Pengujian asumsi klasik Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Salak Pondoh

xlvi 1. Ji ka tingkat signifikasi 0,5 ber arti Ho diter ima dan Ha ditolak, maka var iabel bebas secar a ber sama-sama tidak ber pengar uh nyata ter hadap var iabel tidak bebas. 2. Ji ka tingkat signifi kasi 0,5 ber arti Ho ditolak dan Ha diteri ma, maka var iabel bebas secar a ber sama-sama ber pengar uh nyata ter hadap var iabel tidak bebas. 3. Uji t uji secara individu Untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan secara parsial atau individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas, maka dilakukan uji t. Hipotesis yang digunakan yaitu: Ho : bi = 0 Ha : bi ≠ 0 Kriteria pengambilan keputusan : 1. Ji ka tingkat signifi kasi 0,5 ber arti Ho diter ima dan Ha ditolak, ber ar ti var iabel bebas yang digunakan sebagai penduga secar a par sial tidak ber pengar uh nyata ter hadap var iabel tidak bebas. 2. Ji ka tingkat signifikasi 0,5 ber arti Ho ditolak dan Ha diteri ma, ber ar ti var iabel bebas yang digunakan sebagai penduga secar a par sial ber pengar uh nyata ter hadap vari abel tidak bebas.

c. Pengujian asumsi klasik

Untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam penelitian, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik pada multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Menurut Gujarati 1995, pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas yaitu dilakukan uji matrik correlation. Bila matrik pearson correlation tidak ada satupun yang lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. xlvii 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Menurut Santoso 2002, untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan panduan mengenai angka D-W Durbin watson, dengan patokan : 1. Angka D-W dibawah angka -2 berarti terdapat autokorelasi positif, 2. Angka D-W diantara angka -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi, dan 3. Angka D-W diatas angka +2 berarti terjadi autokorelasi negatif. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar scatterplot untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Menurut Santoso, 2002, analisis untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu: a. Apabila pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot, maka telah terjadi heteroskedastisitas b. Apabila tidak ada pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Elastisitas Penawaran Salak Pondoh