3.2.1 Analisis Sistem Merujuk pada Eriyatno 2003, analisis sistem dilakukan pada tahap awal
penyelesaian masalah dengan pendekatan sistem. Tahap analisis sistem terdiri dari analisis kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistem. Merujuk pada
Eriyatno 2003, langkah awal yang dilakukan dalam pengkajian suatu sistem adalah analisis kebutuhan. Oleh karena itu, analisis sistem dimulai dengan
analisis kebutuhan berbagai pemangku kepentingan stakeholders yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan analisis perbaikan kinerja industri
gula. Pemangku kepentingan stakeholders terdiri atas sekelompok orang
terorganisasi atau tidak, organisasi, dan institusi yang penting untuk keberhasilan perbaikan kinerja industri gula. Oleh karena itu, jumlah stakeholders
terbatas dan pemilihannya harus dilakukan secara selektif. Merujuk pada Widjaja 2010 pendekatan untuk memilih atau menentukan siapa saja stakeholders bagi
sebuah sistem dapat digunakan pendekatan stakeholders value. Pendekatan stakeholders value menggunakan pola pemikiran berdasarkan sebab-akibat
cybernetics. Pendekatan stakeholders value terdiri dari 1 pendekatan strategic
stakeholders value, 2 pendekatan ethically critical stakeholder value, dan 3 kombinasi dari pendekatan strategic stakeholders value dan ethically critical
stakeholder value. Pendekatan strategic stakeholders value mempertimbangkan kelompok orang, organisasi, dan institusi yang sesuai terutama berdasarkan
besarnya value yang mereka miliki dalam mengidentifikasi stakeholders. Oleh karena itu, stakeholder tertentu dipilih karena mereka menguasai sesuatu yang
sangat valuable. Sedangkan pendekatan ethically critical stakeholder value mempertimbangkan kelompok orang, organisasi, dan institusi yang terkena
dampak positif atau negatif. Oleh karena itu, solusi atas konflik kepentingan diperlukan.
Pendekatan yang dipilih dalam mengidentifikasi stakeholders terkait dengan sistem analisis perbaikan kinerja yaitu kombinasi dari pendekatan
stakeholders value dan ethically critical stakeholder value. Permasalahan yang terkait dengan analisis perbaikan kinerja industri gula dapat terjadi karena adanya
konflik kebutuhan antar stakeholder atau pelaku sistem yang terlibat, keterbatasan sumberdaya, dan kendala eksternal. Oleh karena itu diperlukan formulasi masalah
untuk mengetahui permasalahan utama yang dihadapi. Identifikasi sistem diperlukan sebagai dasar pengembangan model analiss
perbaikan kinerja industri gula. Cara melakukan identifikasi sistem yaitu dengan menggambarkan sistem yang dikaji dalam bentuk diagram input-output. Diagram
input-output menggambarkan masukan dan keluaran serta pengendalian dari model yang dirancangbangun. Input terdiri atas masukan yang terkendali dan
masukan yang tidak terkendali, sedangkan output terdiri atas keluaran yang dikehendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki. Melalui mekanisme
pengendalian maka keluaran yang tidak dikehendaki menyebabkan perlunya peninjauan kembali terhadap masukan yang terkendali.
3.2.2 Pemodelan Sistem