merah muda dan selalu basah karena dilapisi oleh palut lendir mucous blanket pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel-sel
goblet. Ballenger JJ,1994 ; Soetjipto D Wardani RS,2007 Mukosa pada sinus paranasal merupakan lanjutan dari mukosa hidung,
hanya lebih tipis dan kelenjarnya lebih sedikit. Epitelnya torak berlapis semu bersilia, bertumpu pada membran basal yang tipis dan tunika propia yang melekat erat
dengan periosteum dibawahnya. Silia lebih banyak dekat dengan ostium, gerakannya akan mengalirkan lendir kearah hidung melalui ostium. Kelenjar mukosa
juga banyak ditemukan didekat ostium Ballenger;1994; Waguespack,1995 ; Levine,2002.
Pada membran mukosa juga ditemukan sel neurosekretori dan beberapa macam sel seperti makrofag dan leukosit. Terlihat juga kelenjar mukosa yang masuk
kedalam jaringan ikat. Kelenjar ini memproduksi cairan mukos dan serosa dibawah kontrol saraf parasimpatis. Ballenger;1994
2.3.2 Sel goblet kelenjar mukus
Sel goblet atau kelenjar mukus adalah sel tunggal yang pada pemeriksaan endoskopis tampak berbentuk piala. Sel ini menghasilkan komplek protein
polisakarida yang membentuk lendir dalam air. Distribusi dan kepadatan sel goblet tertinggi didaerah konka inferior11.000selmm
2
dan terendah di septum nasi 5700 selmm
2
. Diantara semua sinus, maka sinus maksila mempunyai kepadatan sel goblet yang paling tinggi. Selain itu sel goblet juga banyak dijumpai didaerah
nasofaring Ballenger;1994 ; Waguespack,1995; Levine,2002
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Silia hidung
Pada sel epitel kolumner bersilia sel epitel torak berlapis semu bersilia memiliki mikrovilia dan silia dengan jumlah berkisar 300-400 mikrovili tiap selnya
yang bertambah ke arah nasofaring, dan 50-200 silia tiap selnya. Silia merupakan struktur kecil menyerupai rambut , menonjol dari permukaan sel dan berperan dalam
membersihkan kotoran dalam hidung . Bentuknya panjang, dibungkus oleh membran sel dan bersifat mobile. Jumlah silia dapat mencapai 50 - 200 buah tiap
selnya. Panjang silia antara 5-7 µm dengan diameter 0,3 µm. Denyut silia kira-kira 9- 15 Hz pada manusia, dengan beragam variasi pada mamalia. Struktur silia
terbentuk dari dua mikrotubulus sentral tunggal yang dikelilingi sembilan pasang mikrotubulus luar. Masing - masing mikrotubulus dihubungkan satu sama lain oleh
bahan elastik yang disebut dengan neksin dan jari-jari radial. Tiap silia tertanam pada badan basal yang letaknya di bawah permukaan sel. Pada gambar 2.3
tampak anatomi molekuler silia. Cohen NA. 2006 ; Soetjipto D Wardani RS,2007 ; Wilma T.2007 ; Ballenger JJ,1994
Silia bergerak serempak secara cepat ke arah aliran lapisan, kemudian membengkok dan kembali tegak dengan lebih lambat dengan kecepatan pukulan
silia kira-kira 700-1000 siklus permenit. Silia dapat bergerak akibat adanya energi berupa adenosine triphospat ATP yang menggerakkan tangkai dari silia. Gerak
maju dan mundurnya silia disebut irama. Gerak silia terjadi 12 sampai 1400 kalimenit. Silia ini dapat terkoordinasi dengan baik, gerakannya dapat mengalirkan
lapisan mukus yang menyelimutinya, yang di depan meneruskan beban yang disampaikan oleh silia-silia yang di belakangnya. Gerakan silia ini merupakan
gerakan yang berkesinambungan bukan gerakan sinkron.
Universitas Sumatera Utara
Gerak silia, berdasarkan sejarahnya pertama kali diterangkan oleh Sharpey,
pada tahun 1835, dalam penelitiannya tentang konsep pembersihan mukosiliar secara aktif dengan manfaat fisiologiknya terhadap hidung dan sinus paranasal.
Kemudian dilajutkan oleh Hilding ,tahun 1932, dengan melakukan penelitian pada
hewan anjing, terhadap pembersihan mukosiliar pada sinus yang juga
memperlihatkan perbaikan mukosa hidung . Kemudian Sewall dan Boyden melanjutkan untuk mempelajari pentingnya lapisan mukosa terhadap tulang hidung.
Dan berikutnya , Messerklinger memperkenalkan alat diagnostik, endoskopik
nasal. Penemuannya ini adalah sebagai pendekatan sistemik yang pertama dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit sinus yang mengalami inflamasi. Ballenger
JJ,1994 ; Hilger PA,1997; Waguespack R,1995 ; Cohen NA, 2006 Fungsi utama dari silia adalah membawa mukus kembali ke arah faring.
Mukus hidung adalah berfungsi sebagai alat transportasi partikel yang tertimbun dari udara inspirasi, juga untuk memindahkan panas; normalnya mukus menghangatkan
udara inspirasi dan mendinginkan udara ekspirasi, serta melembabkan udara inspirasi dengan lebih dari dari satu liter uap setiap harinya. Namun, dengan jumlah
uap demikian seringkali tidak memadai untuk melembabkan udara yang sangat kering yang dapat berakibat mengeringnya mukosa yang disertai berbagai gangguan
hidung. Derajat kelembaban selimut mukus ditentukan oleh stimulasi saraf pada kelenjar seromukosa pada submukosa hidung. Silia dapat berdenyut berkisar antara
10-20 kali permenit pada temperatur tubuh. Ballenger JJ,1994 ; Hilger PA,1997; Waguespack R,1995
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke
Universitas Sumatera Utara
arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam
rongga hidung. Ballenger JJ,1994 ; Cohen NA.2006 ; Soetjipto D Wardani
RS,2007 ; Wilma T.2007
;
Ballenger JJ,1994 Struktur silia terbentuk dari dua mikrotubulus sentral tunggal yang dikelilingi
sembilan pasang mikrotubulus luar yang dikenal dengan konfigurasi 9+2. Maksudnya adalah ultra struktur silia dibentuk oleh 2 mikrotubulus sentral dan
sebelah luarnya dikelilingi oleh 9 pasang mikrotubulusouter double microtubulus. Pada outer double mikrotubulus ini dapat dibedakan menjadi subfibril A dan subfibril
B . Subfibril A memiliki struktur dynein arms lengan dynein sedangkan subfibril B tidak. Pasangan mikrotubulus luar ini berhubungan dengan tubulus sentral melalui
radial spokes Lang,1989; Waguespack, 1995; McCaffrey,1997
Gambar 2.6 Anatomi Molekuler Silia Sumber Cohen
Universitas Sumatera Utara
Gerak silia terjadi karena mikrotubulus saling meluncur satu sama lainnya. Sumber energinya adalah ATP yang berasal dari mitokondria. ATP berasal dari
pemecahan ADP oleh ATPase. ATP berada di lengan dynein yang menghubungkan mikrotubulus dengan pasangannya dan menimbulkan aksi-reaksi. Sedangkan antara
pasangan yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan bahan elastik yang disebut neksin. Ballenger;1994 ; Waguespack 1995 ; Cohen , 1996
Pola gerakan silia yaitu gerakan yang cepat dan tiba-tiba ke salah satu arah active stroke dengan ujungnya menyentuh lapisan mukoid sehingga
menggerakkan lapisan ini. Kemudian silia bergerak kembali lebih lambat dengan ujung tidak mencapai lapisan tadi recovery stroke. Perbandingan durasi geraknya
kira-kira 1: 3 . Dengan demikian gerakan silia seolah-olah menyerupai ayunan tangan seorang perenang. Silia ini tidak bergerak secara serentak, tetapi berurutan
seperti efek domino metachronical waves pada satu area arahnya sama. Ballenger;1994
Gambar 2.7 Diagram gerak siliaSumber Ballenger
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Palut lendir