ci
C. Desain III “Sabar”
Desain karya ini digambarkan dalam tingkatan gradasi warna dari hitam pekat menuju ke abu-abu lalu masuk pada warna merah. Warna merah yang memegang
dominasi utama dalam karya ini tersusun dari efek gradasi dimana terjadi pengurangan secara bertahap terhadap interval warna dari tua menuju ke muda dan
berakhir pada warna putih. Aksentuasi karya juga terletak pada bagian bergradasi, karena selain ada efek warna yang tidak merata, disitu juga terdapat goresan berwarna
putih yang sifatnya memancing perhatian. Desain sengaja dibuat dengan kesederhanaan unsur warna dan goresan untuk menunjang keselarasan bentuknya
karena pengolahan struktur desain akan diterapkan sebagai elemen kontras dalam karya ini. Warna abu-abu dan hitam akan dibuat dengan teknik tapestri, sehingga
terdapat unsur raba pada permukaannya. Sikap sabar dimaknai sebagai pengendalian terhadap amarah dan perbuatan-
perbuatan yang melampaui batas. Esensi dari karya ini menggambarkan tentang perjalanan manusia dalam menggali makna kesabaran dari sesuatu yang sifatnya
kasar hingga meningkat menuju ke tahapan pemurnian. Goresan tidak rata berwarna merah merupakan lambang ketidakstabilan emosi manusia. Kadangkala bisa mereda,
cii namun suatu saat dapat memuncak sesuai dengan suasana hati. Seiring dengan
perjalanan hidup menuju pada fase kematangan usia, manusia diharapkan bisa menurangi hawa nafsunya dan berusaha menjadi pribadi yang lebih tenang dalam
menghadapi segala persoalan hidup. Penggambaran warna merah yang semakin memudar menuju ke arah atas adalah fase-fase yang akan dilalui manusia. Pada
puncaknya, manusia diharapkan dapat membersihkan hati dan pikiran dari nafsu duniawi yang malampaui batas, sehingga pada waktunya nanti ia akan menghadap
sang pencipta dengan membawa hati yang murni. Warna abu-abu dipakai sebagai simbol sifat sabar dan kerendahan hati manusia. Sedangkan warna hitam adalah
lambing kekuatan yang harus dimiliki manusia untuk mengendalikan hawa nafsunya. Karya ini direalisasikan dengan ukuran 90 cm x 140 cm menggunakan kain
blacu kualitas satu. Proses pembatikan dengan malam yang dikuaskan diatas permukaan kain menghasilkan warna putih. Pewarnaannya dilakukan dengan teknik
usap menggunakan zat warna indigosol Rose IR, sedangkan untuk nuansa merah tuanya diperoleh dari zat warna rapid merah tua. Bagian berwarna abu-abu dan hitam
dibuat dengan teknik tenunan tapestri yang diaplikasikan diatas kain setelah proses pembatikan selesai. Benang yang dipergunakan untuk membuat tenunan tersebut
adalah benang akrilik dengan pilinan bergradasi.
ciii Gambar 26
Desain III “Sabar”
civ Gambar 27
cv Karya III “Sabar”
cvi
D. Desain IV “Momot”