Pengujian Sitotoksisitas HASIL DAN PEMBAHASAN

yang diambil dari larutan sel adalah 1,73 ml dan penambahan medium sebesar 16,27 ml Tabel 1. Medium dasar berfungsi sebagai media hidup dan nutrisi untuk sel. 29

4.2 Pengujian Sitotoksisitas

Analisis sitotoksisitas bahan penambal gigi dilakukan melalui pengujian terhadap viabilitas sel fibroblas dengan metode MTT assay. BCP dan ACP serbuk diuji dalam cell line NHDF yang merupakan prototype dari sel fibroblas pada pulpa gigi manusia. 15 Sel yang telah dikultur kemudian dihitung konsentrasinya untuk membuktikan bahwa sel siap untuk dipanen. Konsentrasi sel hasil pengkulturan sel setelah 2 hari adalah 20,8×10 5 selml diperoleh dari persamaan 3 dengan nilai A, B, C, D, dan E sebesar 11, 12, 11, 7, dan 11. Konsentrasi tersebut mencukupi untuk tahap inkubasi analisis MTT karena melebihi konsentrasi yang diinginkan yaitu 2×10 5 selml Tabel 1. Volume sel yang diambil dari larutan sel adalah 1,73 mL dan penambahan medium adalah 16,27 ml Tabel 1. Medium dasar berfungsi sebagai media hidup dan nutrisi untuk sel. 27 Tabel 3 Konsentrasi dan volume kultur sel. C 2 selml C 1 selml V 2 ml V 1 ml medium ml 2×10 5 20,8×10 5 18 1,73 16,27 Analisis sitotoksisitas menggunakan larutan MTT yang bersifat toksik dan berwarna kuning. Reaksi larutan MTT terhadap sel diindikasikan dengan perubahan warna yang menjadi hitam pekat, sedangkan pemberian larutan MTT pada blank tidak menyebabkan perubahan warna tetap berwarna kuning seperti larutan MTT. Perubahan warna menjadi hitam merupakan terjadinya reduksi MTT menjadi formazan. 20 Derajat kepekatan warna hitam sampel setelah pemberian MTT diukur dengan memanfaatkan prinsip absorbansi. Cahaya yang digunakan adalah warna merah 655 nm agar cahaya diteruskan pada sampel berwarna kuning sampel blank dan diserap pada sampel yang berwarna hitam sampel yang mengandung sel. Tabel 2 menunjukkan data hasil pengukuran absorbansi dari spektrofotometer yang merupakan rata-rata dari 3 kali pengulangan untuk tiap hari waktu inkubasi. Tabel 4 Absorbansi sel pada sel kontrol, sel dengan implan ACP, dan sel dengan implan BCP. Waktu inkubasi hari Absorbansi OD Sel ACP BCP 1 2,61 2,221 2,376 2 0,837 0,718 1,807 3 0,714 1,282 1,103 Gam Tabel 5 Viabilitas Waktu inku 0.5 1 1.5 2 2.5 3 N il ai A b so rb an si ambar 11 Viabilitas sel bedasarkan nilai absorbansi. tas sel pada sampel dengan perlakuan waktu inkubasi ya nkubasi hari Sampel Viabilitas sel 1 Sel kontrol 100,00 Sel+ACP 85,11 Sel+BCP 91,06 2 Sel kontrol 100,00 Sel+ACP 85,76 Sel+BCP 215,76 3 Sel kontrol 100,00 Sel+ACP 179,61 Sel+BCP 154,53 1 2 3 Waktu inkubasi Hari sel ko ACP BCP yang berbeda. l kontrol 50 100 150 200 250 P e rs e n tas e Gambar 12 Persentase via inkubasi 1, 2, Hasil pengamatan memperlihatkan ada berdasarkan hasil absor kontrol dan sel yang t persamaan 5. Hal ini medium yang tersedia s sehingga nutrisi untuk juga berkurang. Pada pertama penambahan BCP tidak mempenga Pada hari kedua inkuba mempertahankan viabi lipat dibandingkan de sedangkan ACP mempengaruhi viabilit ketiga kedua mempertahankan viab baik karena lebih dari bertahan dibandingkan de Hal ini membuktikan ba dan BCP bersifat tidak mempertahankan viabil

4.3 Karakterisasi SEM