PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP ANOMALI AKRUAL (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

i

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP ANOMALI

AKRUAL

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yunita 201110170311069

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka

Malang, April 2015

Mahasiswa

Yunita 201110170311069


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP ANOMALI AKRUAL (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah mendapat bantuan, pengarahan, semangat dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Drs. A. Waluya Jati, MM. dan Dra. Sri Wahjuni L., MM. Ak. CA selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan memberikan saran, dukungan serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan masa studi.

3. Dra. Hj. Siti Zubaidah, M.M., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dan


(6)

vi

sekaligus selaku Dosen Wali yang telah memberikan arahan selama masa studi.

4. Seluruh staf pengajar, bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa studi.

5. Segenap staf, part time, dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kemudahan dan bantuannya.

6. Kedua orang tua peneliti Resmi H. dan Idasmi yang selalu memberi kasih sayang, nasihat, dorongan moral dan materi untuk menyelesaikan studi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terimakasih juga kepada kakak tercinta Yuliana dan Irwansyah serta adik Mellyana.

7. Teman-teman pengurus harian HMJ Akuntansi yang selalu memberi semangat dan dukungan.

8. Teman-teman Executive Board AIESEC UMM 2014/2015, Udin, Molly, Ocy, Meilia, Alvi, Syol, Ivan dan Fariz. (“Yes, Finally I did it wolfer!! Thanks a lot for the sweetest moment.”)

9. Teman-teman peneliti Akuntansi B angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan kebersamaan selama masa studi, kepada Rizna, Nurhamdana, Zaki, Shandra dan Eya yang merupakan teman seperjuangan.

10. Teman-teman satu kontrakan peneliti yang bisa memberikan hiburan dalam melewati kepenatan rutinitas sehari hari, Rosidah Wulan Ningrum dan Dyah Ayu Larasati.


(7)

vii

11. Semua pihak yang telah membantu dan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik bapak, ibu, dan saudara semua mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, April 2015 Peneliti,


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Bagi Investor ... 6

2. Bagi Analis Keuangan ... 7

3. Bagi Emiten.. ... 7


(9)

ix

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA ... 8

A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori ... 11

1. Manajemen Laba ... 11

a. Manajemen Laba Akrual ... 15

b. Manajemen Laba Riil ... 17

2. Anomali Akrual ... 19

3. Kualitas Audit ... 20

a. Ukuran Kantor Kantor Akuntan Publik ... 22

b. Audit Fees ... 24

C. Pengembangan Hipotesis... 26

1. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Anomali Akrual ... 26

2. Pengaruh Audit Fees Terhadap Anomali Akrual ... 27

3. Pengaruh Komponen Akrual, Komponen Kas, dan Book to Market Ratio Terhadap Anomali Akrual ... 27

D. Kerangka Pemikiran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30

1. Variabel Terikat (Dependent Variable).. ... 30

2. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 31


(10)

x

C. Populasi dan Sampel... 34

D. Jenis dan Sumber Data ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik / Tahapan Analisis Data ... 36

1. Analisis Stastistik Deskriptif.. ... 36

2. Uji Asumsi Klasik.. ... 37

a. Uji Normalitas.. ... 37

b. Uji Multikolonieritas ... 37

c. Uji Heteroskedastisitas ... 38

3. Uji Hipotesis ... 38

4. Uji Statistik ... 39

a. Uji Signifikansi Serentak (Uji Statistik F).. ... 39

b. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 40

c. Uji Statistik t... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 42

B. Analisis Statistik Deskripstif ... 43

C. Uji Asumsi Klasik ... 48

1. Uji Normalitas.. ... 48

2. Uji Moltikolonieritas ... 50

3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

D. Pengujian Hipotesis ... 53


(11)

xi

2. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 54

3. Hasil Uji Statistik t ... 55

E. Pembahasan ... 58

1. Pembahasan Hipotesis Pertama ... 58

2. Pembahasan Hipotesis Kedua ... 60

3. Pembahasan Hipotesis Ketiga ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

C. Saran Penelitian ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 29

2. Gambar 4.1 Normal Probability Plot 49

3. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedatisitas Dengan Grafik Scatter Plot


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 9

2. Tabel 4.1 Pemilihan Sampel 43

3. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif 44

4. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Dummy 44

5. Tabel 4.4 Persebaran Data 48

6. Tabel 4.5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 50

7. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas 51

8. Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedatisitas dengan Glejser 52

9. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F 53

10. Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Signifikansi (R²) 54


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Lampiran 1 Hasil Identifikasi KAP dan Audit Fees 71 2. Lampiran 2 Hasil Perhitungan Abnormal Returns 75 3. Lampiran 3 Hasil Perhitungan Komponen Akrual, Komponen

Kas dan Book to Market Ratio

79


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdelghany, K. E. (2005). "Measuring the quality of earnings." Managerial Auditing Journal Vol. 20 No. 9.

Antle, R., et al. (2004). "The Joint Determination of Audit Fees, Non-Audit Fees, and Abnormal Accruals."

Ball, R., et al. (1999). "The Effect of International Institutional Factors On Properties of Accounting Earnings." University of Rochester pp 1-46. Boubakri, F. (2012). "The Relationship between Accrual Quality, Earnings

Persistance and Accruals Anomaly in the Canadian Context." International Journal of Economics anda Finance Vol. 4, No. 6.

Budiasih, I. (2009). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba." Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

Butar-Butar, S. (2012). "Peluang Riset Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia." Jurnal Penelitian Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Soegijapranata, Semarang Vol. 7, No. 1.

Cannon, J. P., et al. (2008). Pemasaran Dasar - Pendekatan Manajemen Global J. 1. Jakarta, Salemba Empat.

Chambers, D. and J. Payne (2008). "Audit Quality and the Accrual Anomaly." Von Allmen School of Accountancy University of Kentucky.

Dahlan, M. (2009). "Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit Dengan Diskresioneri Akrual Dan Kebebasan Auditor." Working Paper in Accounting and Finance, Padjadjaran University.

Darwin (2012). Analisis Perbedaan Kualitas Darwin (2012). Analisis Perbedaan Kualitas Audit KAP Big 4 dan KAP Second Tier Dinilai dari Independensi Auditor, Manajemen Laba, dan Nilai Relevansi Laba. Program Studi Akuntansi, Universitas Indonesia.

DeAngelo, L. E. (1981). "Auditor Size and Audit Quality." Journal of Accounting and Economics 3 (1981) 183-199. Nort-Holland Publishing Company. Dechow, P. M. and D. J. Skinner (2000). "Earnings Management: Reconciling the

Views of Accounting Academics, Practitioners, and Regulators." American Accounting Association Vol. 14 No. 2.


(16)

xvi

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gul, F. A., et al. (2003). "Informative and Opportunistic Earnings Management and the Value Relevance of Earnings: Some Evidence on the Role of IOS." City University of Hong Kong, Departement of Accounting.

Gunny, K. (2005). "What Are the Consequences of Real Earnings Management?" Haas School of Business, University of California, Berkeley.

Hartono, J. (2007). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta, BPFE - Yogyakarta.

Haryanto, C. M. (2012). "Pengaruh Relevansi Laba Akuntansi terhadap Return Saham dengan Risiko Perusahaan dan Leverage sebagai Variabe Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur di BEI." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Universitas Widya Mandala Surabaya Vol 1, No. 1. Hidayati, S. M. and Zulaikha (2003). Analisis Perilaku Earning Management : Motivasi Minimalisasi Income Tax. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.

Hirshleifer, D., et al. (2007). "The Accrual Anomaly: Risk or Mispricing?" Munich Personal RePEc Archive No. 5173.

Hutapea, D. C. (2009). Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, Arus Kas, dan Manajemen Laba. Program Studi Magister Akuntansi. Jakarta, Universitas Indonesia.

Isnugrahadi, I. and I. W. Kusuma (2009). Pengaruh Kecakapan Managerial terhadap Managemen Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi IX, Palembang.

Jiraporn, P., et al. (2008). "Is Earnings Management Opportunistic or Beneficial? An Agency Theory Perspective." International Review of Financial Analysis Vol 17, 622-634.

Kurniasih, M. and A. Rohman (2014). "Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit." Diponegoro Journal of Accounting Vol. 3, No. 3: Hal. 1-10.

Kusuma, H. (2006). "Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia." Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas Indonesia Vol. 8, No. 1: Hal. 1 - 12.


(17)

xvii

LaFond, R. (2005). "Is the Accrual Anomaly a Global Anomaly?" Working Paper 4555-05, MIT Sloan School of Management.

Mahmood, I. and D. S. Z. Ali (2011). "Implications of Accrual and Growth Anomalies for Future Profitability - A Case Study of Karachi Stock Exchange." Economics and Finance Review Vol. 1(7) pp. 01 – 09.

Murhadi, D. W. R. (2009). "Good Corporate Governance and Earning Management Practices: An Indonesian Cases." Fakultas Ekonomi, Universitas Surabaya.

Pambudi, T. L. and I. Ghozali (2013). "Pengaruh Kepemilikan Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap Tipe Auditor dan Audit Fees pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia." Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2, No. 1: Hal. 1 - 13.

Pasaribu, R. B. F. (2009). "Relevansi Informasi Anomali Akrual dalam Pembentukan Portofolio Saham." Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 10 No. 2.

Pincus, M., et al. (2007). "The Accrual Anomaly: International Evidence." The Accounting Review Vol. 82, No. 1: pp. 169–203.

Rachmawati, Y. (2013). "Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba ( Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011 )."

Rahmadika, N. (2011). Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009). Jurusan Akuntansi. Semarang, Universitas Diponegoro.

Roychowdhury, S. (2006). "Earnings Management through Real Activities Manipulation." Journal of Accounting and Economics 42 (2006) 335–370. Salehi, M. and S. J. Kangarlouei (2010). "An Investigation of the Effect of Audit

Quality on Accrual Reliability of Listed Companies on Tehran Stock Exchange." Review of International Comparative Management Volume 11( Issue 5).

Siahaan, E. M. (2012). Pengaruh Kualitas Audit pada Anomali Akrual: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Akuntansi. Jakarta, Universitas Indonesia.


(18)

xviii

Srinidhi, B. and F. A. Gul (2006). "The Differential Effects of Auditors’ Non -audit and Audit Fees on Accrual Quality." School of Accounting & Finance, Hong Kong Polytechnic University.

Stunda, R. A. (2013). "Further Evidence on International Accounting Differences and Their Relationship to Share Prices." International Journal of Business and Social Science Vol. 4 No. 8 pp 18-28.

Sujarweni, V. W. (2014). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta, Pustaka Baru Press. Tennande, C. J. and S. Olsson (2010). Audit Quality and Accrual Persistence: Examining The Impact of Auditor Size and Audit Fees. Department of Business Studies. Uppsala, Sweden, Uppsala University.

www.iapi.or.id. "Surat Keputusan Ketua Umum Institut Akuntan Publik Indonesia tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit."

Yu, D. M. (2007). The Effect Of Big Four Office Size On Audit Quality, Faculty of the Graduate School at the University of Missouri – Columbia.

Zang, A. Y. (2011). "Evidence on the Trade-Off between Real Activities Manipulation and Accrual-Based Earnings Management." Journal Accounting Review, The Hong Kong University of Science and Technology.

Zhao, Y. (2010). The Audit Pricing Implications of Differential Reliability of Accruals and Cash Flows, Faculty of the School of Business of The George Washington University.


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang telah go public wajib mempublikasikan laporan keuangannya sebagai informasi untuk membantu investor dalam membuat keputusan investasi dana bagi perusahaan sendiri penerbitan laporan keuangan secara terbuka dapat dijadikan sebagai mekanisme untuk memperoleh tambahan modal dengan cara menerbitkan saham kepada publik. Salah satu komponen laporan keuangan yang menarik bagi investor adalah informasi laba yang berhasil dibukukan oleh perusahaan setiap tahunnya (Siahaan 2012).

Informasi laba dapat dijadikan sebagai penentu utama dalam perubahan harga saham perusahaan, karena pendapatan dan hasil operasional yang berkaitan dengan laba dapat menunjukkan apakah bisnis akan menguntungkan dan memiliki prospek usaha yang menjanjikan dalam jangka panjang. Selain itu, informasi laba juga dapat dijadikan sebagai informasi utama untuk meramalkan laba masa depan perusahaan. Pihak eksternal seperti kreditor ataupun investor membutuhkan informasi laba perusahaan sebagai indikator pengukuran prestasi dan kinerja manajemen (Hutapea 2009).

Pencapaian laba saat ini sehingga dapat bertahan di masa depan adalah tergantung dari dua komponen penyusun laba yaitu proporsi antara arus kas dan akrual dari laba tersebut. Namun penelitian-penelitian yang mengambil topik mengenai komponen laba seringkali menyimpulkan bahwa investor melakukan kesalahan dalam menilai informasi komponen laba tersebut (Chambers and Payne


(20)

2

2008), (Pasaribu 2009), (Boubakri 2012). Ketidaktepatan penilaian atau mispricing ini terjadi ketika investor tidak dapat membedakan persistensi antara dua komponen laba tersebut (Siahaan 2012).

Pemikiran yang mendasari pentingnya memisahkan komponen pembentuk laba berawal dari analisis kandungan informasi yang menunjukkan komponen akrual dan komponen kas membawa implikasi yang berbeda dalam menilai laba pada masa depan. Laba perusahaan yang mengandung komponen akrual yang tinggi akan sulit bertahan pada masa depan karena komponen-komponen akrual bersifat transitori. Sebaliknya, laba perusahaan yang sebagian besar komponennya berasal dari komponen-komponen arus kas memiliki peluang besar untuk tetap bertahan pada level yang ada pada periode mendatang (Butar-Butar 2012).

Di Indonesia, penelitian yang mengambil topik mengenai komponen laba ini masih terbilang cukup langka khususnya studi akrual dalam komponen laba, lain halnya di Amerika, studi akrual telah menjadi area riset yang subur bagi periset berbasis pasar modal Amerika. Awalnya perhatian para peneliti terfokus pada manfaat informasi akrual. Studi kandungan informasi akrual menunjukkan hasil yang konsisten bahwa akrual memiliki kandungan informasi tambahan di samping arus kas (Butar-Butar 2012).

Untuk menilai informasi yang terkandung dalam komponen laba tersebut, pada kenyataannya pasar seringkali gagal mengidentifikasi perbedaan persistensi antara akrual dan arus kasnya. Hal ini merupakan indikasi bahwa pasar ternyata tidak berjalan efisien dan karenanya investor gagal untuk membedakan daya prediksi komponen akrual dan arus kas terhadap pendapatan perusahaan di masa


(21)

3

mendatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa investor tertalu optimis pada perusahaan dengan tingkat akrual tinggi dan terlalu pesimis terhadap perusahaan dengan tingkat akrual rendah. Kondisi ini disebut juga sebagai anomali akrual (Pasaribu 2009).

Penelitian mengenai keandalan akrual yang dilakukan oleh Boubakri (2012) menemukan bahwa akrual yang keandalannya rendah akan memberikan persistensi laba yang rendah. Sehingga semakin rendahnya keandalan akrual akan memberikan ketidaktepatan penilaian yang semakin besar pula atas komponen laba tersebut, karena akrual dengan keandalan rendah lebih direspon secara berlebihan oleh investor dibanding akrual dengan keandalan tinggi.

Salah satu akibat dari mispricing ini adalah seringkali komponen akrual dari laba menghasilkan abnormal returns yang tidak seharusnya di masa depan. Jika investor tidak dapat membedakan persistensi arus kas dan akrual, saham dengan komponen akrual tinggi (rendah) akan cenderung dihargai terlalu tinggi (rendah). Mispricing ini akan dikoreksi ketika laba mendatang terealisasi, yaitu laba akan lebih rendah (tinggi) dari yang diekspektasikan (Siahaan 2012). Oleh sebab itu, perusahaan dengan akrual yang tinggi akan menghasilkan abnormal returns yang negatif, sebaliknya perusahaan dengan akrual rendah menghasilkan abnormal returns yang positif dimasa mendatang (Hirshleifer, Hou et al. 2007), (Mahmood and Ali 2011) (Butar-Butar 2012).

Penjelasan alternatif untuk anomali akrual adalah asumsi bahwa pasar saham tidak efisien dan karenanya investor yang naif gagal untuk membedakan antara daya prediksi yang berbeda pada komponen akrual dan arus kas earning


(22)

4

pendapatan perusahaan mendatang. Konsekuensinya, para investor terlalu optimis pada perusahaan dengan tingkat akrual yang tinggi dan terlalu pesimis terhadap perusahaan dengan tingkat akrual yang rendah yang berimplikasi pada meningkatnya harga secara irasional pada saham perusahaan dengan akrual tinggi dan sebaliknya penurunan harga saham yang juga irasional untuk saham perusahaan dengan akrual rendah. Karenanya, perusahaan dengan akrual yang tinggi menghasilkan abnormal return yang rendah, sebaliknya perusahaan dengan akrual rendah menghasilkan abnormal return yang tinggi (Hirshleifer, Hou et al. 2007).

Isu ini menjadi lebih menarik sebab ternyata tidak di semua negara fenomena anomali akrual ini terjadi serupa dengan anomali akrual seperti yang telah dijelaskan oleh Hirshleifer, Hou et al. (2007) tersebut. Penelitian LaFond (2005) membuktikan bahwa dari 17 negara yang diteliti terkait dengan anomali akrual hanya 15 negara yang memiliki pengaruh signifikan dan menyimpulkan bahwa anomali akrual tidak terjadi pada negara yang tidak termasuk dalam pasar modal non Amerika.

Di Indonesia fenomena akrual ini memang berbeda dengan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya dimana pasar cenderung optimis terhadap tingkat akrual rendah dan terlalu pesimis terhadap tingkat akrual yang tinggi, atau dengan kata lain pasar cenderung underweight terhadap akrual dan overweight terhadap arus kas (Pincus, Rajgopal et al. 2007), (Pasaribu 2009), (Siahaan 2012).

Kualitas audit dapat dijadikan suatu acuan untuk mengukur keterandalan informasi akrual dalam komponen laba. Perusahaan diwajibkan mempersiapkan


(23)

5

laporan keuangan yang harus mendapatkan pemeriksaan secara objektif oleh auditor sebelum diterbitkan. Peran auditor adalah untuk memberikan keyakinan dan memastikan keandalan dari laporan keuangan tersebut sehingga laporan keuangan yang mendapatkan pemeriksaan oleh auditor yang berkualitas akan menghasilkan keandalan informasi laba yang berkualitas pula. Kualitas audit seringkali diproksikan melalui ukuran kantor akuntan publik, hal ini sesuai dengan penelitian Tennander and Olsson (2010) yang membuktikan bahwa klien yang diaudit oleh KAP Big - 4 memiliki persistensi akrual yang lebih tinggi dibandingkan dengan klien yang tidak diaudit oleh KAP Big - 4.

Menurut Butar-Butar (2012) akrual yang berkualitas menjadi jaminan bagi investor bahwa laba yang dilaporkan perusahaan juga berkualitas. Keandalan akrual ini seringkali dihubungkan dengan kualitas audit yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Sebab pihak yang paling terkait dengan keandalan akrual adalah auditor. Auditor berperan dalam memberi keyakinan atas pelaporan keuangan sehingga kualitas audit yang semakin tinggi akan menyebabkan informasi akuntansi yang lebih andal, dan pada akhirnya akan mempengaruhi anomali akrual yang terjadi (Siahaan 2012).

Berdasarkan latar belakang dari penjelasan diatas, maka penelitian ini akan menganalisis pengaruh kualitas audit yang menggunakan proksi ukuran kantor akuntan publik dan audit fees terhadap anomali akrual pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.


(24)

6

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas audit yang diproksi melalui ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap anomali akrual?

2. Apakah kualitas audit yang diproksi melalui audit fees berpengaruh terhadap anomali akrual?

3. Apakah komponen akrual, komponen kas dan book to market ratio sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap anomali akrual?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan bahwa kualitas audit yang diproksi melalui ukuran kantor akuntan publik mempengaruhi anomali akrual yang terjadi.

2. Untuk membuktikan bahwa kualitas audit yang diproksi melalui audit fees mempengaruhi anomali akrual yang terjadi

3. Untuk membuktikan bahwa komponen akrual, komponen kas dan book to market ratio sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap anomali akrual

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat-manfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu :

1. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pasar modal yang lebih baik, khususnya dalam melakukan analisis atas informasi komponen laba dalam laporan keuangan untuk dapat memprediksi keuntungan di masa depan dengan lebih akurat.


(25)

7

2. Bagi para analisis keuangan, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menganalisis laporan keuangan khususnya bagaimana komponen-komponen laba dapat menentukan return saham di masa depan.

3. Bagi emiten, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi pelaporan komponen akrual pada laba. Perusahaan dapat semakin mengerti pentingnya menyajikan laporan keuangan yang andal dan pentingnya audit yang berkualitas dalam pelaporan keuangan.

4. Bagi akademisi dan peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai bagaimana reaksi pasar yang dicerminkan oleh return saham terhadap kualitas informasi keuangan.


(1)

2008), (Pasaribu 2009), (Boubakri 2012). Ketidaktepatan penilaian atau mispricing ini terjadi ketika investor tidak dapat membedakan persistensi antara dua komponen laba tersebut (Siahaan 2012).

Pemikiran yang mendasari pentingnya memisahkan komponen pembentuk laba berawal dari analisis kandungan informasi yang menunjukkan komponen akrual dan komponen kas membawa implikasi yang berbeda dalam menilai laba pada masa depan. Laba perusahaan yang mengandung komponen akrual yang tinggi akan sulit bertahan pada masa depan karena komponen-komponen akrual bersifat transitori. Sebaliknya, laba perusahaan yang sebagian besar komponennya berasal dari komponen-komponen arus kas memiliki peluang besar untuk tetap bertahan pada level yang ada pada periode mendatang (Butar-Butar 2012).

Di Indonesia, penelitian yang mengambil topik mengenai komponen laba ini masih terbilang cukup langka khususnya studi akrual dalam komponen laba, lain halnya di Amerika, studi akrual telah menjadi area riset yang subur bagi periset berbasis pasar modal Amerika. Awalnya perhatian para peneliti terfokus pada manfaat informasi akrual. Studi kandungan informasi akrual menunjukkan hasil yang konsisten bahwa akrual memiliki kandungan informasi tambahan di samping arus kas (Butar-Butar 2012).

Untuk menilai informasi yang terkandung dalam komponen laba tersebut, pada kenyataannya pasar seringkali gagal mengidentifikasi perbedaan persistensi antara akrual dan arus kasnya. Hal ini merupakan indikasi bahwa pasar ternyata tidak berjalan efisien dan karenanya investor gagal untuk membedakan daya prediksi komponen akrual dan arus kas terhadap pendapatan perusahaan di masa


(2)

mendatang. Sehingga dapat dikatakan bahwa investor tertalu optimis pada perusahaan dengan tingkat akrual tinggi dan terlalu pesimis terhadap perusahaan dengan tingkat akrual rendah. Kondisi ini disebut juga sebagai anomali akrual (Pasaribu 2009).

Penelitian mengenai keandalan akrual yang dilakukan oleh Boubakri (2012) menemukan bahwa akrual yang keandalannya rendah akan memberikan persistensi laba yang rendah. Sehingga semakin rendahnya keandalan akrual akan memberikan ketidaktepatan penilaian yang semakin besar pula atas komponen laba tersebut, karena akrual dengan keandalan rendah lebih direspon secara berlebihan oleh investor dibanding akrual dengan keandalan tinggi.

Salah satu akibat dari mispricing ini adalah seringkali komponen akrual dari laba menghasilkan abnormal returns yang tidak seharusnya di masa depan. Jika investor tidak dapat membedakan persistensi arus kas dan akrual, saham dengan komponen akrual tinggi (rendah) akan cenderung dihargai terlalu tinggi (rendah). Mispricing ini akan dikoreksi ketika laba mendatang terealisasi, yaitu laba akan lebih rendah (tinggi) dari yang diekspektasikan (Siahaan 2012). Oleh sebab itu, perusahaan dengan akrual yang tinggi akan menghasilkan abnormal returns yang negatif, sebaliknya perusahaan dengan akrual rendah menghasilkan abnormal returns yang positif dimasa mendatang (Hirshleifer, Hou et al. 2007), (Mahmood and Ali 2011) (Butar-Butar 2012).

Penjelasan alternatif untuk anomali akrual adalah asumsi bahwa pasar saham tidak efisien dan karenanya investor yang naif gagal untuk membedakan antara daya prediksi yang berbeda pada komponen akrual dan arus kas earning


(3)

pendapatan perusahaan mendatang. Konsekuensinya, para investor terlalu optimis pada perusahaan dengan tingkat akrual yang tinggi dan terlalu pesimis terhadap perusahaan dengan tingkat akrual yang rendah yang berimplikasi pada meningkatnya harga secara irasional pada saham perusahaan dengan akrual tinggi dan sebaliknya penurunan harga saham yang juga irasional untuk saham perusahaan dengan akrual rendah. Karenanya, perusahaan dengan akrual yang tinggi menghasilkan abnormal return yang rendah, sebaliknya perusahaan dengan akrual rendah menghasilkan abnormal return yang tinggi (Hirshleifer, Hou et al. 2007).

Isu ini menjadi lebih menarik sebab ternyata tidak di semua negara fenomena anomali akrual ini terjadi serupa dengan anomali akrual seperti yang telah dijelaskan oleh Hirshleifer, Hou et al. (2007) tersebut. Penelitian LaFond (2005) membuktikan bahwa dari 17 negara yang diteliti terkait dengan anomali akrual hanya 15 negara yang memiliki pengaruh signifikan dan menyimpulkan bahwa anomali akrual tidak terjadi pada negara yang tidak termasuk dalam pasar modal non Amerika.

Di Indonesia fenomena akrual ini memang berbeda dengan fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya dimana pasar cenderung optimis terhadap tingkat akrual rendah dan terlalu pesimis terhadap tingkat akrual yang tinggi, atau dengan kata lain pasar cenderung underweight terhadap akrual dan overweight terhadap arus kas (Pincus, Rajgopal et al. 2007), (Pasaribu 2009), (Siahaan 2012).

Kualitas audit dapat dijadikan suatu acuan untuk mengukur keterandalan informasi akrual dalam komponen laba. Perusahaan diwajibkan mempersiapkan


(4)

laporan keuangan yang harus mendapatkan pemeriksaan secara objektif oleh auditor sebelum diterbitkan. Peran auditor adalah untuk memberikan keyakinan dan memastikan keandalan dari laporan keuangan tersebut sehingga laporan keuangan yang mendapatkan pemeriksaan oleh auditor yang berkualitas akan menghasilkan keandalan informasi laba yang berkualitas pula. Kualitas audit seringkali diproksikan melalui ukuran kantor akuntan publik, hal ini sesuai dengan penelitian Tennander and Olsson (2010) yang membuktikan bahwa klien yang diaudit oleh KAP Big - 4 memiliki persistensi akrual yang lebih tinggi dibandingkan dengan klien yang tidak diaudit oleh KAP Big - 4.

Menurut Butar-Butar (2012) akrual yang berkualitas menjadi jaminan bagi investor bahwa laba yang dilaporkan perusahaan juga berkualitas. Keandalan akrual ini seringkali dihubungkan dengan kualitas audit yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Sebab pihak yang paling terkait dengan keandalan akrual adalah auditor. Auditor berperan dalam memberi keyakinan atas pelaporan keuangan sehingga kualitas audit yang semakin tinggi akan menyebabkan informasi akuntansi yang lebih andal, dan pada akhirnya akan mempengaruhi anomali akrual yang terjadi (Siahaan 2012).

Berdasarkan latar belakang dari penjelasan diatas, maka penelitian ini akan menganalisis pengaruh kualitas audit yang menggunakan proksi ukuran kantor akuntan publik dan audit fees terhadap anomali akrual pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.


(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas audit yang diproksi melalui ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap anomali akrual?

2. Apakah kualitas audit yang diproksi melalui audit fees berpengaruh terhadap anomali akrual?

3. Apakah komponen akrual, komponen kas dan book to market ratio sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap anomali akrual?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan bahwa kualitas audit yang diproksi melalui ukuran kantor akuntan publik mempengaruhi anomali akrual yang terjadi.

2. Untuk membuktikan bahwa kualitas audit yang diproksi melalui audit fees mempengaruhi anomali akrual yang terjadi

3. Untuk membuktikan bahwa komponen akrual, komponen kas dan book to market ratio sebagai variabel kontrol berpengaruh terhadap anomali akrual

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat-manfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu :

1. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pasar modal yang lebih baik, khususnya dalam melakukan analisis atas informasi komponen laba dalam laporan keuangan untuk dapat memprediksi keuntungan di masa depan dengan lebih akurat.


(6)

2. Bagi para analisis keuangan, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menganalisis laporan keuangan khususnya bagaimana komponen-komponen laba dapat menentukan return saham di masa depan.

3. Bagi emiten, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengevaluasi pelaporan komponen akrual pada laba. Perusahaan dapat semakin mengerti pentingnya menyajikan laporan keuangan yang andal dan pentingnya audit yang berkualitas dalam pelaporan keuangan.

4. Bagi akademisi dan peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai bagaimana reaksi pasar yang dicerminkan oleh return saham terhadap kualitas informasi keuangan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Tenure terhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 89 124

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

PENGARUH REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK, AUDIT TENURE, DAN CLIENT IMPORTANCE TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

5 12 21

PENGARUH ROTASI AUDIT DAN AUDITOR SPESIALISASI INDUSTRI TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 82 23

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN KAP, DAN KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 3 26

Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 0 19

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 55

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

3 81 9