aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya menghasilkan keuntungan, rumus dalam menghitung Return on Asset, Munawir, 2004 adalah :
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan harta- harta yang dimilikinya atau perputaran dari aktiva-aktiva tersebut. Beberapa contoh dari rasio
aktivitas adalah rasio perputaran piutang dan rasio perputaran aktiva.
5. Rasio Pasar
Rasio ini menujukan informasi perusahaan yang diungkapkan dalam basisi per saham. Dalam penelitian ini rasio pasar yang digunakan adalah Price earning Ratio. Price earning Ratio
adalah rasio yang digunakan untuk memperkirakan nilai saham dengan cara membagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share. Menurut Subramanyam 2010 rumus yang
digunakan dalam menghitung Price earning Ratio adalah:
PER =
Harga Pasar per Lembar Saham Laba per Lembar Saham
2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukan suatu perusahaan apakah tergolong dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, atau perusahaan besar. Kriteria ukuran perusahaan dapat dinilai dari
omset penjualan, jumlah produk yang dijual, modal perusahaan dan total asset. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih
kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal Elton dan Gruber, 1994 dalam Jogiyanto, 2007. Perusahaan besar mengindikasikan tingkat pengembalin
yang baik. Dalam teori akuntansi positif menyatakan bahwa ukuran perusahaan digunakan sebagai biaya politik dan biaya politik akan meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran dan
risiko perusahaan Watts dan Zimmerman,1978 dalam Sukartha, 2007. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari
berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur juga akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki kemungkinan lebih besar dalam hal menarik
para investor. Untuk mendapatkan angka ukuran perusahaan dapat dicari dengan rumus:
2.3 Laporan Keuangan 2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan, kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan
atau rugi laba. Laporan rugi laba dan neraca merupakan daftar yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Kedua laporan ini juga
Firm Size = log Total Asset
dijadikan sebagai salah satu dasar dalam menilai posisi kekayaan, selain itu juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan keputusan untuk periode selanjutnya.
1. Munawir 2004 menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. 2. IAI 2009 terdapat penjelasan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. 3. Baridwan 2005 menjelaskan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
4. Syafri 1997 pengertian lain dari Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memiliki beberapa tujuan, salah satu yang tercantum dalam PSAK No. 1 tahun 2009 adalah untuk menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, tujuan lainnya adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. adapun tujuan-tujuan lainnya adalah :
1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan.
2. Memberikan informasi keuangan mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
3. Memberikan informasi keuangan yang membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan.
2.3.3 Komponen Laporan Keuangan
Beberapa bentuk laporan keuangan yang umum digunakan perusahaan adalah:
1. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal yang bertujuan untuk
menunjukan posisi keuangan dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Menurut Baridwan 2005 Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal
tertentu, keadaan keuangan ini ditunjukan dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan dan jumlah kewajiban perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi merupakan catatan sitematis yang berisi tentang penghasilan, biaya, rugi laba
yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu, umumnya satu tahun. Dalam penyusunan laporan keuangan metode yang dapat digunakan adalah multiple step dan single
step. Metode multi step adalah metode penyusunan laporan keuangan dengan bentuk bertahap, sedangkan metode single step adalah motode penyusunan laporan keuangan dengan
mengurangkan semua beban terhadap seluruh pendapatan, Soemarso 2004.
3. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas adalah laporan yang brisikan sumber dan penggunaan kas selama satu
periode. Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode, Baridwan, 2005.
Metode dalam menyusun laporan arus kas terdiri dari metode langsung dan metode tidak langsung, komponen aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu
penerimaan dan penggunaan kas yang berasal dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. 4. Laporan Perubahan Modal
Menurut Soemarso 2004 menerangkan bahwa laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
Dalam laporan perubahan modal dijelaskan mengenai modal awal dan besarnya laba yang diperoleh sehingga mempengaruhi jumlah modal akhir.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lainnya. Catatan laporan keuangan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Beberapa komponen dalam laporan keuangan memerlukan penjelasan lebih
agar tidak menimbulkan kekeliruan, misalnya penjelasan tentang metode penyusutan yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
2.3.4 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran mengenai keuangan perusahaan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Kasmir 2010
menjelaskan bahwa dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan degan kaidah yang
berlaku, yakni bersifat historis serta menyeluruh. Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu yang sudah lewat dari masa sekarang. Bersifat
menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin sesuai standar yang ditetapkan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara:
a. Fakta yang telah dicatat, berarti laporan keuangan ini dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi.
b. Prinsip–prinsip dan standar didalam akuntansi, yang berarti laporan keuangan disusun berdasarkan prosedur yang lazim dalam akuntansi.
c. Pendapat pribadi, pendapat pribadi dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh dalil-dalil yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan,
namun semua itu tergantung pada manajemen perusahaan yang bersangkutan.
2.3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Dari sifat-sifat laporan keuangan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan memiliki keterbatasan antara lain :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang bersifat sementara dan bukan merupakan
laporan yang final. Yang berarti tidak menunjukan nilai realisasi dimana terdapat pandapat- pendapat pribadi dari Akuntan atau manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukan angka dalam jumlah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berubah-
ubah. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku book value yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu dan tanggal yang lalu dimana daya beli purchasing power uang
tersebut semakin menurun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan unit yang dijual
semakin besar. Jadi suatu analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan menghasilkan kesimpulam
yang keliru. d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang, seperti reputasi dan prestasi perusahaan.
2.4 Analisa Laporaan Keuangan 2.4.1