Elastisitas Penawaran Salak Pondoh

xlvii 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Menurut Santoso 2002, untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan panduan mengenai angka D-W Durbin watson, dengan patokan : 1. Angka D-W dibawah angka -2 berarti terdapat autokorelasi positif, 2. Angka D-W diantara angka -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi, dan 3. Angka D-W diatas angka +2 berarti terjadi autokorelasi negatif. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar scatterplot untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Menurut Santoso, 2002, analisis untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu: a. Apabila pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot, maka telah terjadi heteroskedastisitas b. Apabila tidak ada pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Elastisitas Penawaran Salak Pondoh

xlviii Untuk menganalisis tingkat kepekaan elastisitas penawaran salak pondoh di Kabupaten Sleman yang menggambarkan tanggapan respon petani salak pondoh mengenai penawaran untuk harga dan variabel-variabel yang lainnya, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Elastisitas penawaran jangka pendek Y Xi bi Epd  Keterangan : Epd : Elastisitas penawaran jangka pendek bi : Koefisien regresi variabel bebas ke-i Xi : Rata-rata variabel bebas ke-i Y : Rata-rata variabel terikat b. Elastisitas penawaran jangka panjang Elastisitas jangka panjang dapat diketahui setelah elastisitas jangka pendek diketahui. Elastisitas jangka panjang dirumuskan sebagai berikut :  Epd  Epj Keterangan epj : elastisitas penawaran jangka panjang epd : elastisitas penawaran jangka pendek δ : koefisien penyesuaian Nilai koefisien penyesuaian diperoleh dari : δ= 1- b Q t-1 Keterangan : δ : koefisien Penyesuaian b : koefisien regresi dari Q t-1 Dengan kriteria : xlix Ep 1 : Elastis, yang berarti bahwa prosentase perubahan penawaran lebih besar daripada prosentase perubahan harga. Ep 1 : Inelastis, yang berarti prosentase perubahan harga lebih besar dari prosentase perubahan penawaran.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A.

Keadaan Alam 1. Letak Geografis Kabupaten Sleman adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Ibukotanya adalah Sleman. Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah . Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 13’ 00” sampai dengan 110 33’ 00” Bujur Timur, dan mulai 7 34’ 51” sampai dengan 7 47’ 03” Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo Sebelah Timur : Kabupaten Klaten Wilayah di bagian selatan merupakan daerah dataran rendah yang subur, sedangkan bagian utara sebagian besar merupakan tanah kering yang berupa ladang dan pekarangan serta memiliki permukaan agak miring ke selatan dengan batas paling utara adalah gunung merapi. Di