11
b. Agroekosistem, yaitu Sawah Tadah Hujan, Sawah Irigasi, Sawah Surjan,
Sawah Rawa, Sawah Pasang Surut, Kolam, Tambak, Kebun, Pekarangan, Perkebunan.
2.2. Sungai
2.2.1. Pengertian Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991, sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi pada kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Air, 2006.
2.2.2. Klasifikasi Sungai
Berikut merupakan klasifikasi sungai
3
, yaitu : a.
Berdasarkan sumber air 1.
Sungai Hujan : sumber airnya berasal langsung dari air hujan. Contoh : sungai-sungai di perbukitan kapur, Gunung Kidul, Yogyakarta.
2. Sungai Gletser : sumber airnya berasal dari salju yang mencairpencairan
es. Contoh : Sungai Memberamo di Papua. 3.
Sungai Campuran : sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser essalju. Contoh : Sungai Memberamo dan Digul di Papua.
3
Geografi.www.geografi.web.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010
12
b. Berdasarkan kontinuitas alirandebit air
1. Sungai Ephemeral : sungai yang mengalir jika hanya ada hujan.
2. Sungai Intermitten : sungai yang mengalir pada musim hujan, sedangkan
musim kemarau kering. 3.
Sungai Perenial : sungai yang mengalir sepanjang tahun karena musim hujan dan musim kemarau selalu ada. Contoh : sungai-sungai di Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Sungai ini terdiri dari sungai permanen yang mengalir sepanjang tahun
antara musim hujan dan musim kemarau dengan beda alirannya kecil dan sungai periodik dimana antara musim hujan dan musim kemara beda
alirannya besar. c.
Berdasarkan pola aliran 1.
Pola aliran radialmenjari Radial Sentrifugal, pola aliran yang meninggalkan pusat, seperti di
daerah vulkangunung berbentuk kerucut. Radial Sentripetal, pola aliran yang menuju pusat, seperti pada daerah
basinledokan. 2.
Pola aliran dendritik : pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di dataran atau daerah pantai.
3. Pola aliran trellis : merupakan pola aliran sungai yang berbentuk sirip
daun trellis, biasanya terdapat pada daerah gunung lipatan. 4.
Pola aliran rektangular : merupakan pola aliran sungai yang berbentuk sudut siku-siku atau hampir siku
–siku, terdapat di daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
13
5. Pola aliran annular : pola aliran sungai yang melingkar, biasanya terdapat
di daerah kubah domes. d.
Berdasarkan arah aliran 1.
Sungai Konsekuen : sungai yang mengalir sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilaluinya. Contoh : Sungai Progo ketika menuruni
lereng Gunung Merapi. 2.
Sungai Subsekuen : sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen. Contoh : Sungai Opak di
Yogyakarta. 3.
Sungai Obsekuen : sungai yang mengalir berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai
subsekuen. 4.
Sungai Resekuen : merupakan anak sungai subsekuen dan alirannya searahsejajar dengan sungai konsekuen.
5. Sungai Insekuen : sungai yang alirannya teratur dan tidak terikat dengan
lapisan batuan yang dilaluinya. e.
Berdasarkan struktur geologi 1.
Sungai Anteseden : sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan maka air
sungai akan mengikisnya. Contoh : Sungai Oya di Yogyakarta yang mengikis Plato Wonosari.
2. Sungai Reverse : sungai yang tidak dapat mengimbangi adanya
pengangkatan. Contoh : Sungai Bengawan Solo dulunya bermuara di Laut Selatan, sekarang muaranya di Laut Jawa.
14
2.2.3. Karakteristik Sungai