47
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan
Ekosistem Sungai Siak
Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar sungai. Berdasarkan survei di lapangan yang dilakukan di
sepanjang ekosistem Sungai Siak dengan sampel sebanyak 65 responden, responden yang diwawancarai tidak semuanya penduduk asli. Sebagian besar
responden sebesar 76,92 merupakan penduduk asli yang dari lahir hingga saat ini tinggal di daerah tersebut dan sisanya sebesar 23,08 bukan merupakan
penduduk asli. Gambar 3 menunjukkan persentase penduduk asli dan bukan penduduk asli dari responden yang ada di ekosistem Sungai Siak.
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 3. Asal Penduduk
Dilihat dari tingkat pendidikan responden diperoleh responden yang tidak sekolah sebesar 23,08 , responden dengan tingkat pendidikan SD sebesar 53,85
, responden dengan tingkat pendidikan SMP sebesar 21,54 , dan responden
76,92 23,08
Penduduk Asli Bukan Penduduk Asli
48
dengan tingkat pendidikan SMA sebesar 1,53 . Keterangan mengenai tingkat pendidikan dari responden dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 4. Tingkat Pendidikan
Dilihat dari tingkat penghasilan yang diperoleh responden, sebanyak 4,6 responden memiliki penghasilan lebih kecil dari Rp 500.000,00. Sebanyak 50,8
responden memilki penghasilan Rp 500.000,00 –Rp 1.000.000,00, sebanyak 40
responden memiliki penghasilan Rp 1.000.000,00 –Rp 1.500.000,00, sebanyak
3,07 responden memiliki penghasilan Rp 1.500.000,00 –Rp 2.000.000,00, dan
sebanyak 1,53 responden memiliki penghasilan lebih besar Rp 3.500.000,00. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai tingkat penghasilan dari responden dapat
dilihat pada Gambar 5.
23,08
53,85 21,54
1,53
Tidak Sekolah SD
SMP SMA
49 Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 5. Tingkat Penghasilan
Diperoleh penilaian masyarakat mengenai kondisi ekosistem Sungai Siak saat ini, sebagian besar responden menyatakan kondisi ekosistem Sungai Siak
dalam keadaan yang buruk dengan persentase sebanyak 60 responden, sebanyak 12,3 responden menyatakan kondisi ekosistem sungai baik, 13,85
responden menyatakan kondisi ekosistem Sungai Siak sangat buruk, 13,85 responden menyatakan kondisi ekosistem Sungai Siak cukup baik. Untuk
keterangan lebih lanjut mengenai persepsi dari responden terhadap kondisi ekosistem Sungai Siak dapat dilihat pada Gambar 6.
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 6. Kondisi Ekosistem Sungai Siak
4,6
50,8 40
3,07 1,53
Rp 500.000,00 Rp 500.000,00-Rp
1.000.000,00 Rp 1.000.000,00-Rp
1.500.000,00 Rp 1.500.000,00-Rp
2.000.000,00 Rp 2.000.000,00-Rp
2.500.000,00 Rp 2.500.000,00-Rp
3.000.000,00 Rp 3.000.000,00-Rp
3.500.000,00 Rp 3.500.000,00
13,85 12,3
60 13,85
Sangat Baik Cukup Baik
Baik Buruk
Sangat Buruk
50
Dari seluruh responden yang berhasil diwawancarai mengaku merasakan perubahan dari ekosistem Sungai Siak. Sebanyak 49,24 responden merasakan
adanya perubahan ekosistem Sungai Siak sekitar 0-10 tahun yang lalu, 35,38 responden merasakan adanya perubahan ekosistem Sungai Siak sekitar 10-15
tahun yang lalu, dan sebanyak 15,38 responden merasakan adanya perubahan ekosistem Sungai Siak sekitar 15-20 tahun yang lalu. Untuk keterangan lebih
lanjut dapat dilihat pada Gambar 7.
Sumber : Data Primer, diolah 2011
Gambar 7. Perubahan Ekosistem Sungai Siak
Dulunya kondisi ekosistem Sungai Siak jauh lebih baik daripada sekarang, bahkan air sungai dapat dimanfaatkan sebagai air minum dan pemenuhan
kebutuhan rumah tangga oleh masyarakat. Air Sungai Siak saat ini tidak dapat digunakan lagi sebagai air minum oleh masyarakat yang tinggal di sekitar sungai
karena telah mengalami perubahan baik secara fisik dan biologi. Udara di sekitar sungai dulunya juga bersih, tidak seperti sekarang yang tercemar oleh asap dari
pabrik-pabrik dan juga asap yang berasal dari kebakaran hutan yang ada di
49,24 35,38
15,38
0-10 tahun 10-15 tahun
15-20 tahun
51
ekosistem Sungai Siak. Jumlah tangkapan ikan dan udang yang diperoleh nelayan saat ini juga mengalami penurunan.
Sungai Siak memiliki karakteristik yang istimewa karena melintasi lima kabupatenkota dalam satu provinsi. Banyaknya beban pencemaran yang masuk
mengakibatkan kualitas air semakin menurun, diantaranya adalah limbah cair dari pabrikindustri yang berada di sepanjang Sungai Siak. Di Kota Pekanbaru terdapat
tiga pabrik karet dan satu pabrik kayu lapis yang berada di tepi Sungai Siak dan menjadikan Sungai Siak sebagai media pembuangan limbah Status Lingkungan
Hidup Kota Pekanbaru, 2007. Banjir juga sering terjadi apabila curah hujan tinggi, namun apabila tidak
turun hujan dalam beberapa minggu maka akan terjadi kekeringan. Penurunan keanekaragaman hayati biodiversity seperti hilangnya vegetasi-vegetasi yang
ada di ekosistem sungai, penurunan jumlah ikan dan udang yang ada di Sungai Siak dikarenakan pencemaran oleh limbah industri serta penangkapan dengan
penggunaan bom atau racun sehingga sangat merugikan bagi nelayan lainnya yang tidak mencari ikan dan udang dengan bom ataupun racun. Beberapa
masyarakat mengatakan perbedaan jumlah tangkapan ikan dan udang sekarang dengan jumlah tangkapan 10 tahun yang lalu sangat berbeda sejak adanya
pencemaran di Sungai Siak. Dulunya tangkapan ikan dan udang yang diperoleh dapat menopang kehidupan ekonomi dari nelayan sekarang hal itu tidak
memungkinkan lagi karena penurunan jumlah tangkapan.
52
6.2. Preferensi Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Kelestarian