Kerangka Teoritis dan Konseptual

Istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Analisis Analsis merupakan kegiatan penelitian suatu peristiwa atau kejadian karangan, perbuatan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab- musabab, duduk perkaranya, dan analisis juga merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; b. Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. c. Diversi dan Restoratif justice Pengertian diversi dalam Undang-Undang No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Sedangkan restorative justice adalah proses dimana semua pihak yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut bermusyawarah untuk memecahkan masalah dan memikirkan bagaimana mengatasi masalah tersebut serta akibat yang akan terjadi pada masa yang akan datang. 7 d. Anak Anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 8 e. Perkosaan Tindak pidana perkosaan sebagaimana diatur dalam Pasal 285 KUHP adalah: “Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama- lamanya dua belas tahun”. 7 http:anjarnawanyep.wordpress.comkonsep-diversi-dan-restorative-justice diakses pada hari rabu tanggal 08 oktober 2014 8 Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Undang-Undang No.35 Tahun 2014

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan terhadap keseluruhan isi skipsi ini secara berturut-turut terdiri atas lima bab, masing-masing mempunyai keterikatan satu dengan yang lainnya, sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut : I. PENDAHULUAN Pada awal bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal tentang penelitian yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan untuk memberikan pemahaman terhadap isi penelitian ini secara garis besar. II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka teori dan kerangka pemikiran. Kerangka teori meliputi tinjauan umum tentang diversi dan restoratif justice, tinjauan umum tindak pidana perkosaan , tinjauan umum tentang anak dalam Undang-undang anak. III. METODE PENELITIAN Berisikan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat berdasarkan hasil penelitian dari pokok permasalahan tentang bagaimanakah penerapan Diversi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak tentang anak yang melakukan Tindak Pidana Perkosaan dan apakah faktor penghambat dalam penerapan diversi terhadap anak yang melakukan Tindak Pidana Perkosaan. V. PENUTUP Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dari pembahasan yang menghasilkan jawaban permasalahan dari hasil penelitian serta saran-saran dari penulis sebagai alternatif dari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan hasil penelitian demi perbaikan di masa yang akan datang serta dapat menambah wawasan tentang ilmu hukum khususnya hukum acara pidana II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Diversi 1. Pengertian Diversi

Diversion as program and practices which are employed for young people who have initial contact with the police, but are diverstedfrom the traditional juvenile justice processes before childrens court adjudication. 1 Diterjemahkan oleh penulis sebagai berikut: Diversi adalah suatu program dan latihan-latihan yang mana diajarkan bagi anak - anak yang mempunyai urusan dengan polisi, sebagai pengalihan dari proses peradilan anak seperti biasanya, sebelum diajukan ke pemeriksaan pengadilan. Menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Konsep diversi tertuang dalam Undang-Undang No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Konsep Diversi serta konsep Restorative Justice telah muncul lebih dari dua puluh tahun yang lalu sebagai alternative penyelesaian perkara pidana anak. Kelompok Kerja Peradilan Anak Perserikatan Bangsa- Bangsa PBB mendefinisikan Restorative Justice sebagai suatu proses semua 1 Kenneth Polk, 2003, Juvenile Diversion in Australia: A National Review, Sydney Australia, Departement of JuvenileJustice and Held, Hlm. 2. pihak yang berhubungan dengan tindak pidana tertentu duduk bersama-sama untuk memecahkan masalah dan memikirkan bagaimana mengatasi akibat pada masa yang akan dating. Proses ini pada dasarnya dilakukan melalui diskresi kebijakan dan diversi, yaitu pengalihan dari proses pengadilan pidana ke luar proses formal untuk diselesaikan secara musyawarah. Penyelesaian melalui musyawarah sebetulnya bukan hal baru bagi Indonesia, bahkan hukum adat di Indonesia tidak membedakan penyelesaian perkara pidana dan perdata, semua perkara dapat diselesaikan secara musyawarah dengan tujuan untuk mendapatkan keseimbangan atau pemulihan keadaan. Dengan menggunakan metode restorative, hasil yang diharapkan ialah berkurangnya jumlah anak anak yang ditangkap, ditahan dan divonis penjara, menghapuskan stigma dan mengembalikan anak menjadi manusia normal sehingga diharapkan dapat berguna kelak di kemudian hari. Adapun sebagai mediator dalam musyawarah dapat diambil dari tokoh masyarakat yang terpercaya dan jika kejadiannya di sekolah, dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau guru. 2 Ide diversi sebagai bentuk pengalihan atau penyampingan penanganan kenakalan anak dari proses peradilan anak konvesional, kearah penanganan anak yang lebih bersifat pelayanan kemasyarakatan, dan ide diversi dilakukan untuk menghindarkan anak pelaku dari dampak negatif praktek penyelenggaraan peradilan anak. 2 Anjar Nawany konsep diversi dan restorative justice http:anjarnawanyep.wordpress.com konsep-diversi-dan-restorative-justice diakses pada hari senin tanggal 31 Agustus 2014 pada pukul 11:51