1
B A B   I P E N D A H U L U A N
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif tantangan yang  dihadapi  oleh  organisasi  yang  berorientasi  laba  maupun  non-laba
menjadi  semakin  kompleks.  Tantangan  yang  dihadapi  tidak  hanya  berasal dari  dalam  perusahaan  tetapi  juga  berasal dari  luar  perusahaan.  Tantangan
dari dalam perusahaan berasal dari terpenuhinya sumberdaya manusia yang trampil,  terbatasnya  modal  dan  penurunan  produktivitas.  Tantangan  yang
berasal  dari  luar  perusahaan  adalah  semakin  tingginya  tingkat  persaingan, terpenuhinya  produk  yang  memuaskan  pelanggan,  dan  perkembangan
teknologi.  Dengan  adanya  tantangan  tersebut  perusahaan  dituntut  lebih efisien dan profesional dalam mengelola bisnisnya.
Pengukuran  kinerja  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  bagi perusahaan,  karena  menajemen  perusahaan  dapat  memastikan  tingkat
keberhasilan  usahanya,  memberikan  dasar  perencanaan  strategis  dan operasional  di  masa  yang  akan  datang.  Di  dalam  Sistem  Pengendalian
Manajemen  pengukuran  kinerja merupakan  usaha  formal  yang  dilakukan manajemen  untuk  mengevaluasi  hasil-hasil  kegiatan  yang  telah
dilaksanakan oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban, dibandingkan dengan  tolak  ukur  yang  telah  ditetapkan.  Penilaian  kinerja  perusahaan
yang dikembangkan
oleh sistem
akuntansi tradisional
hanya mengukur kinerja berdasarkan aspek keuangan saja, seperti return of equity,
2 return  on  investment,  profit  margin,  economic  value  added dirasa  tidak
cukup  lagi  untuk  lingkungan  sekarang.  Ukuran-ukuran  kinerja  tradisional yang  hanya  memperhatikan  aspek  keuangan  saja  tidak  dapat  memberikan
informasi  yang  cukup  untuk  proses  perbaikan  dan  berkelanjutan  Hansen dan  Mowen,  1995:  855.  Pengukuran  kinerja  keuangan  tidak  mampu
mengukur kinerja harta tidak tampak intangible asset dan harta intelektual sumber daya manusia perusahaan.
Balanced  scorecard  BSC adalah  model  pengukuran  kinerja perusahaan  melalui penyeimbangan  alat ukur empat perspektif yaitu aspek
keuangan  dengan  tujuan  melihat  kontribusi  penerapan suatu  strategi  pada laba  perusahaan.  Kedua,  perspektif  pelanggan  yang  mengidentifikasikan
segmen  pasar  dan  pelanggan  yang  ingin  dimasuki  untuk  mencapai  tujuan keuangan.
Ketiga, perspektif
proses bisnis
internal yang
mengidentifikasikan  nilai-nilai  yang  diinginkan  pelanggan  dan  dapat memberikan  pengembalian  yang  diharapkan  oleh  pemegang  saham.
Perspektif keempat  adalah perspektif  pembelajaran dan  pertumbuhan yang melihat pada sumber daya manusia dan kemampuan sistem informasi.
1.2. PERUMUSAN MASALAH