Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
128 Tabel 5.17 memperlihatkan bahwa jumlah faktor yang berpengaruh
terhadap keberlanjutan sistem produksi padi sawah berdasarkan hasil analisis MDS sebanyak 14 faktor, terdiri atas dimensi ekologi sebanyak empat faktor,
dimensi ekonomi tiga faktor, dimensi sosial dua faktor, dimensi kebijakan dan kelembagaan dua faktor dan dimensi infrastruktur dan teknologi tiga faktor. Dari
14 faktor sensitif tersebut terlihat bahwa lima faktor yang memiliki nilai RMS tertinggi adalah konversi lahan sawah, luas baku sawah, kondisi iklim,
pertumbuhan penduduk dan kebijakan pemerintah. Intervensi terhadap ke lima faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan sistem produksi padi.
Selanjutnya ke 14 atribut sensitif tersebut dianalisis tingkat kepentingan antar faktor terhadap kinerja sistem produksi padi sawah dengan menggunakan
analisis prospektif. Output dari analisis prospektif berupa ranking dan sektor dari masing-masing atribut yang digambarkan dalam diagram empat sektorkuadran
beserta koordinatnya yang ditunjukkan oleh Gambar 5.13.
Gambar 5.13. Tingkat kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem yang dikaji analisis prospektif tahap pertama
Hasil analisis prospektif Gambar 5.13 menunjukkan bahwa dari 14 atribut sensitif yang dianalisis, ditemukan sembilan atribut sebagai faktor kunci sistem
produksi padi sawah berdasarkan hasil analisis MDS pada kondisi eksisting. Faktor konversi lahan sawah, luas baku sawah, pertumbuhan penduduk, jaringan
irigasi dan ketersediaan sarana produksi berada pada kuadran satu, sedangkan faktor kebijakan pemerintah, kelembagaan petani, ketersediaan modal, dan
pendapatan petani berada pada kuadran dua.
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
129 Menurut Bourgeois and Jesus 2004, faktor penentu atau penggerak
driving variables yang terletak pada kuadran pertama memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat namun ketergantungannya kurang kuat. Faktor-
faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak yang termasuk ke dalam kategori faktor paling kuat dalam sistem yang dikaji. Kuadran
dua faktor
penghubung leverage
variables menunjukkan
faktor yang
mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan yang kuat antar faktor sehingga faktor-faktor dalam kuadran ini sebagian dianggap sebagai faktor atau peubah
yang kuat. Kuadran tiga faktor terikat output variables adalah mewakili faktor output, dimana pengaruhnya kecil tetapi ketergantungannya tinggi, sedangkan
faktor pada kuadran empat disebut sebagai faktor bebas marginal variables yaitu faktor marginal yang pengaruhnya kecil dan tingkat ketergantungannya juga
rendah, sehingga faktor-faktor ini dalam sistem bersifat bebas.
5.6.2. Faktor-Faktor Kunci dari Hasil Analisis Kebutuhan
Faktor-faktor kunci untuk mendesain model juga dapat diidentifikasi melalui analisis kebutuhan Eriyatno, 1987. Langkah awal dalam analisis
kebutuhan adalah mendata stakeholder terkait, mendiskripsikan tugas pokok dan fungsinya serta keterkaitannya dengan sistem yang akan dibangun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stakeholder yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dalam sistem produksi padi sawah
secara garis besar dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu 1 kelompok petani, terdiri atas petani, kelompoktani dan buruh tani, 2 kelompok pemerintah,
yang terdiri atas dinasinstansi yang membidangi pertanian, pertanahan, kependudukan, perizinan, perdagangan, Perum Bulog Devisi Regional dan
perbankan, 3 kelompok swasta, terdiri atas produsen saprodi, distributor, pengecer, pengolahan dan pemasaran hasil dan 4 kelompok konsumen, yaitu
masyarakat termasuk petani. Kebutuhan dan keinginan stakeholder didiskripsikan dalam matriks
kebutuhan. Dari sejumlah kebutuhan yang didiskripsikan di antaranya terdapat kebutuhan-kebutuhan yang sejalan dan saling mendukung sinergis dan
terdapat pula kebutuhan-kebutuhan yang saling bertentangan kontradiktif, sehingga perlu dilakukan formulasi masalah. Formulasi masalah dilakukan
melalui teknik PRA terhadap stakeholder informan kunci untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang sensitif terhadap sistem yang dikaji secara
Moh. Nazam, 2011_PSL_SPs_IPB
130 triangulasi. PRA memfasilitasi proses saling berbagi informasi information
sharing, analisis, dan aktivitas antar stakeholders. Hasil formulasi tersebut berupa atribut atau faktor-faktor yang sensitif terhadap sistem produksi padi
sawah, setelah dikonsultasikan dengan pakar dari berbagai disiplin, diperoleh 17 faktor yang sensitif terhadap obyek penelitian, disajikan pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Atribut multidimensi yang sensitif terhadap keberlanjutan sistem produksi padi sawah hasil analisis kebutuhan
Dimensi Atribut yang sensitif
A. Ekologi 1. Konversi lahan sawah
2. Luas panen 3. Jaringan irigasi
4. Bencana banjir 5. Bencana kekeringan
6. Serangan OPT
B. Ekonomi 7. Keuntungan usaha tani
8. Harga gabah 9. Ketersediaan saprodi
10. Impor beras C. Sosial
11. Konsumsi beras 12. Pertumbuhan penduduk
D. Kebijakan dan Kelembagaan 13. Kelembagaan petani
14. Kelembagaan permodalan 15. Kebijakan pemerintah
E. Infrastruktur dan Teknologi 16. Varietas padi
17. Produktivitas padi
Sumber: Hasil analisis kebutuhan, 2010
Tabel 5.18. memperlihatkan bahwa jumlah atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan sistem produksi padi sawah di NTB sebanyak 17 atribut, masing-
masing enam atribut dimensi ekologi, empat atribut dimensi ekonomi, dua atribut dimensi sosial, tiga atribut dimensi kebijakan dan kelembagaan dan dua atribut
dimensi infrastruktur dan teknologi. Atribut sensitif tersebut selanjutnya dianalisis tingkat kepentingan antar
faktor terhadap sistem yang dikaji dengan menggunakan analisis prospektif yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5.14.
Gambar 5.14 menunjukkan bahwa dari 17 atribut sensitif hasil analisis kebutuhan yang dianalisis, diperoleh 11 atribut sebagai faktor kunci sistem
produksi padi sawah. Faktor serangan organisme pengganggu tanaman, bencana kekeringan, pertumbuhan penduduk dan bencana banjir merupakan
faktor penggerak. Faktor-faktor kebijakan pemerintah, jaringan irigasi, luas panen, harga gabah, kebutuhan konsumsi, keuntungan usaha tani dan impor
beras merupakan faktor penghubung.