bagi kreditur tersebut. Kedudukannya telah berubah menjadi kreditur konkuren dengan segala konsekuensinya.
47
Kreditur pemegang hak jaminan juga mempunyai kepentingan agar pelaksanaan hak jaminan dapat diperoleh secara cepat yaitu dalam waktu sesingkat mungkin.
Semakin cepat jaminan tersebut dicairkan atau dieksekusi, semakin baik atau semakin berpeluang bagi kreditur tersebut untuk memperoleh pengembalian piutangnya dari
debitur secara optimal. Berdasarkan Pasal 55 Undang-undang Kepailitan No. 37 No. 2004, setiap
kreditur pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
Namun demikian sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang-undang Kepailitan No. 37 No. 2004, hak eksekusi kreditur sebagaimana dimaksud diatas, ditangguhkan untuk
jangka waktu paling lama 90, sembilan puluh hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan.
E. Berakhirnya Kepailitan
Kepailitan tidak bersifat permanen, sebagaimana subyek hukum lainnya kepailitan dapat berakhir atau diakhiri. Kepailitan dapat berakhir karena :
a. Pembatalan Kepailitan oleh Pengadilan setelah adanya upaya hukum. b. Pencabutan Kepailitan
c. Perdamaian d. Pemberesan
Kepailitan berakhir apabila putusan pernyataan pailit dibatalkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi atau peninjauan kembali. Terhadap putusan pailit yang
diajukan terhadap debitur, debitur terpailit dapat mengajukan upaya hukum kasasi dan
47
Ibid., Pasal 138
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya Peninjauan kembali. Pembatalan kepailitan ini tidak mempengaruhi perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator
menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan pailit sehingga perbuatan tersebut tetap sah dan mengikat debitur terpailit.
Selain melalui upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali, kepailitan juga dapat diakhiri dengan cara pencabutan kepailitan oleh pengadilan Niaga atas dasar
rekomendasi dari kurator atau Hakim Pengawas. Pencabutan Kepailitan tersebut dilakukan apabila kondisi kekayaan atau usaha debitur tidak mencukupi untuk
membayar biaya-biaya kepailitan. Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan, maka Pengadilan atas usul Hakim Pengawas dan setelah mendengar
Panitia Kreditur sementara jika ada, serta setelah memanggil dengan sah atau mendengar debitur, dapat memutuskan pencabutan putusan pernyataan pailit.
48
48
Ibid., Pasal 18 Ayat 1
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KREDITUR SELAKU PENERIMA JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL
DEBITUR PAILIT MENURUT UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN
A.
Kedudukan Kreditur
selaku Penerima Jaminan Fidusia dalam Kepailitan Debitur.
Pada prinsipnya lembaga keuangan bank atau bukan bank akan meminta jaminan dari pihak debitur yang diikat dengan hak tanggungan dengan alasan apabila
terjadi wanprestasi ingkar janji dari pihak debitur, lembaga tersebut akan cepat memperoleh piutangnya kembali. cukup dengan membawa sertifikat hak tanggungan
yang memakai irah-irah Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa,sudah langsung dapat mengajukan permohonan ekesekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah mana obyek tanggungan itu berada.
Jadi fakta perjanjian kredit tidak diperlukan lagi karena sertifikat hak tanggungan sudah cukup membuktikan adanya utang-piutang antara kreditur dengan
debitur.
49
Didahulukan disini adalah didahulukan dalam mengambil pelunasan atas penjualan eksekusi benda hipotik hak tanggungan. Bahwa kedudukan
Kreditur Pemegang Hak Tanggungan dalam kedudukannya sebagai Kreditur preferen pada prinsipnya mendapat kedudukan didahulukan dibandingkan dengan
kreditur-kreditur lainnya. Kedudukan didahulukan ini dalam BW KUH Perdata pada pasal 1133 ayat 1 BW KUH Perdata dinyatakan bahwa: Hak untuk didahulukan
diantara orang-orang berpiutang terbit dari hak istimewa, dari gadai dan dari hipotik, dimana apabila debitur wansprestasi ingkar janji, kreditur pemegang hak tanggungan
akan mempunyai hak yang didahulukan dalam pelunasan piutangnya dibandingkan dengan kreditur-kreditur lainnya yang bukan pemegang hak tanggungan. Sifat
pemenuhan piutang yang didahulukan ini disebut dengan kreditur preferen. Menurut J.
Satrio memberikan penjelasan tentang hak didahulukan disini adalah sebagai berikut:
49
Retnowulan Sutarto, Eksekusi Hak Tanggungan, Disampaikan dalam Seminar Nasional Undang-Undang Hak Tanggungan, Bandung 27 Mei 1996
Universitas Sumatera Utara