Keunggulan dan Keterbatasan Model .1 Keunggulan Model

6.7 Keunggulan dan Keterbatasan Model 6.7.1 Keunggulan Model Keunggulan model analisis perbaikan kinerja yang dihasilkan terutama terletak pada integrasi model untuk mencapai tujuan dari analisis perbaikan kinerja yaitu penentuan kinerja, penentuan target kinerja, dan penentuan prioritas perbaikan. Selain itu, model juga dapat menghasilkan saran perbaikan yang diperlukan untuk perbaikan yang diprioritaskan. Saran perbaikan yang diberikan ditentukan berdasarkan praktek terbaik yang telah terbukti dapat menyebabkan nilai kinerja menjadi lebih baik apabila perbaikan dilakukan. Dalam hal penentuan kinerja, model dapat menggagregasikan berbagai ukuran kinerja dengan satuan yang berbeda secara sederhana dengan mengkategorikan ukuran kinerja dan nilai kinerja menjadi tiga tinggi, sedang, rendah. Pemanfaatan pendekatan fuzzy expert system dalam pengukuran kinerja memudahkan proses penentuan nilai kinerja. Selain itu, infrastruktur prototype yang digunakan untuk menentukan nilai kinerja memudahkan pengguna dalam menentukan nilai kinerja. Untuk penentuan target kinerja, model analisis perbaikan kinerja menggunakan pendekatan benchmarking. Pendekatan yang digunakan dapat mengarahkan untuk menentukan target kinerja berdasarkan kinerja terbaik yang dapat dicapai oleh pabrik gula lainnya dalam kelompok yang sama. Dalam hal pengelompokan pabrik gula, klasifikasi ditetapkan berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh pabrik gula. Dengan demikian, pabrik gula dalam kelompok yang sama menjadi setara untuk diperbandingkan. Dalam hal penentuan prioritas perbaikan, model yang digunakan dapat mengidentiikasi prioritas perbaikan untuk kinerja strategis maupun kinerja operasional secara bertahap. Perbandingan nilai kinerja maupun ukuran kinerja sebagai dasar penentuan prioritas perbaikan mengarahkan prioritas perbaikan pada ukuran kinerja yang perlu diperbaiki. Pemanfaatan prototype dalam analisis perbaikan kinerja, mempermudah dan mempercepat proses analisis perbaikan kinerja. Selain itu, prototype dirancangbangun agar memudahkan pengguna dalam menggunakannya. 6.7.2 Keterbatasan Model Selain memiliki keunggulan, model yang dirancangbangun juga memiliki beberapa keterbatasan. Dalam hal penentuan kinerja, mengkategorikan ukuran kinerja dan nilai kinerja menjadi tiga kategori rendah, sedang, tinggi dapat menyebabkan pabrik gula yang memiliki ukuran kinerja dan nilai kinerja tertinggi dan terendah pada kategori yang sama disimpulkan memiliki nilai ukuran kinerja dan nilai kinerja yang sama. Penentuan target kinerja berdasarkan kinerja terbaik dalam kelompok saja masih memiliki kemungkinan berada dibawah potensi kinerja yang dapat di capai. Hal ini terkait dengan adanya kemungkinan nilai kinerja terbaik dalam kelompok masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai kinerja yang pernah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal penentuan prioritas perbaikan, model diagnostic yang digunakan belum dapat menunjukkan prioritas perbaikan untuk seluruh pabrik gula. Masih terdapat pabrik gula yang tidak memerlukan perbaikan kinerja strategis maupun kinerja operasional. Dengan demikian, masih diperlukan kriteria lain untuk mengambil keputusan prioritas perbaikan kinerja bagi pabrik gula yang perbaikan kinerja strategis maupun kinerja operasionalnya tidak teridentifikasi melalui model diagnostic yang dirancangbangun. Prototype yang dihasilkan untuk membantu melakukan analisis perbaikan memerlukan kedisiplinan admin dalam meng up date data sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya agar prototype dapat dimanfaatkan oleh seluruh pabrik gula.

7. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa model sistem penunjang keputusan intelijen untuk analisis perbaikan kinerja pabrik gula merupakan model yang terintegrasi untuk mencapai tujuan analisis perbaikan kinerja yaitu dalam hal menentukan kinerja, target kinerja, dan prioritas perbaikan kinerja. 2. Model pengukuran kinerja menggunakan 10 ukuran kinerja yang terkait secara vertikal maupun horisontal dan pendekatan fuzzy expert system dalam proses pengukurannya. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa model dapat digunakan untuk mengukur kinerja strategis, kinerja operasional, dan kinerja taktis khususnya pada perspektif proses internal pabrik gula. 3. Model penentuan target kinerja terdiri dari sub model pengelompokan dan pemilihan kinerja terbaik. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa output model yang ditetapkan sebagai target minimal kinerja dapat meningkatkan kinerja strategis dan kinerja operasional pabrik gula. 4. Model penentuan prioritas perbaikan terdiri dari sub model analisis praktek terbaik dan penentuan prioritas perbaikan. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa output model dapat digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan pabrik gula dan saran perbaikannya.

7.2 Saran untuk Penelitian selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama atau yang terkait langsung dengan penelitian ini baik yang menyangkut topik dan atau metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 7.2.1 Penentuan Kinerja Aspek kinerja yang diukur dapat ditambahkan dengan aspek kinerja lainnya seperti kualitas, profitabilitas, efektivitas, dan kualitas kehidupan kerja. Unit