D. Pengaturan Perihal Pohon di Perkotaan
Pembangunan kota sering dicenninkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana yang ada. Pembangunan kota
pada masa lalu sampai sekarang cenderung untuk meminimalkan ruang terbuka hijau dan menghilangkan wajah alam. Lahan-lahan bertumbuhan banyak dialih fungsikan
menjadi kawasan perdagangan, kawasan permukiman, kawasan industri, jaringan transportasi jalan, jembatan, terminal serta sarana dan prasarana kota lainnya.
Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana
yang asri, serasi dan sejuk dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara atau bentuk penghijauan kota, diantaranya ialah pembangunan hutan kota, jalur
hijau, taman dipermukiman, penghijauan daerah aliran sungai, penghijauan dengan tanaman pot. Penghijauan kota menjadi suatu bentuk lingkungan
biologi dengan beragam fungsi dalam tata lingkungan perkotaan. Penghijauan dalam arti luas adalah segala upaya untuk memulihkan,
memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung
lingkungan. Penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman kota, taman-taman lingkungan, jalur
hijau, dan sebagainya. Dalam hal ini penghijauan kota merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
penghijauan di lingkungan permukiman terutama adalah faktor perencanaan yang memerhatikan persyaratan klasifikasi hortikultura ekologi dan
klasifikasi fisik dalam pemilihan jenis, faktor pelaksanaan yang sesuai dengan perencanaan, dan faktor pemeliharaan yang rutin secara terus-menerus.
Pelaksanaan penghijauan secara konseptual yaitu perencanaa, pelaksanaan, dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian
lingkungan, dan fungsional. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang ditanami pepohonan yang
kompak dan rapat di dalam wilayah atau kawasan perkotaan, baik didalam tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
sebagai hutan kota. Wilayah perkotaan tersebut merupakan pusat-pusat permukiman yang berperan di dalam suatu wilayah pengembangan atau
wilayah nasional sebagai bentuk ciri kehidupan kota. Hutan kota juga merupakan suatu kawasan dalam kota yang habitatnya didominasi oleh
pepohonan dibiarkan tumbuh secara alami. pengertian alami bukan berarti hutan yang tumbuh menjadi hutan besar atau rimba melainkan telah diatur
seperti taman. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhkan pohon-
pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah Negara maupun tanah hak yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat
yang berwenang.Luas hutan kota dalam suatu hamparan kompak paling sedikit
Universitas Sumatera Utara
0,25 hektar. Persentase luas hutan kota paling sedikit 10 sepuluh perseratus dari wilayah perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi
setempat. Hutan kota adalah tumbuhan vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang
memberi manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan proteksi, rekreasi dan estetika lingkungan, mengenai pengertian hutan kota yakni
merupakan pepohonan yang berdiri sendiri atau berkelompok atau vegetasi berkayu dikawasan perkotaan yang pada dasarnya memberikan dua manfaat
pokok bagi masyarakat dan lingkungannya, yaitu manfaat konservasi dan manfaat estetika. menumpuk dengan struktur meniru menyerupai hutan
alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis.
Vegetasi sangat bermanfaat untuk merekayasa masalah lingkungan diperkotaan. Selain merekayasa estetika, mengontrol erosi dan air tanah,
mengurangi polusi udara, mengurangi kebisingan, mengendalikan air limbah, mengontrol lalu lintas dan cahaya yang menyilaukan, mengurangi pantulan
cahaya, seta mengurangi bau. Kumpulan bunga dan dedaunan yang memberikan aroma sedap berguna untuk mengurangi bau busuk. Daun dan
ranting-ranting mampu memperlambat aliran angin dan curahan hujan. Akar yang menjalar akan menahan erosi tanah, baik oleh air hujan maupun oleh
angin. Daun yang tebal berguna untuk menghalangi cahaya. Daun-daun yang
Universitas Sumatera Utara
tipis untuk menyaring cahaya serta ranting-ranting berduri untuk menghalangi gerak-gerik manusia. Pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh
dengan baik hendaklah dipertimbangkan syarat-syarat hortikultura, ekologi, dan syarat-syarat fisik lainnya. Vegetasi mempunyai peranan yang sangat besar
dalam kehidupan. Peranan penghijauan kota sangat tergantung pada vegetasi yang ditanam.
Untuk itu darI berbagai peranan dan manfaat vegetasi maka manfaat dan fungsi penghijauan atau ruang terbuka hijau adalah sebagai berikut :
1. Paru-paru kota, tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam O
2
yang sangat diperlukan bagi mahluk hidup untuk pernapasan.
2. Pengatur lingkungan mikro, vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat sejuk, nyaman,dan segar.
3. Pencipta lingkungan hidup, penghijauan dapat menciptakan ruang hidup bagi mahluk di alam yang memungkinkan terjadinya interaksi secara
alamiah. 4. Penyeimbang alam edaphis, merupakan pembentukan tempat hidup alami
bagi satwa yang hidup di sekitarnya. 5. Oro-hidrologi, pengendalian untuk penyediaan air tanah dan pencegahan
erosi. 6. Perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitarnya, seperti angin kencang,
Universitas Sumatera Utara
terik matahari, gas, atau debu.
Keadaan lingkungan perkotaan menjadi berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi. Padahal keseimbangan lingkungan perkotaan secara ekologi
sama pentingnya dengan perkembangan nilai ekonomi kawasan perkotaan. Kondisi demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem perkotaan, yang
berupa meningkatnya suhu udara di perkotaan, pencemaran udara seperti meningkatnya kadar karbonmonoksida, ozon, karbondioksida, oksida nitrogen,
belerang, dan debu, rnenurunnya air tanah dan permukaan tanah, banjir atau genangan, instrusi air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam air tanah.
Keadaan tersebut menyebabkan hubungan masyarakat perkotaan dengan lingkungan-nya menjadi harmonis. Menyadari ketidakharmonisan tersebut dan
mempertimbangkan dampak negatif yang akan terjadi, maka harus ada usahausaha untuk menata dan memperbaiki lingkungan melalui pengaturan pohon di wilayah
perkotaan. Untuk memberikan kepastian hukum tentang keberadaan pohon di wilayah
perkotaan maka hal yang sangat penting dalam hal ini adalah diaturnya perihal keberadaan pohon di wilayah perkoataan dalam peraturan perundang-undangan.
Adapun dasar pengaturan perihal pohon di perkotaan dapat dilihat dan uraian berikut ini yaitu:
1. Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan
Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945.
Universitas Sumatera Utara
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria. 3.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman.
5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.
6. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Framework Convention on Climate Change Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim.
7. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 8.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah . 9.
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan 10.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan flak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang. 11.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. 13.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
14. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Universitas Sumatera Utara
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota. 17. Beberapa
peraturan daerah yang diterbitkan oleh masiang-masing daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PELAKSANAAN PENGURUSAN IZIN PENEBANGAN POHON DI KOTA