Dengan demikian hipotesis penelitian kedua yang menyatakan terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku prososial dan terdapat
hubungan antara kecerdasan spiritual dengan perilaku prososial dapat diterima.
Tabel 13 Uji korelasi parsial
PS Y KE X1 KS X2
PS Y Pearson
Correlation 1 .605 .541
Sig. 2-tailed .
.000 .000
N 60
60 60
KE X1 Pearson Correlation
.605 1 .728
Sig. 2-tailed .000
. .000
N 60
60 60
KS X2 Pearson Correlation
.541 .728 1
Sig. 2-tailed .000
.000 .
N 60
60 60
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
3. Sumbangan efektif
Melalui metode Multiple Regression diperoleh koefisien determinasi yang menunjukkan nilai R
2
R square sebesar 0,388. Artinya, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual memberikan sumbangan sebanyak 38,8 terhadap perilaku
prososial. Hal ini berarti masih terdapat 61,2 faktor lain yang mempengaruhi perilaku prososial pada perawat.
Tabel 14 Sumbangan Efektif
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.623a .388
.366 7.092
1.734
commit to users
a Predictors: Constant, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosi b Dependent Variable: Perilaku Prososial
4. Analisis Deskriptif
Dari skor kasar perilaku prososial, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual diperoleh hasil statistik deskriptif subjek penelitian. Statistik deskriptif
menggambarkan tentang ringkasan data penelitian. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 15 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Perilaku prososial 60
84 131
102,83 8,91
Kecerdasan Emosi 60
68 115
88,27 8,14
Kecerdasan Spiritual 60
79 129
102,82 9,80
Berdasarkan tabel statistik di atas, dapat diketahui skor rata-rata perilaku prososial subjek penelitian adalah 102,83, skor rata-rata kecerdasan emosi adalah
88,27 dan skor rata-rata kecerdasan spiritual 102,82. Nilai minimum yang diperoleh dari subjek penelitian untuk perilaku prososial adalah 84, kecerdasan
emosi adalah 68 dan kecerdasan spiritual adalah 79. Nilai maksimum yang diperoleh dari subjek penelitian untuk perilaku prososial adalah 131, kecerdasan
emosi adalah 115 dan kecerdasan spiritual adalah 129. Kemudian dapat dilakukan kategorisasi subjek secara normatif guna
memberikan intepretasi terhadap skor skala. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang berdasarkan model distribusi normal. Tujuan
kategorisasi ini adalah menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang
commit to users
diukur Azwar, 2008. Kontinum jenjang ini akan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai
berikut.
Tabel 16 Norma Kategori Skor Subjek
Kategorisasi Norma
Rendah Χ μ −1,0σ
Sedang μ −1,0σ≤ Χ μ +1,0σ
Tinggi μ + 1,0σ≤ Χ
Keterangan : X : raw score skala
μ : mean atau nilai rata-rata σ : standar deviasi
a. Skala Perilaku Prososial
Skala Perilaku Prososial dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 34 X 1 = 34 dan skor
maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 34 X 4= 136, maka jarak sebarannya adalah 136 - 34 = 102 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai
102:6 = 17 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 34 + 136 : 2 = 85. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategori, maka didapat kategorisasi serta distribusi
skor subjek seperti pada tabel berikut:
Tabel 17 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Perilaku Prososial
Variabel Kategorisasi
Komposisi Rerata
Empirik Kategori
Skor Jumlah
Persentase Perilaku
prososial Rendah
X 68 -
- -
Sedang 68 ≤ X 102
26 43
- Tinggi
102≤ X 34
57 102,83
commit to users
Pada tabel kategorisasi Skala Perilaku Prososial di atas, dapat dilihat bahwa rerata empirik subjek sebesar 102,83 termasuk dalam kategori tinggi,
sehingga dapat disimpulkan secara umum subjek memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi.
b.Kecerdasan Emosi Skala kecerdasan emosi dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya
nilai subjek. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 31 X 1 = 31 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 31 X 4= 124, maka jarak
sebarannya adalah 124 - 31 = 93 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 93:6 = 15,5 sedangkan rerata hipotetiknya adalah 31 + 124 : 2 = 77,5. Apabila
subjek digolongkan dalam 3 kategori, maka didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel berikut:
Tabel 18 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Kecerdasan Emosi
Variabel Kategorisasi
Komposisi Rerata
Empirik Kategori
Skor Jumlah
Persentase Kecerdasan
emosi Rendah
X 62 -
Sedang 62 ≤ X 93
47 78
88,27 Tinggi
93 ≤ X 13
22 Pada tabel kategorisasi skala harga diri di atas, dapat dilihat bahwa rerata
empirik subjek sebesar 88,27 termasuk dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan secara umum subjek memiliki tingkat kecerdasan emosi sedang.
commit to users
c. Kecerdasan Spiritual Skala Kecerdasan Spiritual dikategorikan untuk mengetahui tinggi
rendahnya nilai subjek. Skor minimal yang diperolaeh subjek adalah 33 X 1 = 33 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 33 X 4 = 132, maka jarak
sebarannya adalah 132 - 233 = 99 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 99:6 = 16,5; sedangkan rerata hipotetiknya adalah 33 + 132 : 2 = 82,5. Apabila
subjek digolongkan dalam 3 kategori, maka didapat kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel berikut:
Tabel 19 Kategorisasi Subjek Berdasar Skor Skala Kecerdasan Spiritual
Variabel Kategorisasi
Komposisi Rerata
Empirik Kategori
Skor Jumlah
Persentase Kecerdasan
Spiritual Rendah
X 66 -
Sedang 66 ≤ X 99
19 32
Tinggi 99 ≤ X
41 68
102,82 Pada tabel kategorisasi Skala Kecerdasan Spiritual di atas, dapat dilihat
bahwa rerata empirik subjek sebesar 102,82 termasuk dalam kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan secara umum subjek memiliki tingkat Kecerdasan
Spiritual tinggi.
D. Pembahasan