Tindak Pidana Perkosaan PENDAHULUAN

aduan. Sedangkan yang dimaksud perkosaan dengan wanita tidak berdaya sebagaimana diuraikan dalam Pasal 286 KUHP ialah perkosaan dengan wanita bukan istrinya yang keadaan kesehatan jiwanya tidak memungkinkan wanita itu dapat diminta persetujuannya ataupun izinnya. Wanita tak sadar, gila, atau idiot tidak mungkin dapat diminta persetujuan ataupun izinnya untuk disetubuhi, kalaupun ia memberikan persetujuan ataupun izinnya maka persetujuan tersebut harus dianggap tidak sah, begitu juga wanita yang pingsan, dengan catatan pingsannya itu bukan karena perbuatan laki-laki yang menyetubuhinya, namun jika pingsannya itu akibat perbuatan laki-laki itu maka tindak pidana tersebut termasuk pemerkosaan, bukan perkosaan dengan wanita yang tidak berdaya. 9 Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan arti dari Tindak Pidana Perkosaan merupakan perbuatan persetubuhan atau hubungan suami istri yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan tanpa kehendak bersama yang di barengi dengan paksaan secara yang melanggar undang-undang serta aturan- aturan yang berlaku di indonesia. 3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Anak Melakuan Tindak Pidana Romli Atmasasmita, mengemukakan pendapatnya mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik dari terjadinya tindak pidana yang di lakukan oleh anak yaitu 10 : 1. Yang termasuk motivasi intrinsik dari perilaku yang menyebabkan timbulnya tindak pidana pada anak adalah : 9 http:eprints.uns.ac.id2981167650309201002131.pdf di akses pada hari senin tanggal 23 oktober 2014 pada jam 13.34 10 Wagiati sutedjo, Hukum Pidana Anak. Bandung: Refika Aditama, 2006. Hlm 1 a. Faktor Intelegentia; Intelegentia adalah kecerdasan seseorang, menurut pendapat Wundt dan Eisler adalah kesanggupan seseorang untuk menimbang dan memberi keputusan. 11 b. Faktor usia; Stephen Hurwitz mengungkapkan “age is importance factor in the causation of crime” usia adalah faktor yang paling penting dalam sebab- musabab timbulnya kejahatan. c. Faktor kelamin; Paul W. Tappan mengemukakan pendapatnya, bahwa kenakalan anak dapat dilakukan oleh anak laki-laki maupun oleh anak perempuan, sekalipun dalam prakteknya jumlah anak laki-laki yang melakukan kenakalan jauh lebih banyak dari pada anak perempuan pada batas usia tertentu. d. Faktor kedudukan anak dalam keluarga; Kedudukan anak dalam keluarga adalah kedudukan seorang anak dalam keluarga menurut urutan kelahiran misalnya anak pertama, kedua, dan seterusnya. 2. Yang termasuk motivasi ekstrinsik adalah : a. Faktor Keluarga; Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang 11 Ibid Hal 17 pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan yang paling kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah 12 . Oleh karena itu, keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh negatif. b. Faktor pendidikan dan sekolah; Sekolah adalah sebagai media atau perantara bagi pembinaan jiwa anak- anak atau dengan kata lain, sekolah ikut bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak, baik pendidikan keilmuan maupun pendidikan tingkah laku character . c. Faktor pergaulan anak; Besarnya pengaruh yang dimainkan oleh lingkungan pergaulan anak, terutama sekali disebabkan oleh konteks kulturalnya. Dalam situasi sosial yang menjadi semakin longgar, anak-anak kemudian menjauhkan diri dari keluarganya untuk kemudian menegakkan eksistensi dirinya yang dianggap sebagai tersisih dan terancam. d. Faktor media masa. Pengaruh media masa tidak kalah besarnya terhadap perkembangan anak. Keingginan atau kehendak yang tertanam pada diri anak untuk berbuat jahat kadang-kadang timbul karena pengaruh bacaan, gambar-gambar dan film. Bagi anak yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan-bacaan yang buruk, maka hal itu akan berbahaya dan dapat menghalang-halangi 12 Wagiati soetodjo. Op.Cit. Hlm 20-32 mereka untuk berbuat hal-hal yang baik. Demikian juga tontonan yang dapat menimbulkan rangsangan seks. Rangsangan seks tersebut akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa anak.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Penegakan hukum dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan hukum pada era modernisasi dan globalisasi saat ini dapat terlaksana, apabila apabila berbagai dimensi kehidupan hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan, dan keserasian antara moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai – nilai aktual di dalam masyarakat beradab. Sebagai suatu proses kegiatan yang meliputi berbagai pihak termasuk masyarakat dalam kerangka pencapaian tujuan, adalah keharusan untuk melihat penegakan hukum pidana sebagai sistem peradilan pidana. 13 Sistem peradilan pidana pelaksanaan dan penyelenggaraan penegakan hukum pidana melibatkan badan-badan yang masing-masing memiliki fungsi sendiri- sendiri. Badan-badan tersebut yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan. Dalam kerangka kerja sistematik ini tindakan badan yang satu akan berpengaruh pada badan yang lainnya. Instansi-instansi tersebut masing-masing menetapkan hukum dalam bidang dan wewenangnya. Penegakan hukum dilandaskan pada pendekatan sistem, yaitu mempergunakan segenap unsur di dalamnya sebagai suatu kesatuan yang saling interelasi dan mempengaruhi. Artinya penegakan hukum merupakan satu kesatuan yang tidak 13 Mardjono Reksodiputro. Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Melihat Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas – Batas Toleransi, Pusat Keadilan dan Pengabdian Hukum, Jakarta, 1994. Hlm 76 dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena saling berkaitan dan mempengaruhi. Munurut Joseph Goldstein sebagaimana dikutip Mardjono Reksodiputro penegakan hukum harus diartikan dalam kerangka tiga konsep, yaitu 14 : 1. Konsep penegakan hukum yang bersifat total total enforcement concept yang menuntut agar semua nilai yang ada dibelakang norma hukum tersebut ditegakkan tanpa terkecuali. 2. Konsep penegakan hukum yang bersifat penuh full enforcement concept yang menyadari bahwa konsep total perlu dibatasi dengan hukum acara dan sebagainya demi perlindungan kepentingan individual. 3. Konsep penegakkan hukum actual actual enforcement concept yang muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan hukum karena keterbatasan keterbatasan, baik yang berkaitan dengan sarana, kualitas sumber daya manusianya, perundang – undangannya dan kurangnya partisipasi masyarakat. Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk meniptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup . Pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai berikut: 1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini dibatasi pada undang-undang saja. 2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum. 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 14 Mardjono Reksodiputro. Op.Cit. Hlm 76 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 15 Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas penegakan hukum. Dengan demikian, maka kelima faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut dengan mengetengahkan contoh-contoh yang diambil dari kehidupan masyarakat Indonesia. 16 1. Undang-undang Undang-undang dalam arti material adalah peraturan tertulis yang berlaku umum dan dibuat oleh Penguasa Pusat maupun Daerah yang sah . Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa asas yang tujuannya adalah agar undang-undang tersebut mempunyai dampak yang positif. Asas-asas tersebut antara lain a. Undang-undang tidak berlaku surut. b. Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,mempunyai kedudukan yang lebih tinggi pula. c. Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama. d. Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu. e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat. 15 Soekanto, Soerjono, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, Rineka Cipta. Jakarta. 1986. Hlm.8-11 16 Ibid f. Undang-undang merupakan suatu sarana untuk mencapai kesejahteraan spiritual dan materiel bagi masyarakat maupun pribadi, melalui pelestaian ataupun pembaharuan inovasi. 2. Penegak Hukum Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat, yang hendaknya mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan aspirasi masyarakat. Mereka harus dapat berkomunikasi dan mendapat pengertian dari golongan sasaran, disamping mampu menjalankan atau membawakan peranan yang dapat diterima oleh mereka. Ada beberapa halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan peranan yang seharusnya dari golongan sasaran atau penegak hukum, hambatan tersebut, adalah: a. Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan pihak lain dengan siapa dia berinteraksi. b. Tingkat aspirasi yang relatif belum tinggi. c. Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan, sehingga sulit sekali untuk membuat proyeksi. d. Belum ada kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan material. e. Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan konservatisme. Hambatan tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri dengan sikap-sikap, sebagai berikut: 1. Sikap yang terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru.