Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Tanah

Kondisi tanah dalam pot dengan LSK 50 yang belum ditanam dengan Bayam disajikan pada Gambar 25. 10 20 30 40 50 60 97 20 07 10 :50 98 20 07 15 :00 982007 19:10 98 20 07 23 :20 98 20 07 3: 30 98 20 07 7: 40 98 20 07 11 :50 99 20 07 16 :00 99 20 07 20 :10 99 20 07 0: 20 992007 4:30 99 20 07 8: 40 91 02 00 7 1 2:5 9102007 17:00 91 02 00 7 2 2:0 5 91 02 00 7 2 :15 91 02 00 7 6:2 5 91 02 00 7 1 0:3 5 91 12 00 7 1 4:4 5 Kadar Air Volume 5 10 15 20 25 30 35 40 Tanggal Temperatur o C Kadar Air Temp. tanah Temp.udara Gambar 25 Grafik kadar air, temperatur tanah tanah pada pot dengan LSK 50 yang belum ditanam dan temperatur udara. Sebelumnya dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa temperatur udara dipengaruhi oleh besarnya radiasi matahari. Nilai temperatur maksimum dan minimum terjadi pada jam dimana radiasi matahari maksimum dan minimum. Dari Gambar 24, Kenaikan dan penurunan temperatur tanah, dipengaruhi oleh temperatur udara. Dengan semakin meningkatnya radiasi matahari maka temperatur udara akan semakin meningkat, sehingga temperatur media tanah akan meningkat akibat merambatnya temperatur dari udara ke media tanam. Walaupun demikian, temperatur tanah baru mengikuti penurunan atau kenaikan dari temperatur udara dengan selang beberapa waktu. Hal ini disebabkan adanya mulsa, massa air dan udara yang menghambat konduksi dari temperatur udara ke media tanah, terutama pada posisi probe yang berfungsi sebagai pengukur yang berada di 5 cm dari permukaan tanah. Pada siang hari terdapat suatu kecenderungan terjadinya gradien temperatur yang tajam disebabkan oleh relatif tingginya temperatur udara di dekat tanah. Temperatur tanah, kondisinya akan tetap naik atau tetap turun mengikuti temperatur udara. Hal ini terjadi, karena partikel tanah lebih rapat, terdiri dari beberapa komponen yang daya konduktivitasnya bervariasi, sehingga daya hantar temperaturnya lebih rendah jika dibandingkan dengan partikel air dan udara. Pengukuran pada media tanah selama pengamatan yaitu terhadap kadar air masing – masing pot dengan media semi kedap yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 26. 10 20 30 40 50 60 952007 0:00 9102007 0:00 9152007 0:00 9202007 0:00 9252007 0:00 9302007 0:00 1052007 0:00 10102007 0:00 10152007 0:00 10202007 0:00 10252007 0:00 LSK 50 volumetrik EC dSm LSK 40 volumetrik LSK 30 volumetrik Gambar 26 Grafik kadar air tanah irigasi bawah permukaan melalui lapisan semi kedap yang bervariasi Pada Gambar 26, kadar air tanah dalam pot dengan LSK 50 berkisar antara 52 basis volume dan 56 basis volume. Kondisi tanah ini jenuh sehingga kurang baik untuk tanaman. Begitu juga dengan kadar air tanah pada pot dengan LSK 40, berkisar antara 53 basis volume dan 56 basis volume. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman Bayam. Tanah dalam pot dengan LSK 30 akan mempunyai kadar air yang lebih optimal untuk pertumbuhan tanaman berkisar antara 26 basis volume dan 35 basis volume. Kadar air tanah dalam pot dengan LSK 40 sudah jenuh, sehingga jika daya hantarnya dibuat lebih tinggi, maka kadar air tanahnya sama. Pada lapisan semi kedap campuran 50 pasir, merupakan lapisan semi kedap paling besar daya hantar airnya ke media tanah. Menurut Kramer 1969, umumnya pengaruh jenuh atau kurang baiknya aerasi akan mengurangi permeabilitas akar terhadap air, dimana akan mengurangi absorbsi dan akibatnya terjadi defisit air dan akan menyebabkan tanaman langsung layu. Yelenosky 1964 dalam Kramer 1969 menemukan bahwa kejenuhan tanah pada penanaman Yellow-poplar sejenis pohon kuning berkurangnya transpirasi sebesar 68 dari kontrol dan menghasilkan defisit pada daun sebesar 47 dalam 3 hari dibandingkan dengan 11 pada ko ntrol. Jadi keadaan tanah yang jenuh akan mempengaruhi akar, sehingga absorbsi akan berkurang sehingga terjadi defisit air, yang akan menyebabkan tanaman layu dan pertumbuhan terhambat. Keadaan kadar air yang turun, disebabkan terjadinya evapotranspirasi tanaman Bayam yang lebih besar dari pada air yang dihantarkan lapisan semi kedap. Kadar air yang naik menunjukkan bahwa evapotranspirasi yang lebih kecil dari pada air yang dihantarkan oleh media. Sedangkan keadaan nutrisi pada media tanah disajikan pada Gambar 27. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 08092007 9:50 10 09 20 07 3: 30 11092007 22:15 13092007 16:00 15092007 9:40 17 09 20 07 3: 20 18 09 20 07 21 :00 20092007 14:40 22092007 8:20 24092007 2:00 26 09 20 07 23 :40 30092007 14:20 04102007 1:40 07102007 13:00 11 10 20 07 3: 40 14 10 20 07 16 :30 18102007 3:50 21102007 15:10 Waktu Temperatur Tanah 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Nutrisi tanah EC T Tanah ºC EC dSm Gambar 27. Grafik suhu tanah dan EC yang diukur pada tanah di dalam pot dengan LSK 50. Fotosintesis tanaman yang terjadi pada pertumbuhan vegetatif optimal jika dibandingkan dengan pertumbuhan generatif. Hal ini terlihat pada Gambar 22, bahwa pengurangan nutrisi menunjukkan bahwa penyerapan nutrisi untuk proses fotosintesis. Jika ditambah nutrisi, maka penyerapan tetap selama pertumbuhan vegetatif tanaman tersebut yaitu 50 hari. Jika lebih dari 50 hari, maka konsumsi nutrisi akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan fase pertumbuhan vegetatif, karena masuk ke fase generatif.

4.3. Tanaman