Desain II “Narima” KIBLAT PAPAT LIMA PANCER SEBAGAI MEDIA REFLEKSI DALAM WUJUD KARYA TEKSTIL

xcvii

B. Desain II “Narima”

Sikap narima digambarkan dalam perpaduan warna yang termasuk dalam konsep kiblat papat lima pancer, yaitu hitam, putih, merah, jingga kekuningan, dan hijau muda. Walaupun ada lima warna yang beberapa diantaranya memiliki sifat saling bertolak belakang, namun tetap menunjukkan keselarasan dan kesatuan dalam sebuah desain. Hal ini dipengaruhi karakter goresan sebagai media ungkap warna ke dalam bidang gambar. Bidang-bidang luas berwarna putih dan gradasi hijau muda akan terdominasi apabila warna hitam digoreskan dalam proporsi yang lebih besar, namun pada karya ini proporsinya menjadi pas sebab ukuran goresan warna hitam tetap terkendali. Cerahnya warna jingga kekuningan bisa menjadi aksentuasi walau hanya berupa goresan kecil menunjukkan bahwa kuning adalah warna yang kuat. Inti dari sikap narima adalah kekuatan, bukan dari sudut pandang fisik, melainkan dari segi batin. Kekuatan batin untuk menghadapi segala macam cobaan hidup dalam rangka menerima hal-hal yang tak terelakkan. Pola pengendalian diri ini dapat dihimpun dengan mengembangkan pikiran-pikiran yang positif, serta menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah dibuat ketetapannya. hal ini dituangkan dalam goresan-goresan dalam ukuran besar dan berkarakter tegas. Warna yang digunakan untuk melambangkan kekuatan terwakili dari hitam dan merah. Kebijaksanaan cara manusia memandang makna kehidupan dituangkan dalam goresan berwarna jingga kekuningan, sedangkan warna putih dan hijau muda merupakan bentuk kepasrahan manusia dalam menerima ketentuan garis nasib. xcviii Karya ini berukuran 120 cm x 140 cm dan dibuat dengan bahan kain blacu kualitas satu. Tekniknya menggunakan proses batik dengan malam yang dikuaskan diatas permukaan kain untuk membuat bidang berwarna putih. Merah menjadi warna pertama yang dikerjakan dengan teknik usap menggunakan pewarna indigosol Rose IR dan menghasilkan warna merah muda pada bagian-bagian yang diinginkan. Setelah dikunci dengan larutan HCL-Nitrit maka warna merah muda diusap kembali dengan rapid merah tua di bagian-bagia tertentu. Warna kedua adalah jingga yang dihasilkan oleh campuran indigosol Orange HR dan Yellow IRK. Selanjutnya pewarnaan dilanjutkan pada bagian berwarna hijau memakai campuran antara indigosol Green IB dan Yellow IRK dengan kadar yang sangat rendah karena warna yang ingin dicapai adalah gradasi hijau muda. Setelah ketiga warna ini selesai dikerjakan, kembali dilakukan pemalaman pada batas atas bidang berwarna hitam selebar 30 cm. Terakhir adalah pewarnaan dengan cara celupan menggunakan napthol AS-OL dan garam Biru B yang menghasilkan warna hitam. xcix Gambar 24 Desain II “Narima” c Gambar 25 Karya II “Narima” ci

C. Desain III “Sabar”