Nihongo De ”No” No Joshi No Shiyou

(1)

NIHONGO DE ”NO” NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

DEWI PERMALASARI NADEAK NIM : 072203005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

2010


(2)

NIHONGO DE ”NO” NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

DEWI PERMALASARI NADEAK NIM : 072203005

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Muhammad Pujiono,S.S.,M.Hum Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP. 19691011 2002 12 1 001 NIP. 19670807 2004 01 1 001

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN 2010


(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

NIP 19620727 198703 2 005 Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP 19650909 199403 1 004

Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum ( ) 2. Muhammad Pujiono, S.S.,M.Hum ( )

3. Zulnaidi,S.S.,M.Hum ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan karna berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat kelulusan dari program Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “PENGGUNAAN PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG”.

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan dalam kertas karya ini, masih jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisannya. Demi kesempurnaannya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menuju ke arah yang lebih baik.

Dalam penyelesaiannya penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang sangat mendukung terselesaikannya kertas karya ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum, selaku ketua jurusan Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum, selaku Dosen Wali dan Dosen Pembaca. 4. Bapak Muhammad Pujiono,S.S. M.Hum, selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis.

5. Seluruh staff Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

6. Teristimewa untuk kedua orangtuaku P. Nadeak dan K.Sagala. Bapak, walau raga kita terpisah namun hati kita selalu dekat. Terimakasih untuk perhatian, kasih sayang dan arahan serta kepercayaan yang telah dicurahkan selalu menjadi semangat, kekuatan dan harapan bagi penulis, hari ini esok dan selamanya. Semua yang penulis terima tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun dan dengan apapun. Dukungan Bapak dan Mama telah memompa semangat penulis dalam berkarya hingga kertas karya ini terselesaikan. Penulis berharap kertas karya ini bisa membuat senyuman dan cerita indah di hati yang abadi.


(6)

7. Untuk saudara-saudaraku, T. Nadeak (ibunda Maria Manik), L.Nadeak (ibunda Lisma Purba), Kornel Nadeak, R. Nadeak (ibunda Artha Manalu) dan Bernadetha Nadeak, terimakasih untuk dukungan yang selalu mengalir di kala penulis merasa lemah dan tidak bersemangat menyusun kertas karya ini.

8. Keponakan - keponakan : Maria Okta Angelia Manik, Felik Antonio Manik, Artha Manalu, Lisma Purba yang selalu menjadi pelipur lara dengan sejuta tingkah yang lucu, menggemaskan dan unik, (walaupun terkadang membuat gemes) sehingga penulis menemukan semangat yang baru saat melihatnya.

9. Teman-teman seperjuangan “ mahasiswa D III jurusan Bahasa Jepang 07“ yang selalu membagi suka dan dukanya. Memberikan kesanggupan untuk terus menekuni bahasa Jepang hingga akhirnya penulis menyelesaikan kertas karya ini. Begitupun dengan keluarga besar Hinode. Cukup satu kata : GANBARE!!!!

10.Teman- teman kost Mandolin 2 : K’Kris, Malem, B’Adi, Wiwik, Mona n teman lain yang menjagaiku untuk hidup dengan baik di kost, semua berarti bagiku. Terimakasih untuk dukungan dan doa kalian semua. 11.Keluarga Mahasiswa Katolik St. Albertus Magnus USU, istimewa

Gregorius Agung: Thank you for loving me in Jesus! Ad Maiorem Dei Gloriam!!!! Hontou ni doumo arigatou gozaimashita..

Medan, Juli 2010 Penulis

DEWI PERMALASARI N NIM. O72203005


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….……….. i

DAFTAR ISI ……….………. ii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul………..……….. 1

1.2 Tujuan Penulisan……….………. 1

1.3 Pembatasan Masalah……….….………. 2

1.4 Metode Penulisan………...………….………. 2

BAB II PARTIKEL DALAM BAHASA JEPANG………... 2

2.1 Pengertian Joshi……….……… 3

2.2 Jenis-jenis Joshi………. 4

2.3 Ciri-ciri Joshi………. 5

BAB III PENGGUNAAN PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG….6 3.1 Menunjukkan kepemilikan dari seseorang ………..……. 6

3.2 Menunjukkan milik dari hewan ataupun benda…..………. 6

3.3 Menerangkan jenis, macam ataupun kategori………..…. 7

3.4 Menunjukkan posisi, tempat, atau letak...………... 7

3.5 Sebagai pengganti nomina...……….. 7

3.6 Menominakan anak kalimat berbentuk verba dan adjektiva... 8

3.7 Pengganti partikel “ga” dalam anak kalimat yang menerangkan nomina……… 9

3.8 Menyataakan perbandingan……… … 10

3.9 Menyatakan contoh perumpamaan. ………..…. 10

3.10 Menyatakan sebab alasan, atau tujuan sesuatu dilakukan...….. 11

3.11 Menjejerkan dua hal yang lebih yang saling berhubungan………..………... 11

3.12 Bertanya secara akrab………... 12

3.13 Menegaskan nada bicara atau menyampaikan sesuatu dengan jelas………...…..…………. 12

3.14 Memberi perintah dengan nada keras ………... 13


(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………... 14

4.1 Kesimpulan……… 14

4.2 Saran………. 14


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Secara umum makna bahasa adalah sarana komunikasi untuk berbicara. Dengan bahasa kita dapat memberikan informasi, meminta saran, memberi perintah, mengemukakan pendapat, dll kepada orang lain yang juga mengerti bahasa tersebut. Tentu, tanpa bahasa kita tidak mungkin bisa memulai komunikasi.

Namun untuk dapat berkomunikasi yang baik, kita harus memahami gramatika bahasa yang kita gunakan. Kurangnya pemahaman akan gramatika bahasa, dapat menimbulkan kesulitan dalam menggunakan pola kalimat yang benar, sehingga dapat timbul kerancuan makna dan juga kesan yang tidak bagi yang pihak yang menerima informasi.

Demikian pula dengan bahasa Jepang. Salah satu kesulitan dalam memahami gramatika bahasa Jepang ialah mengenai pemakaian Joshi. Joshi adalah salah satu kelas kata di dalam bahasa Jepang yang di sebut juga partikel. Kesulitan itu penyebabnya karena jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak, satu kata bisa memiliki banyak cara pemakaian dan fungsi, satu kata bisa masuk dalam satu kelompok kata dan juga ke dalam kelompok kata lainnya sehingga membingungkan makna dan pemakaiannya, ada pula yang maknanya hampir sama dengan partikel lainnya, ditambah lagi adakalanya penghilangan partikel dalam percakapan.

Partikel dalam bahasa Jepang ada banyak, yaitu wa, ga, no, ni,to, de, mo, dll. Partikel “no” adalah salah satu partikel yang memiliki banyak fungsi dan cara pakai, termasuk dalam dua kelompok joshi, dan ada fungsi yang hampir sama dengan partikel lainnya. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk membahas penggunaan partikel “no” dalam bahasa Jepang dalam karya tulis ini.

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian Joshi dan pengklasifikasiannya dalam bahasa Jepang.


(10)

3. Untuk dapat membedakan pemakaian partikel “no” yang maknanya hampir sama dengan partikel lain.

4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma 3 Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas mengenai pengertian Joshi dan klasifikasinya, jenis- jenis partikel “no” dalam bahasa Jepang beserta fungsinya. Serta perbedaannya dengan partikel lain yang hampir sama maknanya dalam penggunaan tertentu.

1.4 Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan. Metode kepustakaan ialah teknik mengumpulkan bahan atau data dengan membaca buku-buku terkait. Kemudian data-data tsb dikumpulkan, dibandingkan, dan digabungkan dengan informasi yang mendukung penulisan kertas karya ini.


(11)

BAB II

PARTIKEL DALAM BAHASA JEPANG

2.1 Pengertian Joshi

Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, dan pembagian. Jadi hinsi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara gramatikal. Secara garis besar kelas kata yang telah diklasikasikan tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

Jiritsugo adalah kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan membentuk kalimat. Ada pula yang bisa membentuk kalimat tanpa bantuan kata lain dan bisa dimengerti maknanya. Misalnya kalimat: doko iku. Tanpa menggunakan kata e setelah kata doko, bisa dipahami maksudnya untuk mengetahui tujuan kepergian. Sedangkan fuzokugo adalah kolompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk membentuk kalimat. Kata-kata ini harus mengikuti kata lain yang bisa berdiri sendiri untuk membentuk kalimat, kemudian barulah jelas maknanya. Kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo adalah joshi dan jodoushi.

Untuk memperjelas kita ambil contoh kalimat : watashi wa ashita pasokon o kau. Dalam kalimat ini ada enam kata, watashi, wa, ashita, pasokon, o, dan kau. Namun hanya ada empat bagian kalimat, yakni watashi wa, ashita, pasokon o, dan kau. Kata wa dan o tidak bisa menjadi bagian kalimat bila tidak mengikuti kata lain. Juga tidak bisa menunjukkan makna bila tidak mengikuti kata watashi dan pasokon. Inilah yang dimaksud dengan fuzokugo. Sedangkan watashi, ashita, pasokon, dan kau termasuk ke dalam jiritsugo.

Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian Joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah Joshi ditulis dengan dua huruf kanji. Yang pertama dapat dibaca jo, tasukeru yang artinya sama dengan membantu, sedangkan yang kedua dibaca shi yang bermakna sama dengan kata, perkataan atau bahasa. Dari makna kedua kanji ini muncul pengertian Joshi sebagai kata bantu. Penerjemahan ini dapat diterima karena joshi sifat yang tidak bisa berdiri sendiri, sehingga berfungsi juga untuk membantu memperjelas makna kata lain.


(12)

Ada juga yang mengartikan istilah joshi ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah postposisi. Hal ini dikarenakan letak joshi yang selalu mengikuti kata lain, atau dibelakang kata lain. Seperti di dalam contoh kalimat tadi: watashi wa ashita pasokon o kau. Joshi wa diletakkan dibelakang kata watashi, dan joshi o setelah kata pasokon. Tidak pernah di letakkan didepan kata.

Selanjutnya selain dua pengertian tadi, joshi dapat diartikan sebagai partikel. Istilah ini adalah hasil terjemahan istilah joshi ke dalam bahasa Inggris yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia. Partikel adalah pengertian lain dari joshi yang paling sering digunakan. Diawal kegiatan belajar mengajar misalnya, joshi lebih sering diperkenalkan sebagai partikel dibanding sebagai kata bantu, apalagi postposisi. Di dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepangpun joshi lebih sering disebut sebagai partikel. Namun yang pasti penggunaan istilah postposisi, kata bantu, dan partikel tidak mengikat. Kita bisa menggunakan yang kita suka.

2.2 Jenis- jenis joshi

Di dalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasian. Berikut klasifikasi joshi berdasarkan penggunaannya dalam kalimat, yakni fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

A. Fukujoshi

Fukujoshi ialah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang ada sebelumnya. Perannya sama dengan adverbia, untuk menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah partikel bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, kurai, gurai, made, mo, nado, nari, nomi, sae, shika, wa, dan yara.

B. Kakujoshi

Kakujoshi ialah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat (bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya. Partikel ini biasa digunakan setelah taigen. Ada juga yang digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Partikel yang termasuk ke dalam kelompok kakujoshi ialah de, e, ga, kara, ni, no, o, to, ya, dan yori,


(13)

C. Setsuzokujoshi

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat. Umumnya dipakai setelah yoogen. Bagian kalimat sebelum setsuzokujoshi memiliki hubungan dengan bagian kalimat setelah setsuzokujoshi, dan hubungan ini diperjelas dengan keberadaan joshi diantaranya. Yang termasuk kedalamnya adalah partikel ba, ga, kara, keredomo, nagara, node, noni, shi, tari, te, temo, dan to.

D. Shuujoshi

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu-raguan, harapan, haru, dan lainnya. Fungsi ini juga dimiliki oleh kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebutnya dengan istilah kandooshi. Yang termasuk kedalam kelompok kata ini adalah partikel ka, kke, ne/nee, na/naa, no, sa, tomo, wa, yo, ze, dan zo.

2.3 Ciri ciri Joshi

Joshi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tidak bisa berdiri sendiri. Joshi harus digabungkan dengan kata lain sehingga bisa jelas maknanya.

2. Tidak berkonjugasi

3. Dalam kalimat tidak menjadi subjek, predikat, objek, dan keterangan. 4. Selalu mengikuti kata lain atau berada di belakang kata lain.

5. Ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang memberi arti pada kata lain.


(14)

BAB III

PENGGUNAAN PARTIKEL “NO” DALAM BAHASA JEPANG

1 Menunjukkan kepemilikan dari seseorang. Diletakkan setelah nomina yang menjadi pemilik. Adapun hal yang dimiliki diletakkan bisa di depan partikel “no” ataupun tidak.

Contoh kalimat:

a. ティナさんのである。

Tina san no de aru. Kepunyaan Tina.

b. 山田さんの友達である。

Yamada san no tomodachi de aru. Teman Yamada

c. この車は会社のである。

Kono kuruma wa kaisha no de aru. Kendaraan ini milik perusahaan.

d. これは母の親しい友達の時計である。

Kore wa haha no shitashii tomodachi no tokei de aru. Ini jam kepunyaan sahabat ibu saya.

e. このめがねはとなりの人のめがねである。

Kono megane wa tonari hito no megane de aru. Kaca mata ini kacamata kepunyaan tetangga.

2 Menunjukkan milik dari hewan ataupun benda.Umumnya diletakkan diantara dua nomina. Nomina yang pertama sebagai pemilik sedangkan yang kedua adalah yang dimiliki.

Contoh kalimat:

a. 鳥の声が聞こえる

Tori no koe ga kikoeru. Terdengar suara burung

b. 部屋のドアを開ける。 Heya no doa o akeru.


(15)

c. 木の枝が折れた。

Ki no eda ga oreta. Ranting pohon patah

d. かばんのポケットがたくさんある。

Kaban no poketto ga takusan aru. Kantong tas ada banyak

e. つくえの足。

Tsukue no ashi. kaki meja

3 Menerangkan jenis, macam ataupun kategori. Diletakkan diantara dua nomina, nomina pertama menerangkan nomina yang kedua. Tanpa adanya nomina pertama maka makna nomina kedua belum terlalu jelas. Hal inilah yang di hubungkan oleh partikel “no”.

Contoh kalimat:

a. 彼は日本語の本わ読んでいる。

Kare wa nihon go no hon o yonde iru. Dia sedang membaca buku bahasa Jepang.

b. 私はさくらの花が好きである。

Watashi wa sakura no hana ga suki de aru. Saya menyukai bunga sakura

c. 日本の車を買う。 Nihon no kuruma o kau

Membeli kendaraan buatan Jepang

d. 今年の七月に大学を出る。

Kotoshi no shichi gatsu ni daigaku o deru. Bulan tujuh tahun ini lulus universitas.

e. ジャンビ町の地図である。 Jambi maci no chizu de aru. Peta kota Jambi

4. Menunjukkan posisi, tempat, atau letak. Diletakkan diantara dua nomina. Nomina pertama perlu mendapat penjelasan lagi sehingga harus menggunakan nomina yang kedua. Nomina kedua menunjukkan posisi. Contoh kalimat :


(16)

a. つくえの上にかばんがある。

Tsukue no ue ni kaban ga aru Di atas meja ada buku

b. いすのとなりに猫がいる。 Isu no tonari ni neko ga iru.

Di sebelah kursi ada kucing

c. ビンジャイの駅で友達に会った。 Binjai no eki de tomodachi ni atta.

Telah bertemu teman di stasiun Binjai d Bali no keshiki wa kirei de aru.

ばりの景色はきれいである。

Pemandangan di Bali indah e. うちの前で遊んでいる。

Uchi no mae de asonde iru. Bermain di depan rumah

5. Sebagai pengganti nomina. Nomina yang dimaksud telah di sebutkan dahulu sehingga penggunaan partikel dimengerti maknanya.

Contoh kalimat:

a. 母は小さいのは好きである。

Haha wa chiisai no wa suki de aru. Ibu menyukai yang kecil

b. 安いのを見せる。

Yasui no o miseru.

Menunjukkan yang lebih murah.

c. 田舎へ帰るのはティナである。

Inaka e kaeru no wa Tina de aru. Yang pulang ke kampung adalah Tina

d. 古いのはとても高い。

Furui no wa totemo takai. Yang lama mahal sekali .

e. 白いのはきれいである。


(17)

Yang warna putih cantik.

6 Menominakan anak kalimat yang berbentuk verba dan adjektiva. Kata kerja yang dinominakan maka harus diubah dulu kedalam bentuk biasa selanjutnya diikuti dengan penggunaan partikel “no”. Adjektiva na ditulis na sebelum diikuti “no” sedangkan adjektiva i langsung dilanjutkan dengan “no”

Contoh kalimat:

a. 英語を勉強するのは難しい。

Eigo o benkyosuru no wa muzukashii. Sulit mempelajari bahasa Inggris

b. やきにくというのはどんな料理か。

Yakiniku to iu no wa donna ryouri ka?

Yang disebut yakiniku itu masakan yang bagaimana?

c. ミルクを飲むのは体にいい。

Miruku o nomu no wa karada ni ii. Minum susu baik untuk badan.

d. 私がほしいのは新しい車である。

Watashi ga hoshii no wa atarashii kuruma de aru. Yang saya inginkan adalah kendaraan yang baru

e. 彼が好きなのはこんな映画である。

Kare ga suki na no wa konna eiga de aru. Yang dia sukai ialah film yang seperti ini.

7. Pengganti partikel “ga” dalam anak kalimat yang menerangkan nomina. Contoh kalimat:

a. アニさんの作ったのはそのケーキである。

Ani san no tsukutta no wa sono ke-ki de aru. Yang dibuat Ani adalah kue itu

b. 母は父の送った着物を着ている。 Haha wa cici no okutta kimono o kitte iru. Ibu memakai kimono yang dikirim ayah. c. 先生の説明した勉強は たいへん難しい

Sensei no setsumeishita benkyo wa taihen muzukashi. Pelajaran yang diterangkan guru sangat sulit.


(18)

d. 彼はイナさんの住んでいる町で働いている。

Kare wa Ina san no sunde iru machi de hataraite iru. Dia bekerja di kota Ina tinggal.

8. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan perbandingan. Adapun yang diperbandingkan adalah kata yang setingkat.

Contoh kalimat :

a. ジャカルタのほうがブラスタギよりあつい。

Jakaruta no hoo ga Burasutagi yori atsui. Jakarta lebih panas di bandingkan Berastagi.

b. 英語のほうが日本語より難しくと思う。

Eigo no hoo ga nihon go yori muzukashiku to omou.

Bahasa Inggris menurut saya lebih mudah di bandingkan dengan bahasa Jepang .

c. 父のほうが母よりせがたかい。

Cici no hoo ga haha yori se ga takai.

Ayah lebih tinggi postur tubuhnya dibandingkan dengan ibu.

d. ふじ山のほうがシナブンよりきれいである。

Fuji yama no hoo ga Sinabung yori kirei de aru. Gunung Fuji lebih cantik dibanding gunung Sinabung.

e. 日本人のほうがインドネシア人より真面目である。

Nihon jin no hoo ga Indonesia jin yori majime de aru.

Orang Jepang lebih rajin dibandingkan dengan orang Indonesia. 9 Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan contoh perumpamaan.

Contoh kalimat:

a. 子供のように遊ぶ。

Kodomo no yooni asobu. Bermain seperti anak-anak.

b. 先生のように説明する。

Sensei no yooni setsumeishuru. Menjelaskan seperti guru.

c. 女の子のように話す。 Onna no ko yooni hanasu.


(19)

Berbicara seperti anak perempuan.

d 彼は私の父のように私の名前は呼んでいる。

Kare wa watashi no chichi no yooni watashi no namae o yonde iru.

Dia memanggil namaku seperti ayahku.

e. 選手のようにテニスをしている。

Senshu no yooni tenisu o shite iru. Bermain tenis seperti altet.

10. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan sebab alasan, atau tujuan sesuatu dilakukan.

Contoh kalimat :

a. 健康のために毎日運動している。

Kenko no tame ni mai nichi undo o shite iru. Setiap hari berolah raga demi kesehatan.

b. 母のために新しいかばんを買った。 Haha no tame ni atarashii kaban o katta

Telah membeli tas baru untuk ibu.

c. 論文のために資料を集めた。

Ronbun no tame ni shirio o atsumeta.

Sudah mengumpulkan data untuk tugas akhir d. 将来のために貯金している。

Syourai no tame ni chokin shite iru. Menabung untuk masa depan.

e. 国のために一生懸命働いている。

Kuni no tame ni isyookenmei hataraite iru. Bekerja keras demi negara.

11 Menjejerkan dua hal yang lebih yang saling berhubungan. Contoh kalimat :

a. 買うの買わないのと父が教えている。

Kau no kawanai no to cici ga kangaete iru.

Ayah sedang mempertimbangkan membeli atau tidak


(20)

Kotoshi no bunkasai o okonau no okonawanai no to minna ga shoodan shite iru .

Semua sedang mendiskusikan tahun ini diadakan bunkasai atau tidak

Partikel “no” adalah juga termasuk shuujoshi, yakni diletakkan di akhir kalimat untuk hal-hal berikut:

12 Bertanya secara akrab. Contoh kalimat: a どうしたの?

Dou shita no?

kenapa? Ada apa dengan kamu? b. 何が食べたいの?

Nani ga tabetai no?

Kamu ingin makan apa? c. どんなスポーツが好きなの?

Donna supotsu ga suki na no?

Olah raga bagaimana yang kamu suka?

d. ティナさんを迎える人はどんななの?

Tina san o mukau hito wa donata na no. Siapa yang menjemput Tina ?

e. どんな病気なの? Donna byouki na no ?

Sakit apa?

13 Menegaskan nada bicara atau menyampaikan sesuatu dengan jelas. Contoh kalimat:

a. 頭が痛いのである。

Atama ga itai no de aru. Kepala saya sakit

b. しんでうちがなおれたのである。 Jishin de uchi ga taoreta no de aru.


(21)

c. 私は今会議にでている

Watashi wa ima kaigi ni dete iru no de aru. Saya sedang menghadiri rapat sekarang.

d. 明日約束があるのである。

Ashita yakusoku ga aru no de aru. Besok saya ada janji.

e. 彼はティナ先生の子供のである。

Kare wa Tina sensei no kodomo dearu. Dia adalah anak Bu Tina.

14 Memberi perintah dengan nada keras, khususnya terhadap anak-anak yang lebih rendah kedudukannya.

Contoh kalimat:

a. もうちょっと試験があるから勉強するの。

Mou chotto shiken ga aru kara, benkyoushuru no. Sebentar lagi ada ujian kamu harus belajar.

b. 寝る前に歯をみがくの。

Neru mae ni ha o migaku no.

Sebelum tidur harus menggosok gigi.

c. もう遊ぶじゃない。

Mou asobu ja nai no. Jangan bermain lagi.

d. うちを出たらドアをかかるの。

Uchi o detara, doa o kakaru no

Kalau keluar rumah harus mengunci pintu

15 Menunjukkan perasaan mengerti atau memaklumi alasan. Contoh kalimat :


(22)

a. ああ、そうだったの。

Aa, sou datta no Oh, jadi begitu ya.

b. それで、あなたは大学をやめたの。

Sorede, anata wa daigaku o yameta no. Jadi, karena itu kamu berhenti kuliah, ya .

BAB IV


(23)

4.1 Kesimpulan

1) Joshi adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, yang paling kerap disebut partikel. Secara umum terbagi atas empat kelompok, yaitu fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

2) Partikel “ no” termasuk kedalam kakujoshi dan shuujoshi. Adapun fungsi partikel “no” dalam kakujoshi ialah, untuk menunjukkan kepemilikan, jenis atau kategori, letak atau posisi, pengganti nomina, menominakan anak kalimat yang berbentuk verba dan adjektiva, pengganti ga dalam anak kalimat yang menunjukkan nomina, menunjukkan perbandingan, menunjukkan perumpamaan, menunjukkan alasan atau tujuan sesuatu dilakukan, dan menderetkan dua hal yang saling berhubungan.

3) Fungsi partikel “no” dalam shuujoshi adalah untuk bertanya secara akrab, menegaskan nada bicara, atau menyampaikan sesuatu dengan jelas, memberi perintah yang bernada keras, khususnya terhadap anak-anak atau yang lebih rendah kedudukannya, dan menunjukkan perasaan mengerti dan memaklumi alasan.

4.2 Saran

1) Penulis mengharapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian partikel“no”, sebaiknya pembelajar terlebih dahulu memahami penggunaan partikel ”no” yang benar.

2) Selain itu, supaya pembelajar tidak hanya menggunakan partikel “no”dalam tata bahasa Jepang, tetapi juga dalam percakapan.

3) Dengan mengetahui pengunaaan partikel “no” dengan baik dan benar, hal yang akan disampaikan ke orang lain menjadi lebih baik dan jelas.


(24)

Chandra,T. 2009. Nihon Go No Joshi. Jakarta.

Chinonaoko.1994. Partikel Penting Bahasa Jepang . Jakarta : Kesaint Blanc Situmorang, Hamzom. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan : USUpress.

Sudjianto. 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern-Seri B. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.


(1)

Berbicara seperti anak perempuan.

d 彼は私の父のように私の名前は呼んでいる。

Kare wa watashi no chichi no yooni watashi no namae o yonde iru.

Dia memanggil namaku seperti ayahku. e. 選手のようにテニスをしている。 Senshu no yooni tenisu o shite iru. Bermain tenis seperti altet.

10. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan sebab alasan, atau tujuan sesuatu dilakukan.

Contoh kalimat :

a. 健康のために毎日運動している。

Kenko no tame ni mai nichi undo o shite iru. Setiap hari berolah raga demi kesehatan.

b. 母のために新しいかばんを買った。

Haha no tame ni atarashii kaban o katta Telah membeli tas baru untuk ibu.

c. 論文のために資料を集めた。

Ronbun no tame ni shirio o atsumeta.

Sudah mengumpulkan data untuk tugas akhir d. 将来のために貯金している。

Syourai no tame ni chokin shite iru. Menabung untuk masa depan.

e. 国のために一生懸命働いている。

Kuni no tame ni isyookenmei hataraite iru. Bekerja keras demi negara.

11 Menjejerkan dua hal yang lebih yang saling berhubungan. Contoh kalimat :

a. 買うの買わないのと父が教えている。

Kau no kawanai no to cici ga kangaete iru.

Ayah sedang mempertimbangkan membeli atau tidak


(2)

Kotoshi no bunkasai o okonau no okonawanai no to minna ga shoodan shite iru .

Semua sedang mendiskusikan tahun ini diadakan bunkasai atau tidak

Partikel “no” adalah juga termasuk shuujoshi, yakni diletakkan di akhir kalimat untuk hal-hal berikut:

12 Bertanya secara akrab. Contoh kalimat: a どうしたの?

Dou shita no?

kenapa? Ada apa dengan kamu? b. 何が食べたいの?

Nani ga tabetai no?

Kamu ingin makan apa? c. どんなスポーツが好きなの?

Donna supotsu ga suki na no?

Olah raga bagaimana yang kamu suka?

d. ティナさんを迎える人はどんななの?

Tina san o mukau hito wa donata na no. Siapa yang menjemput Tina ?

e. どんな病気なの? Donna byouki na no ?

Sakit apa?

13 Menegaskan nada bicara atau menyampaikan sesuatu dengan jelas. Contoh kalimat:

a. 頭が痛いのである。 Atama ga itai no de aru. Kepala saya sakit

b. しんでうちがなおれたのである。

Jishin de uchi ga taoreta no de aru. Karena gempa rumah runtuh .


(3)

c. 私は今会議にでている

Watashi wa ima kaigi ni dete iru no de aru. Saya sedang menghadiri rapat sekarang.

d. 明日約束があるのである。 Ashita yakusoku ga aru no de aru. Besok saya ada janji.

e. 彼はティナ先生の子供のである。 Kare wa Tina sensei no kodomo dearu. Dia adalah anak Bu Tina.

14 Memberi perintah dengan nada keras, khususnya terhadap anak-anak yang lebih rendah kedudukannya.

Contoh kalimat:

a. もうちょっと試験があるから勉強するの。 Mou chotto shiken ga aru kara, benkyoushuru no.

Sebentar lagi ada ujian kamu harus belajar.

b. 寝る前に歯をみがくの。

Neru mae ni ha o migaku no.

Sebelum tidur harus menggosok gigi. c. もう遊ぶじゃない。

Mou asobu ja nai no. Jangan bermain lagi.

d. うちを出たらドアをかかるの。 Uchi o detara, doa o kakaru no

Kalau keluar rumah harus mengunci pintu

15 Menunjukkan perasaan mengerti atau memaklumi alasan. Contoh kalimat :


(4)

a. ああ、そうだったの。 Aa, sou datta no

Oh, jadi begitu ya.

b. それで、あなたは大学をやめたの。

Sorede, anata wa daigaku o yameta no. Jadi, karena itu kamu berhenti kuliah, ya .

BAB IV


(5)

4.1 Kesimpulan

1) Joshi adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, yang paling kerap disebut partikel. Secara umum terbagi atas empat kelompok, yaitu fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

2) Partikel “ no” termasuk kedalam kakujoshi dan shuujoshi. Adapun fungsi partikel “no” dalam kakujoshi ialah, untuk menunjukkan kepemilikan, jenis atau kategori, letak atau posisi, pengganti nomina, menominakan anak kalimat yang berbentuk verba dan adjektiva, pengganti ga dalam anak kalimat yang menunjukkan nomina, menunjukkan perbandingan, menunjukkan perumpamaan, menunjukkan alasan atau tujuan sesuatu dilakukan, dan menderetkan dua hal yang saling berhubungan.

3) Fungsi partikel “no” dalam shuujoshi adalah untuk bertanya secara akrab, menegaskan nada bicara, atau menyampaikan sesuatu dengan jelas, memberi perintah yang bernada keras, khususnya terhadap anak-anak atau yang lebih rendah kedudukannya, dan menunjukkan perasaan mengerti dan memaklumi alasan.

4.2 Saran

1) Penulis mengharapkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian partikel“no”, sebaiknya pembelajar terlebih dahulu memahami penggunaan partikel ”no” yang benar.

2) Selain itu, supaya pembelajar tidak hanya menggunakan partikel “no”dalam tata bahasa Jepang, tetapi juga dalam percakapan.

3) Dengan mengetahui pengunaaan partikel “no” dengan baik dan benar, hal yang akan disampaikan ke orang lain menjadi lebih baik dan jelas.


(6)

Chandra,T. 2009. Nihon Go No Joshi. Jakarta.

Chinonaoko.1994. Partikel Penting Bahasa Jepang . Jakarta : Kesaint Blanc Situmorang, Hamzom. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan : USUpress.

Sudjianto. 2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern-Seri B. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.