Desain IV “Momot” KIBLAT PAPAT LIMA PANCER SEBAGAI MEDIA REFLEKSI DALAM WUJUD KARYA TEKSTIL

cvi

D. Desain IV “Momot”

Orang yang memiliki sifat momot bisa diibaratkan sebagai samudra luas yang tidak akan meluap walaupun ribuan sungai bermuara kepadanya. Dalam karya ini karakter samudera digambarkan sebagai bidang berwarna jingga dengan goresan putih dalam posisi horizontal. Pada bagian bawahnya terdapat bidang berwarna abu- abu pudar dan goresan hitam sebagai pembatas antar keduanya. Goresan hitam terputus sebelum menyentuh ujung kanan batas bidang karena terhalang oleh goresan bebas berwarna abu-abu. Efek kontras didapatkan dari perpaduan warna jingga dengan warna abu-abu dan hitam. Perpaduan antara desain struktur yang memiliki kesan raba dan desain permukaan memunculkan keseimbangan yang sifatnya lebih dinamis. Karya ini memadukan keselarasan dan kesatuan warna dengan goresan- goresan horizontal, serta tenunan vertikal pada struktur tenunan tapestri. Aksentuasinya didapatkan dari goresan hitam dan efek sulaman tangan pada ujung akhir goresan tersebut. Esensi karya ini menggambarkan tentang kematangan batin seseorang yang dalam hal ini diperoleh secara alami melalui bertambahnya usia dan pengalaman hidupnya. Melalui proses pembelajaran, perenungan, disertai sikap pengendalian diri, dengan sendirinya akan tumbuh sifat momot di dalam diri manusia. Warna abu-abu digunakan untuk melambangkan kematangan usia seseorang, hingga mencerminkan kesabaran dari dalam batinnya. Bidang datar berwarna jingga menggambarkan sifat momot. Penulis memaknai penggunaan warna jingga sebagai simbol samudera yang mencerminkan luas dan terangnya jiwa, sedangkan goresan warna putih adalah cvii lambang kemurnian hati manusia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai manusia biasa ia tidak dapat hidup tanpa kekhilafan, oleh karenanya, dibalik sifat- sifat mulia tersebut pasti tetap memiliki karakter dasar manusia yang negatif walaupun kadarnya tidak lagi besar. Karakter ini tergambar dari goresan berwarna hitam dengan ukuran yang tidak begitu lebar. Karya ini direalisasikan dengan ukuran 120 cm x 140 cm menggunakan kain blacu kualitas satu. Teknik pembuatannya menggunakan proses batik dengan malam yang dikuaskan diatas permukaan kain untuk membuat efek goresan berwarna putih. Pewarnaannya dilakukan dengan teknik celupan pertama menggunakan zat warna napthol AS-G dan garam Merah B, sedangkan proses celupan keduanya memakai pewarna indigosol Orange HR. Garis berwarna hitam diperoleh dari pencelupan naphtol AS-OL dan garam Biru B. Pada bagian berwarna abu-abu dibuat dengan teknik tenunan tapestri yang diaplikasikan diatas kain setelah proses pembatikan selesai. Benang yang dipergunakan untuk membuat tenunan tersebut adalah benang akrilik dengan pilinan bergradasi. cviii Gambar 28 Desain IV “Momot” cix Gambar 29 Karya IV “Momot” cx

E. Desain V “Temen”