tersebut dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 55 ayat 1 Undang- undang Kepailitan yang menyebutkan bahwa setiap kreditur Pemegang Gadai, Jaminan Fidusia, Hak
Tanggungan, Hipotik, atau Hak Agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
Ketentuan tersebut memberikan kedudukan yang kuat kepada kreditur pemegang hak kebendaan terhadap asset debitur yang menjadi jaminan utangnya, yang tidak
terpengaruh oleh kepailitan yang menimpa debitur. Namun demikian, sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang-undang Kepailitan No 37 tahun 2004, hak eksekusi
kreditur separatis dimaksud, ditangguhkan untuk jangka waktu paling lama 90 sembilan puluh hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan. Disamping itu
penjualan benda jaminan fidusia, dibatasi hanya 2 bulan 60 hari, apabila masa tersebut benda jaminan tidak terjual, maka benda jaminan akan dikembalikan ke kurator. Oleh
sebab itu pasal UU Kepailitan tersebut, secara teoritis membatasi hak kreditur, sebagai kreditur Separatis. Kemudian apabila ditinjau lebih lanjut, Pasal 55 ayat 1 Undang-
undang Kepailitan tersebut tidak sepenuhnya memberikan jaminan kepada kreditur Penerima Jaminan Fidusia untuk melaksanakan hak- haknya apabila debitur dinyatakan
pailit oleh Pengadilan Niaga mengingat barang yang dijaminkan berupa barang bergerak sudah tidak ada lagi pada debitur.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi
yang membahas tentang “ Kedudukan Kreditur selaku Penerima Jaminan Fidusia Dalam Hal Debitur Pailit Menurut Uu No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah proses terjadinya jaminan fidusia?
2. Bagaimanakah prosedur yang harus dilaksanakan untuk dapat mengajukan
permohonan pailit? 3.
Bagaimana eksekusi Jaminan Fidusia dalam Praktek dalam hal Debitur pailit, berdasarkan Pasal 56 Undang-undang Kepailitan No.37 Tahun 2004?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ketentuan yang berkaitan dengan eksekusi Jaminan Fidusia
dalam memberikan perlindungan hukum bagi Kreditur Penerima Jaminan Fidusia dalam hal Debitur pailit.
2. Untuk mengetahui apabila Kreditur Separatis selaku Penerima Jaminan Fidusia
tetap memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditur lainnya dalam hal pemberesan harta pailit debitur apabila ternyata obyek Jaminan Fidusia sudah
tidak ada lagi pada Debitur Pailit.
D. Manfaat Penelitian
1. Skripsi ini diharapkan dapat berguna bagi pembangunan Ilmu Pengetahuan
dalam bidang hukum, khususnya bidang hukum Jaminan. 2.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukansolusi kepada pihak Kreditur selaku Penerima Jaminan Fidusia apabila Debitur mengalami pailit.
E. Keaslian Penulisan
Skripsi ini merupakan karya tulis yang asli. Penulisan skripsi yang membahas tentang Kedudukan Kreditur Selaku Pemegang Jaminan Fidusia Dalam hal debitur
pailit ini memang sudah pernah ditulis oleh mahasiswa terdahulu, namun dalam skripsi ini penulis akan membahas permasalahan tersebut dengan didasari aturan-aturan yang
terdapat di dalam UU No.37 tahun 2004 tentang Kepailitan. Penulisan skripsi ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-
pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini. Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat-pendapat para sarjana
yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya
ilmiah maupun pasal-pasal dalam KUHPerdata dan Peraturan Perundang-Undangan.
E. Tinjauan Kepustakaan