi Menggung sebagai variabel terikat atau Y. Maka fungsinya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = fX 1 dan X 2 . Dari penggambaran di atas dapat dijelaskan bahwa variabel Y dianggap memperoleh pengaruh baik dari variabel bebas pertama X 1 maupun variabel bebas kedua X 2 bahkan dari variabel bebas keduanya. Untuk lebih jelasnya hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3. Pola Hubungan Antar Variabel X 1 X 2 Y Pengetahuan Kesejarahan Lingkungan Sosial Sikap pelestarian Candi Menggung Keterangan : 1.X1 : Variabel Pengetahuan Kesejarahan 2.X2 : Variabel Lingkungan Sosial 3.Y : Variabel Sikap Pelestarian Candi Menggung Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa penelitian ini berupaya menunjukkan adanya variabel X 1 terhadap Y, variabel X 2 terhadap Y, dan variabel X 1 dan X 2 terhadap Y. Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa penelitian ini termasuk penelitian deskriptif korelasional.

3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto 2006:118, Variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel Sikap Pelestarian Candi Menggung

Definisi konseptual Sikap Pelestarian Candi Menggung Y Secara umum, pengertian pelestarian situs adalah upaya mempertahankan keadaan asli, dengan tidak merubah yang ada dan tetap mempertahankan kelangsungan kondisinya yang sekarang. Lebih lanjut “pelestarian” juga mempunyai pengertian perlindungan dan pemeliharaan dari kemusnahan dan atau kerusakan. Pelestarian tersebut dapat tercapai melalui berbagai upaya pemugaran seperti konservasi atau rekonstruksi. Sikap pelestarian Candi Menggung berarti kesiapan untuk ikut serta dalam menjaga dan memelihara keselamatan benda-benda peninggalan yang berada di komplek candi terutama dari gangguan pencemaran, pengotoran, pencurian dan perusakan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung yang dapat diukur melalui kesadaran, dan rasa tanggung jawab. Definisi operasional Sikap Pelestarian Candi Menggung Y Sikap pelestarian candi menggung dalam penelitian ini, merupakan skor yang diperoleh dari responden dengan menggunakan seperangkat angket yang mencerminkan tingkat tanggapan masyarakat mengenai pelestarian Candi Menggung yang diukur dengan indikator sikap terhadap Candi Menggung, kesadaran memelihara dan menjaga keselamatan Candi Menggung, rasa tanggung jawab dalam memelihara dan menjaga keselamatan Candi Menggung, serta kemampuan dalam memelihara Candi Menggung dan keterampilan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

2. Variabel Pengetahuan Kesejarahan

Definisi konseptual Pengetahuan Kesejarahan X 1 Pengetahuan Kesejarahan dapat diartikan kemampuan subjek untuk mempertimbangkan sesuatu, sehingga mendorong individu yang menghayati untuk memilih mana yang pentingtidak penting, benartidak benar, baiktidak baik, bergunatidak berguna. Dengan demikian pemahaman nilai sejarah memberikan arah untuk bersikap dan bertingkah laku. Definisi operasional Pengetahuan Kesejarahan X 1 Pengetahuan Kesejarahan merupakan skor yang diperoleh dari responden dengan menggunakan seperangkat tes yang menggambarkan tingkat penguasaan masyarakat mengenai pengetahuan kesejarahan yang berhubungan dengan Candi Menggung.

3. Variabel Lingkungan Sosial

Definisi konseptual Lingkungan Sosial X 2 Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Definisi operasional Lingkungan Sosial X 2 Lingkungan sosial merupakan skor yang diperoleh dari responden dengan menggunakan seperangkat angket yang mencerminkan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia termasuk di dalamnya adalah manusia dan segala aturan lain yang saling mempengaruhi yang diukur dengan indikator kebiasaan dan nilai yang terjadi di masyarakat. Tabel 2. Tabel distribusi item pada masing-masing variabel No Variabel Indikator No. Item 1. 2. 3. Lingkungan Sosial Pengetahuan Kesejarahan Sikap Pelestarian Candi Menggung A. KEBIASAAN Perilaku Sehari-hari B. NILAI Tata karmaSopan santun Bersih desaGotong royong A. Pengetahuan tentang candi Menggung B. Perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia C. Manfaat dan fungsi peninggalan sejarah bagi masyarakat A. Kesadaran menjaga keselamatan Candi Menggung B. Rasa tanggung jawab dalam memelihara Candi Menggung C. Tanggung jawab terhadap keselamatan Candi Menggung D. Kemampuanketrampilan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat 4, 6, 12 3, 8, 14 1, 5, 9, 10, 13, 15 2, 7, 11 1, 2, 3, 5, 6, 8 4, 7, 9, 10, 11 12, 13, 14 3, 14, 1, 16 9, 11, 5, 15 2, 8, 10, 4, 6, 7, 13 12, 17, 18, 19, 20

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian yang dilakukan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun fungsi instrumen penelitian adalah untuk mengetahui dan mengukur fenomena yang ada pada responden yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen penelitian, yaitu instrumen berupa angket untuk menjaring data Pengetahuan Kesejarahan dan Lingkungan Sosial. Menurut Sanapiah Faisal 1981: 9 “alat pengumpul data berupa angket atau kuesioner berfungsi mewakili peneliti untuk menanyakan atau merekam jawaban responden sehubungan dengan informasi atau keterangan yang hendak dikumpulkan”. Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen penelitian, yaitu instrumen berupa angket untuk menjaring data sikap pelestarian Candi Menggung dan lingkungan sosial, serta instrumen berupa tes yang digunakan untuk menjaring data pengetahuan kesejarahan masyarakat desa Nglurah, kecamatan Tawangmangu, kabupaten Karanganyar. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini pernah digunakan oleh penelitian Argo Tri Wijanarko dengan judul Peran Serta Masyarakat Dalam Pelestarian Situs Watu Kandang Di Dusun Ngasinan, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar Ditinjau Dari Pemahaman Nilai Sejarah Dan Tingkat Pendidikan.

5. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dipergunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dibuat sudah memenuhi syarat sebagai alat pengukur yang baik atau belum. Tujuan uji coba instrumen adalah mengetahui seberapa jauh alat pengukur yang telah disusun memiliki validitas dan reliabilitas yang sudah di kategorikan baik dan memenuhi persyaratan kemudian dipersiapkan untuk dibagikan kepada kelompok responden uji coba. Selain validitas dan reliabilitas, untuk instrumen penelitian berupa tes dilakukan pengujian analisis butir soal yang meliputi taraf kesukaran dan daya pembeda pada setiap butir soal. Hal – hal yang berhubungan dengan masalah uji coba dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Tempat dan Waktu Uji Coba

Uji coba instrumen penelitian berupa kuesioner angket dan test dilaksanakan di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, pada bulan Mei-Juni 2009.

b. Subyek Uji Coba

Subyek uji coba instrumen penelitian berupa kuesioner angket dan test dilaksanakan oleh 20 responden yang diambil dari populasi yang sama dengan sampel yaitu masyarakat desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Diadakannya uji coba adalah untuk mengetahui apabila terdapat kelemahan pada instrumen dan hal – hal yang menyulitkan responden serta untuk mengetahui apakah instrumen penelitian memenuhi syarat validitas dan reliabilitas serta mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda pada butir soal instrumen penelitian berupa tes.

c. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh alat pengukur yang telah disusun memiliki validitas dan reliabilitas, sebab alat pengukur yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas. Selain validitas dan reliabilitas, untuk instrumen penelitian berupa tes dilakukan pengujian analisis butir soal yang meliputi taraf kesukaran dan daya pembeda pada setiap butir soal. 1 Validitas Untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen penelitian, maka perlu diadakan uji validitas. Validitas merupakan kriteria seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala atau bagian – bagian gejala yang hendak diukur sehingga pengukur benar – benar mengukur apa yang ingin diukur. Adapun validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas konstruk dan validitas isi. Adapun teknik validitas menggunakan langkah – langkah sebagai berikut : 1 mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, 2 melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada sejumlah responden, 3 mempersiapkan tabel tabulasi jawaban dan 4 menghitung korelasi antara skor per item dengan skor total dengan meggunakan rumus korelasi Product Moment. Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas, yaitu : a Validitas Konstruk Construct Validity Validitas konstruk adalah apabila butir – butir soal dalam seperangkat instrumen mampu mengukur aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. Suatu butir instrumen tingkat validitasnya tinggi apabila mempunyai sumbangan terhadap keseluruhan instrumen. Untuk mengetahui apakah angka korelasi signifikan atau tidak digunakan rumus Product Moment dengan angka kasar dari Pearson. Agar hasil yang dicapai lebih cepat dan akurat, uji validitas ini dilakukan dengan bantuan komputer program serial SPSS. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Dalam menguji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor – skor yang diperoleh pada masing – masing pertanyaan dalam variabel. Hasil uji validitas ketiga variabel menunjukkan bahwa butir pengetahuan kesejarahan X 1 tidak valid 5 item yaitu nomor 1, 3, 5, 6, 7. Butir lingkungan sosial X2 tidak valid 5 item yaitu nomor 4, 5, 6, 8, 14. Butir sikap pelestarian candi Menggung Y tidak valid 3 yaitu nomor 6, 8, 18. b Validitas Isi Content Validity Suatu alat mengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Instrumen penelitian agar memenuhi syarat validitas isi maka langkah – langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1 membuat kisi – kisi instrumen untuk menjaring data Pengetahuan kesejarahan, lingkungan sosial dan sikap pelestarian candi Menggung 2 kisi – kisi setiap variabel dan butir – butir soal instrumen penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Untuk mencari validitas alat ukur dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson dan dikenal sebagai rumus product moment, yaitu: Suharsimi Arikunto, 2006:170 r XY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor masing-masing item Y = Skor total XY = Jumlah perkalian X dan Y X 2 = Jumlah kuadrat dari X Y 2 = Jumlah kuadrat dari Y N = Jumlah subyek 2 Reliabilitas Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf reliabilitas tinggi, jika alat tersebut dikenakan pada kelompok yang sama memberikan hasil yang sama meskipun pada waktu yang berbeda. Untuk mengetahui reliabillitas digunakan rumus : Di mana: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan b 2 = jumlah varians butir t 2 = varians total Suharsimi Arikunto, 2006:196 Agar hasil yang dicapai lebih cepat dan akurat, uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer program serial SPSS. Hasil uji reliabilitas butir – butir    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY            2 2 11 1 1 t b k k r       Pengetahuan kesejarahan, lingkungan sosial dan sikap pelestarian candi Menggung menghasilkan derajad reliabilitas yang lebih besar dari koefisien 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa butir – butir setiap variabel adalah reliabel atau dapat dipercaya. c. Analisis Butir Soal Tes 1. Taraf kesukaran Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang masyarakat untuk mempertinggi usaha memecahkan soal tes. Sebaliknya soal tes yang terlalu sukar akan menyebabkan hilangnya semangat untuk mencoba lagi karena di luar kemampuannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal tes disebut indeks kesukaran difficulty indeks. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran soal tes ini menunjukkan taraf kesukaran soal tes. Soal tes dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal tes itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Hasil hitungan indeks kesukaran dapat disimpulkan bahwa; 1 Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 yang disebut sukar dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; 2 Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 yang disebut soal sedang dalam analisis butir soal ini berjumlah 4 soal; 3 Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 yang disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini berjumlah 16 soal. Sehingga indeks kesukaran dalam butir – butir soal dapat memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrumen tes. 2. Daya pembeda Daya pembeda soal tes adalah kemampuan soal tes untuk membedakan antara masyarakat yang berkemampuan tinggi dengan masyarakat yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi berkisar antaram 0,00 sampai 1,00. Dalam menghitung daya pembeda soal tes, seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok bo atau kelompok bawah. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tes dengan benar, sedangkan seluruh kelompok bawah menjawab salah maka soal tes tersebut mempunyai daya pembeda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab betul, maka nilai daya pembeda soal tersebut yaitu -1,00 tetapi jika kelompok atas dan kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau menjawab salah maka soal tersebutmempunyai daya pembeda 0,00 karena tidak mempunyai daya pembeda sama sekali. Hasil hitungan indeks diskriminasi dapat disimpulkan bahwa; 1 Daya pembeda antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek dalam analisis butir soal ini berjumlah 2 soal; 2 Daya pembeda antara 0,20 sampai 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal ini berjumlah 8 soal; 3 Daya pembeda antara 0,40 sampai 0,70 yang berarti baik dalam analisis butir soal ini berjumlah 2 soal; 4 Daya pembeda antara 0,70 sampai 1,00 yang berarti baik sekali dalam analisis butir soa ini tidak adal; 5 Daya pembeda negatif yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini 3 soal. Sehingga indeks diskriminasi dalam butir – butir soal dapat memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrumen tes.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Dalam sebuah penelitian diperlukan data objektif karena data merupakan satu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan apakah penelitian tersebut dikatakan berhasil atau tidak. Maka harus diperhatikan cara atau tehnik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data sesuai dengan sumber data yang di gunakan.

1. Populasi

Menurut Sugiyono 1999: 72 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Nglurah di sekitar Candi Menggung dengan usia antara 17-60 tahun.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto 2006:131 menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pendapat dari Suharsirni Arikunto 2006: 134 bahwa : “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih-lebih diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15, atau 20 - 25 atau lebih”. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, karena jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil sebanyak 10 dari populasi penelitian.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan strata masing-masing, digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Sugiono, 1999: 75 Adapun jumlah populasi dari sampel adalah sebagai berikut : Tabel 3. Jumlah populasi dan sampel Nama Desa Populasi Total Penduduk Usia 17-60 Tahun Sampel Nglurah 1345 884 88 Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 88 orang. E.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data ini dilakukan dengan dua cara yaitu angket dan tes. Angket kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang fakta, maupun keyakinan yang diberikan secara langsung kepada subjek penelitian. Sesuai dengan bentuk variabelnya, maka ada tiga variabel yang dibutuhkan datanya yaitu lingkungan sosial, pengetahuan kesejarahan dan sikap pelestarian candi menggung. Untuk pengumpulan data mengenai pengetahuan kesejarahan menggunakan tes dan untuk pengumpulan data tentang lingkungan sosial dan sikap pelestarian candi menggung menggunakan kuesioner. Tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Suharsimi Arikunto,2006:150. Tes dalam penelitian ini merupakan prosedur yang sistematik berguna untuk mengukur testee. Kalimat pertanyaan dalam tes dibuat tidak terlalu panjang supaya tidak memakan waktu yang lama dalam membacanya sehingga kebosanan dan kemungkinan testee asal-asal saja dalam mengisinya dapat teratasi. Dari alternatif jawaban yang dibuat oleh peneliti, hanya ada satu jawaban yang benar dan tepat. Tugas responden adalah memberi tanda silang pada huruf di depan alternatif jawaban yang dinyatakan paling benar. Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang suatu topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu seperti prefensi, keyakinan, minat, dan perilaku. Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data pengetahuan kesejarahan dengan menggunakan tes tertulis sebagai alat pengukur dengan dua bentuk alternatif jawaban, yaitu jawaban B jika jawaban benar dan S jika jawaban salah. Tujuan tes ini hanya disediakan dua macam jawaban saja, karena untuk mempermudah masyarakat desa nglurah yang berada di sekitar candi menggung untuk menjawabnya. Sedangkan untuk pengumpulan data mengenai lingkungan sosial dan sikap pelestarian candi menggung menggunakan instrumen angket atau kuesioner skala likert. Skala likert menuntut sejumlah butir pertanyaan atau pernyataan yang monoton. Dalam pengukuran veriabel sikap pelestarian candi menggung dan lingkungan sosial menggunakan 5 kategori. Kelima kategori tersebut disediakan 5 skor, yaitu: 1 Sangat setuju SS diberi skor 5 2 Setuju S diberi skor 4 3 Ragu-ragu R diberi skor 3 4 Tidak Setuju TS diberi skor 2 5 Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 Untuk selanjutnya, kriteria jawaban angket dibedakan dalam skor positif dan skor negatif. a Untuk skor statement positif bobot penilaiannya adalah sebagai berikut: 1. Sangat setuju SS diberi skor 5 2. Setuju S diberi skor 4 3. Ragu-ragu R diberi skor 3 4. Tidak Setuju TS diberi skor 2 5. Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1 b Untuk skor statement negatif bobot penilaiannya adalah sebagai berikut: 1. Sangat setuju SS diberi skor 1 2. Setuju S diberi skor 2 3. Ragu-ragu R diberi skor 3 4. Tidak Setuju TS diberi skor 4 5. Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 5 Suharsimi Arikunto 2006:151 mengemukakan “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal- hal yang diketahui”. Dalam memberikan kuesioner kepada responden memerlukan petunjuk untuk mengerjakannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalm menyusun petunjuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyan adalah sebagi berikut : 1. Petunjuk harus sesingkat-singkatnya tetapi selengkap-lengkapnya. 2. Kecuali singkat petunjuk harus jelas. 3. Apa yang perlu ditonjolkan, tonjolkan dengan huruf-huruf besar, kata yang digaris bawahi atau kata-kata diantara tanda petik. 4. Berilah petunjuk baru tiap-tiap kali jawaban yang diinginkan berlainan sekali dengan tipe jawaban sebelumnya. 5. Jika dirasa perlu memberi contoh, berilah satu dua contoh mengenai bagaimana cara menjawabnya.Sutrisno Hadi,1980:164

F. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam suatu penelitian harus berorientasi pada bentuk hipotesis dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut harus segera dianalisis untuk mengetahui kebenaran hipotesis dan juga memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi dan teknik regresi. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi sederhana dan teknik korelasi ganda. Teknik korelasi sederhana untuk menentukan hubungan masing-masing Variabel X dan Y. Teknik korelasi ganda untuk menentukan hubungan Variabel X1dan X2 secara bersama-sama terhadap Variabel Y. Teknik regresi yang digunakan dalam penelitian ini dalah teknik regresi sederhana dan teknik regresi ganda. Teknik regresi sederhana untuk menetukan kontribusi masing-masing Variabel X dan Y. dan teknik regresi ganda untuk menetukan kontribusi Variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu harus dilakukan pengujian prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji liniearitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing Variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji linearitas dimaksudkan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara Variabel X dan Y. Untuk menggunakan analisis data regresi, terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi yaitu: 1 Variabel mempunyai data yang berdistribusi normal 2 Variabel mempunyai data linier 3 Variabel mempunyai data yang dipilih secara acak random 4 Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subyek yang sama pula 5 Variabel mempunyai data interval atau rasio. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data antara lain: 1. Mengolah skor dari tiga instrument penelitian ke dalam bentuk penyebaran data yang disajikan dalam bentuk pengelompokan data yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: a. Rentang Range = data terbesar – data terkecil Sudjana, 2005:91 b. Banyaknya kelas k = 1 + 3,3 log n rumus sturgess Sudjana, 2005:47 c. Panjang kelas i = rentang R banyaknya kelas k Sudjana, 2005:47 d. Perhitungan mean dengan rumus: n X X mean i    Dimana:  X : mean skor X : skor nilai tengah n : banyak Variabel Sudjana, 2005:67 2. Perhitungan modus dengan rumus:          2 1 1 b b b p b Mo Dimana: b : batas bawah kelas interval p : panjang kelas interval 1 b : frekuensi interval dikurangi frekuensi dibawahnya 2 b : frekuensi interval dikurangi diatasnya Sudjana, 2005:77 3. Perhitungan median dengan rumus:            f F n p b Me 2 1 Dimana: b : batas bawah kelas median p : panjang kelas median n : ukuran sample F : jumlah semua frekuensi dibawah median f : frekuensi kelas median Sudjana, 2005:79 4. Perhitungan standar deviasi dengan rumus:     2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 s s n n X f X f n S       Dimana: S : standart deviasi 2 S : varians simpangan baku S adalah akar dari varians 1 X : tanda kelas 1 f : frekuensi n :  1 f Sudjana, 2005:95 5. Pengujian persyaratan analisis data, yaitu: uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov. Djarwanto, 2001;246 6. Menetukan persamaan regresi sederhana dengan menggunakan rumus: 1 bX a Y   Dimana: a : konstanta b : beta elastisitas varian 1 X : Variabel 1 X Djarwanto, 2001;185 7. Menghitung keberartian positif dihitung dengan rumus yang notasinya adalah sebagai berikut: 2 2 Sy Sx F  Dimana: 2 Sx : jumlah kuadrat Variabel X 2 Sy : jumlah kuadrat Variabel Y Djarwanto, 2001;177 8. Menghitung korelasi sederhana antara Variabel yang ada dengan rumus korelasi sederhana yang rumusnya adalah sebagai berikut:                       2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Dimana: xy r : koefisien korelasi antara Variabel X dan Y X : skor masing-masing item Y : skor total  X : jumlah skor Variabel X  Y : jumlah skor Variabel Y  XY : jumlah perkalian X dan Y  2 X : jumlah kuadrat X  2 Y : jumlah kuadrat dari skor Variabel Y N : jumlah responden Suharsimi Arikunto, 2006:274 Dari hasil perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan kriteria pengujian :  Jika r hit r tabel = ada korelasi antara X 1 dan X 2  Jika r hit r tabel = tidak ada korelasi antara X 1 dan X 2 Adapun untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel dapat melihat pada tabel klasifikasi koefisien korelasi sebagai berikut. Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,220 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sugiyono, 1999 : 183 9. Melakukan uji hipotesis koefisien sederhana dengan uji t yang rumusnya adalah sebagai berikut: 2 1 1 1 1 y y r k n r t     Djarwanto, 2001:177 10. Menghitung korelasi parsial antara Variabel yang ada dengan rumus korelasi parsial yang notasi rumusnya adalah:        2 12 2 2 12 2 1 2 . 1 . 1 1 r r r r r r y y y y     Djarwanto, 2001:202 11. Menetukan persamaan regresi ganda, dan uji keberartian regresi linier ganda melalui rumus: 2 2 1 1 X b X b a Y    Koefisien – koefisien a , 1 b , 2 b dapat dihitung dengan rumus: 2 2 1 1 X b X b Y A                2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1           x x x x y x x x y x x b             2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2           x x x x y x x x y x x b Djarwanto, 2001;186 12. Uji signifikan regresi digunakan analisis varians regresi dengan menggunakan rumus:     1    k n JK k JKreg F s Dimana: y x a y x a JKreg     2 2 1 1      Jkreg y JK s 2 n : jumlah sample k : jumlah Variabel bebas Djarwanto, 2001;181 13. Menghitung koefisien korelasi ganda dengan rumus:     2 2 . 1 . 2 y JK R reg y Dimana: 2 . 1 . 2 y R : koefisien korelasi ganda   reg JKr : y x y x a    2 1 1 1 a : koefisien predictor 1 X 2 a : koefisien predictor 2 X y x 1 : jumlah produk antara 1 X dengan Y y x 2 : jumlah produk antara 2 X dengan Y Djarwanto, 2001:201 14. Uji signifikansi korelasi ganda dengan rumus:     1 1 2 2     k n R k R F Dimana: 2 R : koefisien determinasi k : derajat bebas pembilang   k n  1 : derajat bebas penyebut Djarwanto, 2001:181 Agar lebih efektif hasilnya, pengolahan data dan analisis data dalam proses penghitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu computer serial Statistik SPSS 15.0 for windows.

F. Hipotesis Statistik