IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat fisika tanah lainnya yaitu kadar air, particle density, bulk density ruang pori total, air tersedia, permeabilitas Tabel 8 dan 9.
Tabel 8. Sifat fisika tanah, particle density, bulk density, ruang pori total, pori drainase, air tersedia, permeabilitas
Sampel Kadar
Air PD
BD Ruang Pori
Total Air
tersedia Permeabilitas
vol. gcc gcc
vol vol.
cmjam 1
38,70 2,16
0,97 55,30
14,50 7,32
2 36,70
2,16 0,95
56,10 11,20
3,91 rerata
37,7 2,16
0,96 55,70
12,85 5,62
Tabel 9. Sifat fisika tanah, tekstur tanah hasil uji laboratorium. Sampel
Tekstur Pasir
Debu Liat
1 4
44 52
2 4
43 53
rerata 4
43,50 52,5
Dari Tabel 9, dengan segitiga tekstur tanah Sistem USDA, jenis tanah yang diuji dari kebun petani merupakan silty clay liat berlempung.
Tanah diasumsikan seragam, karena diberikan perlakuan yang sama untuk setiap tanah dalam pot dengan LSK yang berbeda. Pemberian nutrisi secara
berkala setiap 7 hari.
4.1 Evapotranspirasi Potensial
Kondisi iklim mikro dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Fieldserver. Data iklim yang diukur adalah radiasi matahari, temperatur,
kelembaban.
4.1.1. Temperatur
Hasil pengukuran temperatur tiap 10 menit disajikan pada Gambar 20. Grafik bergerak naik dari pagi ke siang hari dan turun menjelang sore hari. Pada
siang hari cenderung terjadi gradien temperatur vertikal yang disebabkan oleh relatif tingginya temperatur udara di dekat tanah. Hal ini terjadi karena
pemanasan siang hari sering menghancurkan inversi radiasi permukaan pada pagi harinya. Sedangkan pada saat menjelang sore hari, pemanasan berkurang karena
matahari mulai tenggelam berkurangnya radiasi. Faktor yang mempengaruhi besarnya temperatur dalam rumah tanaman
adalah tingkat intensitas radiasi matahari, besar kecilnya panas yang hilang melalui atap atau dinding, besar kecilnya panas yang diserap oleh tanaman untuk
proses fotosintesis dan besar kecilnya panas yang hilang melalui ventilasi serta bahan konstruksi Walker 1965 dalam Nuryawati 2006.
5 10
15 20
25 30
35 40
8 29
2 00
7 9
1 20
07 9
4 20
07 9
7 20
07 9
10 2
00 7
9 13
2 00
7 9
16 2
00 7
9 18
2 00
7 9
21 2
00 7
9 24
2 00
7 9
27 2
00 7
9 30
2 00
7 10
2 2
00 7
10 5
2 00
7 10
8 2
00 7
10 1
1 20
07 10
1 3
20 07
10 1
6 20
07 10
1 9
20 07
Gambar 20. Data Hasil Pengukuran Temperatur dari Fieldserver
Temperatur paling rendah yaitu 20,04
o
C terjadi pada tanggal 12 September 2007 jam 6:00:00 WIB. Sedangkan temperatur tertinggi yaitu 37,01
o
C terjadi pada tanggal 30 September 2007 jam 13:50:00 WIB dan 14:10:00 WIB.
Temperatur terendah terjadi karena belum adanya matahari pada pagi hari sebelum adanya sinar matahari yaitu pada jam 6 pagi. Jika ada sinar matahari,
maka terjadi kenaikan temperatur lingkungan secara terus menerus dan puncaknya terjadi pada siang hari. Temperatur mulai naik tidak lama setelah
matahari terbit, mencapai puncaknya 1 sampai 3 jam setelah matahari mencapai posisi paling tinggi, dan turun pada malam hari mencapai temperatur minimum
sekitar matahari terbit. Pada keadaan berawan, temperatur maksimum menjadi lebih rendah karena berkurangnya insolasi, dan temperatur minimumnya lebih
tinggi karena berkurangnya radiasi yang keluar. Jadi sangat jelas bahwa temperatur udara lingkungan dipengaruhi oleh besarnya radiasi matahari.
Temperatur yang digunakan dalam persamaan 13 merupakan temperatur rata-rata harian, grafik nya dapat dilihat pada Gambar 21.
5 10
15 20
25 30
35
8262007 8312007
952007 9102007
9152007 9202007
9252007 9302007
1052007 10102007 10152007 10202007 10252007
Tanggal Suhu udara oC
Gambar 21. Grafik temperatur rata-rata harian hasil pengukuran selama pengamatan
Temperatur rata-rata harian maksimum adalah 30,4
o
C yaitu pada tanggal 5 Oktober 2007. Sedangkan temperatur rata-rata harian minimum adalah 24,7
o
C yaitu pada tanggal 18 Oktober 2007. Temperatur udara selain dipengaruhi radiasi,
juga sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Jika keadaan berawan apalagi jika terjadi hujan maka temperatur udara akan menurun. Pada keadaan berawan,
temperatur maksimum menjadi lebih rendah karena berkurangnya insolasi, dan temperatur minimumnya lebih tinggi karena berkurangnya radiasi yang keluar.
Keseimbangan panas di permukaan tanah rumah tanaman meliputi pindah panas radiasi gelombang panjang dari tanah ke penutup rumah tanaman, pindah
panas konveksi dari permukaan tanah ke udara dalam dan pindah panas konduksi dari permukaan tanah ke lapisan dibawahnya maupun sebaliknya. Energi
matahari yang masuk ke dalam rumah tanaman secara radiasi dipantulkan dari berbagai permukaan. Energi ini diserap oleh tanaman, lantai dan lain-lain. Energi
tersebut kemudian diubah menjadi panas. Kelebihan energi dihamburkan sebagai panas laten transpirasi, memanaskan udara dalam rumah tanaman secara konduksi
dan konveksi atau dipancarkan secara radiasi gelombang panjang. Energi yang dipancarkan sebagai radiasi gelombang panjang ini terperangkap dalam
greenhouse dan memanaskan udara di dalamnya sehingga temperatur akan naik Businger 1963 dalam Nuryawati2006.
4.1.2. Radiasi Matahari
Radiasi dari matahari akan dipengaruhi dengan posisi matahari terhadap permukaan bumi dan keadaan cuaca. Jika matahari muncul diufuk timur, maka
radiasi akan mulai meningkat dengan pertambahan waktu menjelang siang hari. Sedangkan nilai radiasi matahari akan menurun, jika menjelang terbenam nya
matahari. Pada Gambar 22 menyajikan data pengukuran radiasi matahari dengan satuan MJm
2
selama masa pengamatan tiap 10 menit. Radiasi gelombang pendek diubah menjadi radiasi gelombang panjang oleh atap rumah tanaman. Perubahan
panjang gelombang ini menyebabkan pantulan sinar oleh permukaan tanah dan lainnya di dalam rumah tanaman dan menyebabkan temperatur udara dalam
rumah tanaman naik.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
0.35
Tanggal 942007
9102007 9162007 9212007 9272007 1022007 1082007 10132007 10192007
Tanggal Solar Radiasi MJm2
Gambar 22. Grafik hasil pengukuran radiasi matahari pada lokasi pengamatan
Radiasi matahari menunjukkan nilai terendah terjadi sebelum matahari terbit dan pada saat matahari telah tenggelam. Hasil pengukuran Radiasi matahari
tertinggi yaitu 0.315 MJm
2
terjadi pada tanggal 25 September 2007 jam 15:50:00 WIB.
4.1.3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara bervariasi tiap pengukuran 10 menit, hal ini disajikan pada Gambar 23.
20 40
60 80
100 120
Tanggal 942007
9102007 9162007
9212007 9272007
1022007 1082007 10132007 10192007
Tanggal Humadity
Gambar 23. Grafik kelembaban udara dalam rumah tanaman selama masa pengamatan
20 40
60 80
100 120
8 29
2 00
7 9
4 20
07 9
10 2
00 7
9 16
2 00
7 9
21 2
00 7
9 27
2 00
7 10
2 2
00 7
10 8
2 00
7 10
1 3
20 07
10 1
9 20
07 Suhu oC
Humadity
Gambar 24. Grafik Suhu dan Kelembaban Selama Pengamatan
Pada Gambar 23 merupakan hasil pengukuran tiap 10 menit pengamatan Suhu dan kelembaban menunjukkan bahwa nilainya bervariasi menurut waktu,
dengan frekuensi yang serupa. Nilai kelembaban udara yang maksimum selama pengamatan yaitu 98,37 pada tanggal 10 Nopember 2007 jam 07:00:00 WIB
dan tanggal 9 Nopember 2007 jam 20:10:00 WIB, sedangkan nilai kelembaban udara minimum selama pengamatan yaitu 15,65 pada tanggal 26 September
2007 jam 13:30:00 WIB. Di dekat permukaan tanah kondensasi embun pada waktu malam dan
penguapan kembali pada waktu siang dapat menghasilkan suatu kelembaban kelengasan maksimum pada waktu mendekati fajar, dan maksimum pada sore
hari. Hal ini disajikan pada Gambar 23 yang merupakan grafik suhu dan kelembaban udara selama pengamatan.
Kelembaban relatif berperilaku berlawanan dengan temperatur, yang mencapai maksimumnya pada waktu pagi sekali dan minimum pada sore hari.
4.2. Tanah