Latar Belakang Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island Wilayah Bogor

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambahan penduduk yang diikuti dengan peningkatan luasan ruang terbangun dan jumlah kendaraan bermotor di suatu perkotaan membawa dampak secara tidak langsung terhadap perubahan komponen unsur iklim. Perubahan unsur iklim yang terjadi antara lain seperti suhu, arah dan kecepatan angin, dan kelembaban udara. Dari keempat unsur tersebut, perubahan yang paling dirasakan yaitu peningkatan suhu. Peningkatan aktivitas yang terpusat di suatu perkotaan atau wilayah industri membentuk karakteristik iklim mikro yang khas. Salah satu karakteristik iklim mikro yang tampak adalah dengan terbentuknya pulau panas heat island. Pulau panas perkotaan atau biasa disebut urban heat island UHI adalah suatu fenomena peningkatan suhu rata-rata di daerah dengan bangunan yang lebih padat dari pada suhu udara terbuka sekitarnya Atkinson 2003. Fenomena UHI pada suatu daerah ditandai dengan adanya suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu sekitarnya. Secara umum, UHI mengacu pada pertambahan suhu udara, tetapi juga bisa mengacu pada panas relatif permukaan atau material sub permukaan. Suhu udara tertinggi biasanya terdapat di pusat kota urban atau kawasan industri dan akan menurun secara bertahap ke arah daerah pinggir kota suburbanrural. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa heat island berkembang cepat di musim kemarau dan sering terjadi di pusat kota dan kawasan industri. Selain itu intensitas UHI akan jauh berkembang pada siang hari dan akan menyusut pada malam hari Oke 1997; Voogt 2002. Pendugaan UHI yang efektif dapat dilakukan dengan kajian observasi suhu udara di perkotaan dan sekitarnya. Contoh kajian UHI seperti yang telah dilakukan oleh Mas’at 2009 dengan pendekatan analisis data stasiun cuaca. Suhu udara di kota Jakarta lebih besar 0.8 o C dibandingkan suhu udara yang berada di pinggiran kota. Namun, untuk mengetahui luasan distribusi suhu permukaan suatu daerah dengan cakupan yang luas dapat juga dilakukan dengan melakukan pemantauan dari data citra satelit. Seperti yang dilakukan Effendy et al. 2006 dalam penelitiannya menganalisis dampak UHI terhadap perubahan indeks kenyamanan THI menggunakan data Landsat. Dalam studi ini dilakukan analisis penentuan distribusi spasial dan temporal UHI wilayah Bogor dengan menggunakan data pengindraan jauh. Menurut Streutker 2003, teknik pengindraan jauh memiliki kelebihan dalam penyediaan data spasial dengan akurasi baik serta cakupan wilayah yang luas, sehingga pemanfaatan teknik pengindraan jauh ini sangat membantu apabila wilayah kajian tidak memiliki stasiun pengamat cuaca yang memadahi. Selain itu, teknik pengindraan jauh dapat menghemat biaya dan waktu, serta menyediakan data yang relatif cepat, mudah dan berkelanjutan. Dengan demikian, penentuan distribusi UHI secara spasial dan temporal yang diperoleh melalui ekstraksi komponen suhu permukaan dapat lebih mudah dilakukan.

1.2 Tujuan