BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sintesis BCP dan ACP
Sintesis BCP dan ACP dilakukan dengan metode yang berbeda, dengan
bahan dasar yang sama yaitu CaO dan NH
4 2
HPO
4
. CaO bersumber dari cangkang telur ayam yang telah
dikalsinasi 1000
o
C selama 5 jam berdasarkan penelitian Nurleila et al.
10
Proses kalsinasi
bertujuan untuk
menghilangkan fase karbonat CO
3
dalam cangkang telur yang memiliki kandungan CaCO
3
sebesar 94-97 sehingga menjadi CaO.
Penentuan fase pada pola XRD yang diperoleh dibandingkan dengan data
JCPDS Joint Committee on Powder Diffraction Standards
dengan nomor 09- 0432 untuk HA, nomor 09-0169 untuk
TCP, dan nomor 35-0180 untuk apatit karbonat tipe A AKA Lampiran 7.
Pendekatan HA dan TCP digunakan untuk penentuan fase sampel BCP karena BCP
mempunyai dua fase yaitu HA dan TCP sedangkan AKA untuk penentuan pola
XRD hasil dari sampel ACP.
Sintesis BCP menggunakan metode hidrotermal mengacu pada penelitian
Fajriyah
27
dengan perbandingan molaritas CaP 1,67, 1 M CaO dan 0,6 M
NH
4 2
HPO
4
. Hasil karakterisasi XRD pada sampel BCP menunjukkan kedua
fase dari HA dan TCP sudah terbentuk dengan derajat kristalinitas yang dimiliki
sampel BCP ini sebesar 77,90 Lampiran 13. Tabel 1 dan Tabel 2
merupakan nilai sudut 2θ yang dimiliki oleh fase BCP dan ACP berturut-turut
dengan pola XRD ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Tabel 1 Nilai 2θ pada fase BCP
Puncak fase TCP terletak pada 2θ
Puncak fase HA terletak pada 2θ
13,70 31,78
17,09 32,24
25,85 32,90
27,91 39,83
31,11 48,13
32,57 53,04
47,12 Tabel 2 Nilai 2θ pada fase ACP
Puncak fase AKA terletak pada 2θ
Puncak fase HA terletak pada 2θ
25,93 28,24
32,19 28,88
39,65 34,15
46,67 49,55
ACP merupakan fase amorf dari kristal apatit HA. Sintesis ACP
menggunakan metode presipitasi suhu rendah mengacu pada penelitian Laeny
28
dengan perbandingan CaP sebesar 1,67. Laeny
menggunakan beberapa
perbandingan molaritas yaitu 1:0,6, 0,5:0,3, dan 0,1:0,06. Perbandingan
molaritas yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1 M CaO dan 0,06 M
NH
4 2
HPO
4
. Perbandingan molaritas ini digunakan karena pada penelitian Laeny
menghasilkan derajat kristalinitas yang paling rendah yaitu sebesar 14,39.
Hasil sintesis ACP yang diperoleh pada penelitian ini memiliki derajat
kristalinitas yang cukup tinggi yaitu sebesar 62,57 Lampiran 8. Pada
proses pengeringan sampel dengan metode
freeze drying,
Laeny menggunakan freeze drying dalam proses
pengeringan selama 1x24 jam sedangkan dalam penelitian ini freeze drying selama
2x24 jam.
Gambar 9 Pola difraksi XRD sampel BCP.
Gambar 10 Pola difraksi XRD sampel ACP
Hal ini menyebabkan fase amorf dari ACP bertransformasi menjadi fase kristal.
Kristal yang terbentuk di antaranya adalah fase kristal HA dan fase apatit karbonat
tipe A AKA. AKA dapat terbentuk karena ion hidroksil OH digantikan oleh
CO
3
. Hal ini dapat terjadi karena ACP masih memiliki pengotor seperti CO
3
yang dapat mengganggu struktur dari ACP.
14
Analisis sitotoksisitas
bahan penambal
gigi dilakukan
melalui pengujian terhadap viabilitas sel fibroblas
dengan metode MTT assay. BCP dan ACP serbuk diuji dalam cell line NHDF
yang merupakan prototype dari sel fibroblas pada pulpa gigi manusia.
15
Sel yang telah dikultur kemudian dihitung
konsentrasinya untuk
membuktikan bahwa
sel siap
untuk dipanen.
Konsentrasi sel hasil pengkulturan sel setelah 2 hari adalah 20,8×10
5
selml diperoleh dari persamaan 3 dengan nilai
A, B, C, D, dan E sebesar 11, 12, 11, 7, dan 11. Konsentrasi tersebut mencukupi
untuk tahap inkubasi analisis MTT karena melebihi konsentrasi yang diinginkan
yaitu 2×10
5
selmL Tabel 1. Volume sel
yang diambil dari larutan sel adalah 1,73 ml dan penambahan medium sebesar
16,27 ml Tabel 1. Medium dasar berfungsi sebagai media hidup dan nutrisi
untuk sel.
29
4.2 Pengujian Sitotoksisitas